Prasetijo Mengaku Beri USD 20 Ribu, Tommy Sebut Jumlahnya USD 50 Ribu
Merdeka.com - Terdakwa Tommy Sumardi membantah kesaksian Brigjen Prasetijo Utomo terkait uang persahabatan USD 20 ribu. Hal ini dilakukan saat sidang lanjutan terkait perkara penghapusan red notice atas nama Djoko Segiarto Tjandra di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Pusat, Selasa (1/12).
Bantahan Tommy tersebut disampaikan setelah Hakim Ketua Muhammad Damis memberikan kesempatan kepadanya untuk memberi tanggapan atas kesaksian Prasetijo Utomo.
"Sekarang saya butuh tanggapan saudara atas keterangan saksi," kata hakim kepada Tommy.
-
Siapa yang memberikan uang saku kepada Pratama Arhan? Arhan adalah sosok yang berperan penting dalam timnas Indonesia, dengan keahlian khusus dalam lemparan jauh.Setiap kali dipanggil untuk bermain bersama timnas Indonesia, Arhan selalu diberikan uang saku.
-
Siapa yang memberikan sedekah 2 miliar? Di sisi lain, April juga kembali mendapat cibiran dan hujatan ketika ia memamerkan sang suami yang baru saja memberikan sedekah dengan nominal 2 miliar.
-
Siapa yang memberikan amplop Rp1 Miliar? Namun, ia mengakui bahwa acara tersebut menghasilkan keuntungan karena dua konglomerat memberikan amplop sebesar Rp1 miliar. Para dermawan besar tersebut adalah Tahir dari Bank Mayapada dan Prajogo Pangestu.
-
Siapa yang diminta membayar pungutan Rp10 juta? Miris, seorang warga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, batal menerima bantuan bedah rumah dari pemda setempat.Bukan tanpa alasan warga bernama Ahmad Turmudzi (49) itu tidak jadi mendapatkan bantuan renovasi. Sebab, agar perbaikan bisa dilaksanakan dirinya diduga harus membayar uang pungutan sebesar Rp10 juta.
-
Siapa yang disebut mendapat tawaran uang? Uang bernilai fantastis itu disebut agar Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mundur dari posisinya selaku calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.
-
Siapa yang mendapatkan uang jajan Rp 10 juta? Devano menerima tunjangan bulanan sampai dengan Rp 10.000.000 dari orang tuanya.
"Banyak yang tidak benar yang mulia," jawab Tommy.
"Silakan diberi tanggapi sekarang. Satu, saya yang arahkan saudara kalau bertanya saudara. Tadi ada keterangan saksi yang mengatakan bahwa yang saudara serahkan ke saksi ini, saksi Prasetijo hanya USD 20 ribu. Berapa?" tanya hakim.
"Semua itu pertama yang dilihat di mobil, kok banyak banget Ji, uang siapa itu? Saya bilang saya akan serahkan sana, ini saya bagi dua. Itu yang pertama yang mulia," jawab Tommy.
"Jumlahnya berapa?" tanya hakim.
"Jumlahnya USD 50 ribu," jawab Tommy.
"Berarti bukan 20 ribu?" tanya kembali hakim.
"Oh bukan yang mulia, USD 50 ribu," jawab Tommy.
Dalam sidang tersebut, Tommy juga mengaku tak hanya sekali saja memberikan uang sebesar USD 50 ribu. Namun, jumlah tersebut ia berikan sebanyak dua kali. Sehingga total uang yang diberikan kepada Prasetijo sebanyak USD 100 ribu.
Dalam kesempatan yang sama, hakim pun langsung bertanya kepada Prasetijo terkait yang disampaikan oleh Tommy. Namun, Prasetijo mengaku, tetap pada keterangannya terkait uang USD 20 ribu.
"Saudara saksi itu keberatan keterangan terdakwa terhadap saudara terkait penerimaan sejumlah uang USD 100 ribu penyerahan dua kali?" tanya hakim.
"Saya tetap dengan keterangan saya yang mulia," jawab Prasetijo.
Terima Uang Persahabatan
Sebelumnya, Brigjen Prasetijo Utomo dihadirkan dalam persidangan perkara penghapusan red notice atas nama Djoko Soegiarto Tjandra dengan terdakwa Tommy Sumardi. Sidang ini digelar di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Pusat, Selasa (1/12).
Dalam persidangan, Prasetijo mengungkapkan, pernah diberikan uang sebesar USD 20 ribu oleh Tommy Sumardi saat ingin bertemu dengan Irjen Napoleon Bonaparte, pada 4 Mei 2020.
Hal ini ia katakan saat jaksa penuntut umum membacakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan menanyakan kembali kepada Prasetijo.
"Saya jelasin bahwa dari setelah saya turun dari mobilnya saya masuk ke mobil terdakwa, kami menuju lobby TNCC. Dari situ kami turun, kami naik ke tempat Napoleon di situ kami tanya ke ajudan Pak Frans, kemudian Frans bapak ada. Enggak ada," ujar Prasetijo.
Mengetahui Napoleon tak ada, Prasetijo pun meminta Tommy untuk menelepon Napoleon. Namun, ia mengaku tidak tahu apakah Tommy menelepon atau tidak.
Kemudian, mereka berdua pun turun ke bawah secara bersamaan untuk meninggalkan gedung TNCC. Namun, saat keduanya ingin pergi, tiba-tiba saja Prasetijo dipanggil oleh Tommy untuk masuk ke dalam mobil.
"Akhirnya kita turun, ketika turun kemudian kita mau pisah saya diminta masuk ke mobil beliau. Di dalam mobil tersebut tiba-tiba dia ambil, terus kemudian dia ambil uang serahkan ke saya ini bro untuk lu," jelasnya.
"Ji ini apaan, udah ambil aja. Apaan ini ji, ini uang untuk lo 'uang persahabatan'. Uang apa nih ji? Udah, kan lo sering bantu saya. Di situ terlintas di benak saya, memang selama ini saya pernah bantu pak Haji ini (Tommy)," tambahnya.
"Tadi kan ada dua ikat, masing-masing 10 ribu dolar? terima?," tanya majelis hakim.
"Saya terima yang mulia," jawab Tommy.
Dakwaan
Pada dakwaan disebutkan, jika gedung TNCC Polri merupakan salah satu lokasi yang dijadikan suap penghapusan red notice Djoko Tjandra.
Dakwaan menyebut, Tommy Sumardi dengan membawa paper bag warna putih bersama Brigjen Prasetijo masuk ke ruangan Irjen Napoleon Bonaparte di lantai 11. Saat itu Tommy menyerahkan uang kepada Irjen Napoleon dan meninggalkan gedung TNCC.
Pengusaha Tommy Sumardi didakwa menjadi perantara suap terhadap Irjen Napoleon Bonaparte sebesar SGD200 ribu dan USD270 ribu, serta kepada Brigjen Prasetijo Utomo senilai USD150 ribu.
Uang tersebut dari terpidana kasus hak tagih Bank Bali Djoko Soegiarto Tjandra. Suap itu ditujukan agar nama Djoko Tjandra dihapus dalam red notice atau Daftar Pencarian Orang Interpol Polri.
Jaksa juga mendakwa Djoko Tjandra memberikan suap kepada Irjen Napoleon sebanyak SGD200 ribu dan USD270 ribu. Djoko Tjandra juga didakwa memberikan suap kepada Brigjen Prasetijo sebesar USD150 ribu. (mdk/fik)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terdapat pengakuan jujur prajurit yang ternyata menarik perhatian. Ia mengungkap bahwa dalam keluarga kecilnya, istri justru lebih galak.
Baca SelengkapnyaWindi memberikan suntikan dana itu secara langsung di parkiran Hotel Grand Hyatt, Jakarta.
Baca SelengkapnyaRafael Alun juga didakwa mencuci uang ketika menjabat sebagai PNS pada Ditjen Pajak sejak 2011 hingga 2023..
Baca Selengkapnya