Prajurit TNI AU perusak kotak infak di Sari rejo diadukan ke POM

Merdeka.com - Warga tetap memperkarakan tindakan represif dilakukan anggota TNI AU di Kelurahan Sari Rejo, Polonia, Medan. Setelah para jurnalis, pengurus dua masjid bersama korban kekerasan di lingkungan rumah ibadah itu mengadu ke Polisi Militer (POM) AU, di Lanud Soewondo, Rabu (24/8).
"Ada 4 laporan yang dibuat, masing-masing dari pengurus Masjid Al Hasanah, Jalan Teratai, dan Masjid Silaturrahim, Jalan Antariksa, dan dua laporan lagi dibuat warga yang diambil dari masjid dan menjadi korban kekerasan," kata Koordinator Tim Aliansi Ormas Islam Sumatera Utara Pembela Masjid, Affan Lubis, yang mendampingi korban saat membuat laporan.
Laporan pengaduan masing-masing dibuat Imam Rizqi Istiqlal, pemuda Masjid Al Hasanah yang dianiaya personel TNI AU; Gopar Ismail, Soleh, Suparno dari Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Al Hasanah, serta Suyadi dan Muhammad Yani merupakan pengurus BKM Silahturrahim.
"Suparno juga membuat laporan tersendiri karena dia ditarik keluar masjid, dan dibawa dengan kerah ditarik hingga bajunya robek," ujar Affan.
Pengurus BKM Al Hasanah melaporkan tindak penistaan masjid terjadi, dalam bentrokan antara personel TNI AU dengan warga, pada Senin (15/8). Mereka mengadukan perusakan kotak infak dan para prajurit yang masuk melewati batas suci masjid, tanpa membuka alas kaki.
Pengurus BKM Silaturrahim juga mengadukan tindakan personel TNI AU memukul terhadap pengurus masjid. Sebab, personel TNI AU lengkap dengan tameng, pentungan, dan helm juga masuk ke area suci masjid tanpa membuka sepatu.
"Kita telah menunjukkan rekaman CCTV. Kita juga siap menghadirkan saksi yang melihat langsung kejadian itu," sambung Affan.
Laporan pengurus BKM Al Hasanah atas nama Gofar Ismail diterima Serka Jujur Sihombing. Sedangkan laporan dibuat Imam Rizqi Istiqlal diterima Serma Ariyanto.
Affan berharap kasus ini segera diusut. Para pelaku harus ditindak sesuai hukum berlaku dan tidak terhenti hanya pada prajurit di lapangan, tetapi juga pada pemberi perintah.
"Bahkan tidak tertutup kemungkinan ada pihak lain yang terlibat sehingga terjadi bentrok ini. Kami minta itu segera diungkap," tegas Affan.
Tim Aliansi Ormas Islam juga meminta agar korban pemukulan segera divisum. Mereka khawatir bekas tindak kekerasan itu akan hilang jika kasus itu dibiarkan terlalu lama.
"Sekarang masih terlihat karena si Imam itu mengalami retak pada tulang kepalanya," jelas Affan.
Seperti diberitakan, tindakan represif personel TNI AU terjadi menyusul kericuhan dalam aksi unjuk rasa di Jalan SMA 2, Polonia, Medan, Senin (15/8) sore. Sekurangnya sepuluh orang terluka, termasuk 2 orang wartawan yang dianiaya aparat TNI AU. Dari 8 warga yang terluka juga terdapat 5 orang yang mengalami luka tembak.
Sejumlah prajurit TNI juga terekam kamera CCTV Masjid Al Hasanah dan Silaturrahim ketika melakukan tindakan represif itu. Dua personel terekam merusak kotak infak dan seorang lainnya tampak bergerak seperti memungut benda dari sekitar kotak infak dan memasukkan ke kantong celana. Di Masjid Silaturrahim, ada personel berseragam masuk ke rumah ibadah itu tanpa melepas sepatu. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya