Prarekonstruksi, Begini Kesadisan HS Habisi Satu Keluarga di Bekasi
Merdeka.com - Polda Metro Jaya menggelar prarekontruksi pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Jawa Barat. Sebanyak empat orang yang menjadi korban kekejian HS yakni Diperum Nainggolan (38), Maya Ambarita (37) beserta dua anaknya Sarah (9) dan Arya (7).
Pelaku HS menjalani 35 adegan yang dipimpin Kanit I Resmob Polda Metro Jaya Kompol Malvin. Pada adegan pertama HS terlebih tiba di rumah korban sekitar pukul 21.00. Setibanya di rumah, HS bersama Diperum dan Maya langsung mengobrol di ruang tamu.
Saat diadegan keenam, HS merasa sakit hati dengan omongan Diperum karena ia dipersilakan untuk menginap di rumahnya. Namun, tidur di halaman belakang rumah korban.
-
Siapa yang dibunuh di Bengkulu? Thomas Parr yang dulunya merupakan seorang Residen pada masa penjajahan Inggris di Benteng Malborough. Tugu yang tak jauh dari benteng ini dibangun untuk memperingati Thomas Parr yang tewas terbunuh oleh masyarakat Bengkulu.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Kenapa korban dibunuh? 'Oleh karena pelaku menolak untuk membayar 100 ribu selanjutnya korban memaki-maki dan mengancam pelaku dengan kata-kata yang kasar dan mengancam untuk memanggil abang-abang (keluarga) yang daripada korban,' kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Kamis (25/4).
-
Kenapa anak korban merasa sedih? 'Ma? Cepet banget perginya? Yeyen Nakal ya? Yeyen minta maaf ya ma sudah jadi anak yang kurang baik. Mama enggak perlu mikirin Yen lagi ya, di sini Yen baik. Mama baik di sana ya, Yen sayang banget sama mama,' tutur dia.
-
Siapa yang dibunuh secara sadis? Hasil analisis menunjukkan, kedua mumi laki-laki ini mengalami kematian di tempat akibat tindakan kekerasan yang disengaja.
-
Dimana korban dibunuh? Keduanya sepakat untuk bertemu di indekos milik N yang berlokasi di Jalan Raya Perjuangan, Gang Kaum No 35, Kecamatan Teluk Pucung, Bekasi Utara dengan tarif Rp300 ribu sekali main.
"Pada saat mengobrol, tersangka HS mendengar kata-kata yang tidak enak didengar yaitu nginep atau enggak kamu, kalau kamu nginep nanti enggak enak sama abang kita Douglas. Diperum berkata ke HS dengan bahasa batak yang artinya kamu tidur di belakang saja kayak sampah kamu," kata Malvin di gedung mainhall Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (19/11).
Mendengar perkataan itu, emosi HS langsung tersulut. Ia langsung beranjak pergi ke dapur untuk mengambil linggis yang pernah dilihatnya di dapur di bawah westafel.
Ketika HS mengambil linggis dari dapur, korban Maya dalam kondisi sedang tertidur lelap dengan posisi badan lurus dan kepala miring. Sedangkan, Diperum menonton TV sambil tidur persis di sebelah Maya dengan posisi saling berlawanan.
"HS memukul keras sebanyak satu kali kepala bagian atas Diperum dengan linggis sehingga Diperum pingsan atau tidak bergerak. Korban Maya boru sempat terbangun daei tidur dan langsung tersangka HS mukul kepalanya satu kali," ujarnya.
Karena mengetahui Maya masih sadar, HS langsung melayangkan linggis itu sebanyak dua kali lagi ke kepala Maya hingga terjatuh lagi dan tak sadarkan diri. Setelah keduanya sudah terlihat pingsan, HS pun kembali memukul Diperum sebanyak dua kali.
"Setelah itu tersangka HS menusuk leher Diperum Nainggolan dengan menggunakan bagian linggis yang tajam sebanyak tiga kali sehingga menyebabkan darah keluar sangat banyak dari bagian leher korban Diperum Nainggolan bahkan HS juga menusuk leher Maya sebanyak tiga kali," jelasnya.
Mengetahui kedua korban tak bernyawa, HS langsung menutupi wajah korban dengan bantal yang ada di atas sofa. Lalu, HS meletakkan linggis yang berlumur darah itu di sebelah kaki Maya. Usai meletakkan linggis, HS langsung duduk di sofa panjang sambil memandangi korban kenapa ia melakukan perbuatan itu.
Tak lama berselang, kedua anak korban Sarah dan Arya pun terbangun dan langsung keluar dari kamarnya. Dan saat itu, Sarah bertanya kepada HS ada apa dengan ibunya. HS pun menjawab ibunya sedang sakit dan kembali menyuruh keduanya masuk ke kamar.
"HS masuk kamar korban Sarah duduk menyuruh mereka tidur dan keduanya menuruti perintah HS. HS trdiam di antara korban Sarah dan Arya. HS mencekik Sarah dengan kedua tangan HS sampai Sarah enggak bernyawa dan tewas. Tutup pakai selimut, setelah itu dicekik," ucapnya.
"HS terdiam lagi dan tidak lama kemudian HS cekik Arya dengan kedua tangannya dan memastikan Arya tidak bernapas," tambahnya.
Melihat keduanya tak bernapas, HS kembali keluar dari kamar dan kembali duduk di sofa panjang depan TV. Tak lama berselang, HS pergi ke kamar Diperum dan menuju laci untuk mengambil uang Rp 2 juta, empat handphone merk Samsung dan satu kunci mobil yang langsung dimasukkan ke dalam tas selempang warna biru dongker yang ia bawa.
"HS dari kamar korban menuju ke kamar ambil linggis pakai tangan kanan, kemudian di lap dengan kasur busa yang ada di depan TV. Tujuannya menghilangkan darahnya. HS bawa barang milik korban ke luar rumah dan meninggalkan korban," tuturnya.
HS pun langsung bergegas pergi meninggalkan lokasi melalui pintu samping rumah korban dan menuju ke parkiran mobil yang dekat dengan rumah kakak korban yakni Douglas. Saat itu ada dua mobil yakni mobil box dan juga mobil merk Nissan.
"Tersangka HS membuka pintu bagian kiri tengah milik korban dan memasukkan linggis ke bagian bawah kursinya dan barang-barang di tas selempang di jok mobil bagian tengah. Buka pintu garasi, kemudian ke mobil dan menyalakan mobil langsung ke luar," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembunuhan tersebut dipicu masalah bisnis. Pelaku kesal tak mendapatkan bagi hasil.
Baca SelengkapnyaSeorang suami bunuh istri terjadi di sebuah rumah kontrakan, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
Baca SelengkapnyaKorban dibunuh kedua tersangka menggunakan pisau daging.
Baca SelengkapnyaTersangka membunuh tetangganya itu karena menyimpan dendam sepuluh tahun lamanya.
Baca SelengkapnyaWarga awalnya hanya mencium bau busuk dan tak mencurigai rumah korban menjadi sumber aroma tersebut.
Baca SelengkapnyaIbu korban menangis tiada henti saat mengantarkan empat peti jenazah anaknya ke TPU Perigi, Sawangan, Depok.
Baca SelengkapnyaPelaku bertindak normal setelah melakukan pembunuhan, sehingga warga tidak curiga.
Baca SelengkapnyaSaat peristiwa pembunuhan itu terjadi, kedua anak korban yang masih balita berada di dalam rumah kontrakan
Baca SelengkapnyaHasil penyelidikan polisi diketahui pembunuhan sadis itu dilatarbelakangi persoalan ekonomi dan sakit hati.
Baca SelengkapnyaPelaku masing-masing berinisial D (30), C (48), O (46) dan S (29). Keempatnnya pun terancam hukuman mati
Baca SelengkapnyaKorban tewas yakni WL (35), SW (34), VD (12), RJ (15) dan ZA (3). Kelimanya luka di bagian kepala.
Baca SelengkapnyaMeski belum dapat dipastikan penyebab jelasnya, korban dan pelaku dipastikan memiliki hubungan piutang.
Baca Selengkapnya