Pramono Edhie minta rakyat sadar bahaya bencana alam
Merdeka.com - Indonesia dikenal sebagai wilayah rawan bencana alam. Tetapi sampai saat ini, banyak warga yang masih belum paham akan bahaya itu dan memiliki sikap tanggap bencana.
Menurut peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo, masyarakat mesti diajari mengenal bahaya bencana sesuai tempat mereka tinggal. Dia mengatakan, hal itu tidak bisa diserahkan hanya kepada rakyat.
"Harus diberi pemahaman. Andai dia tinggal di pegunungan, apa bahayanya. Pasti gunung meletus, longsor. Kalau dia tinggal di pantai beri pengetahuan soal tsunami," kata Pramono kepada awak media di Hotel Shangri-La, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/2).
-
Bagaimana cara warga mengantisipasi bencana? Warga diminta update informasi Untuk mengantisipasi dampak besar, BMKG kemudian meminta masyarakat agar sering-sering mengupdate informasi, untuk patokan beraktivitas di luar rumah.
-
Siapa yang terlibat mitigasi bencana? Mitigasi bencana melibatkan berbagai tindakan dan strategi untuk mengurangi risiko serta dampak bencana.
-
Mengapa warga khawatir menggunakan air tercemar? Warga tak berani menggunakannya air karena khawatir berpengaruh terhadap kesehatan.
-
Apa saja bencana yang mungkin terjadi? Adapun kejadian itu berdampak pada munculnya longsor, guguran bebatuan atau erosi tanah dalam skala menengah, lalu peningkatan volume air sungai dan timbulnya banjir.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
Selain itu, Pramono berharap pemerintah daerah menjalankan kewajibannya. Menurut dia, para kepala daerah harus paham daerah tempat mereka tinggal dan potensi bencana yang dapat timbul.
Pramono meminta, pembangunan infrastruktur penampungan korban bencana, seperti gedung sekolah atau balai rakyat harus sesuai rencana. Karena menurut dia, jangan sampai tempat hunian sementara itu justru menyulitkan para pengungsi yang dikhawatirkan menambah penderitaan diri sendiri dan orang lain.
"Ada satu kejadian, saat Gunung Merapi meletus, yang ambruk duluan gedung sekolah. Siapa yang tanggung jawab?," ujar Pramono. (mdk/tyo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah perlu memperhatikan penanggulangan bencana Megathrust ini sesuai Undang-Undang tentang Penanggulangan Bencana.
Baca SelengkapnyaMenurut Puan Maharani, infrastruktur yang kokoh akan mengurangi risiko bencana alam akibat cuaca ekstrem.
Baca SelengkapnyaSuharyanto menerangkan, kesiapsiagaan tersebut dilatarbelakangi prediksi oleh para ilmuan dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Baca SelengkapnyaDari gempa bumi hingga banjir, bencana alam telah menjadi ancaman konstan bagi manusia sepanjang peradaban.
Baca SelengkapnyaMeski tinggi risiko, warga di sekitar pantai mengaku tak ingin pindah atau mencari tempat tinggal baru yang lebih aman.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa masih menghantui warga Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, sekitar 10 ribu jiwa memilih tinggal di pengungsian.
Baca SelengkapnyaTindakan ini tidak hanya membahayakan bagi diri sendiri, namun juga masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaPuan Maharani meminta Pemerintah melakukan mitigasi dan memperkuat sistem early warning, terutama di daerah rawan bencana.
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, diperlukan penataan kawasan rawan bencana dengan memastikan tata ruang yang kokoh.
Baca SelengkapnyaBMKG sebelumnya mengatakan, gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.
Baca SelengkapnyaBPBD selalu siaga dan melakukan langkah antisipatif agar bencana hidrometeorologi tidak terjadi
Baca SelengkapnyaBPBD DKI Jakarta meminta warga agar tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir di wilayah Ibu Kota.
Baca Selengkapnya