Prajurit Tewas Ditembak KKB, Panglima TNI Evaluasi Operasi Selamatkan Pilot Susi Air
Merdeka.com - Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia (Kapuspen TNI) Laksda Julius Widjojono memastikan, akan melakukan evaluasi operasi penyelamatan pilot Susi Air yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Hal ini dilakukan usai anggota TNI bernama Pratu Miftahul Arifin tewas ditembak KKB.
“Panglima TNI ke depan adalah untuk melakukan evaluasi mendalam berkaitan dengan peristiwa ini,” kata Julius saat jumpa pers, Minggu (16/4).
Julius menambahkan, evaluasi mendalam dimaksud adalah dengan mengukur jenis operasi yang dilakukan. Sebab, Panglima TNI berpesan tiap operasi dilakukan harus tetap mengedepankan sisi humanis. Tujuannya, mengurangi jatuhnya korban.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Bagaimana TNI menilai kinerja di desa? Aspek penilaian penghargaan ini meliputi aspek pembinaan teritorial aparat kewilayahan (Babinsa), aspek Kamtibmas, pembangunan, dan pelayanan publik.
-
Bagaimana cara Marsekal Suryadi mengetahui kondisi TNI AU? Suryadarma Pun Sering Blusukan Hingga ke Pangkalan TNI AU yang Terpencil. Hal ini dilakukannya diam-diam untuk mengetahui kondisi yang sesungguhnya terjadi.
-
Siapa yang memimpin misi TNI? Mereka harus menyelundupkan senjata untuk membantu Bangsa Aljazair yang berjuang demi kemerdekaannya.
-
Apa tugas dari Panglima TNI? Dengan mempertimbangkan banyak aspek dan kepentingan nasional.
-
Apa tugas utama TNI? Tugas pokok TNI dibagi 2(dua) yaitu: operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang.
“Disampaikan Bapak Panglima TNI beberapa waktu yang lalu. Bahwa satu operasi dan operasi lainnya saling berkesinambungan untuk menjaga mengurangi jumlah korban,” urai Julius.
Sejauh ini, Julius memastikan korban jatuh dalam operasi terkait hanya satu jiwa. Terkait informasi yang menyebut ada korban jiwa lain, hal itu belum dapat dikonfirmasi.
“Saya mohon kepada rekan media untuk mengacu informasi yang kami berikan,” dia menandasi.
Dalam operasi ini, diketahui satu prajurit bernama Pratu Miftahul Arifin. Almarhum dinyatakan tewas usai bertempur melawan KKB di Nduga dalam operasi penyelamatan sandera pilot Susi Air.
"Panglima TNI turut berduka cita atas gugurnya prajurit terbaik TNI atas nama Pratu Miftahul Arifin yang gugur pada 15 April 2023 pukul 16.30 WIB," Julius menutup.
Reporter: Radityo
Sumber: Liputan6.com.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KNKT akan memeriksa seluruh serpihan dan menganalisis percakapan pilot dengan petugas pengaturan lalu lintas udara untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat.
Baca SelengkapnyaIa menegaskan, meski adanya ratusan ribuan prajurit TNI, pihaknya tetap melakukan evaluasi jika ada kasus yang melibatkan anggota.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subiyanto angkat bicara terkait pembebasan Pilot Pesawat Susi Air Kapten Philip Mark Merthens disandara hampir 1,5 tahun oleh KKB.
Baca SelengkapnyaKapolri Listyo Sigit menyampaikan terima kasih kepada TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Operasi Damai Cartenz
Baca SelengkapnyaSyarif mengatakan, alutsista memang menjadi perhatian Komisi I DPR.
Baca SelengkapnyaMahfud yakin TNI akan mengganjar hukuman tegas untuk prajurit yang bersalah.
Baca SelengkapnyaApabila menyangkut evaluasi pos penempatan perwira TNI pada jabatan sipil tentu harus evaluasi undang-undang.
Baca SelengkapnyaJenazah Mayor Purn Suwanda dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.
Baca SelengkapnyaTNI berencana membayar uang tebusan senilai Rp5 Miliar demi membebaskan Pilot Susi Air. Namun hal itu diprotes oleh DPR
Baca SelengkapnyaDia tidak menampik hal itu dilakukan secara menyeluruh.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Pesawat Polri Ditembak KKB saat Mendarat di Intan Jaya, Berujung Baku Tembak
Baca SelengkapnyaJokowi enggan membeberkan proses negosiasi yang dilakukan untuk membebaskan pilot Philip dari sandera KKB
Baca Selengkapnya