Prediksi Jokowi soal masa depan koran & TV tak lagi disuka anak muda
Merdeka.com - Kemajuan teknologi membuat banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat. Semua seolah berpindah dari konvensional menjadi serba online. Industri media juga terancam atas kehadiran internet.
Ancaman menyasar koran dan televisi. Dua media itu diprediksi bakal ditinggal para pelanggannya, terutama anak muda. Mudahnya mendapat internet melalui ponsel pintar membuat mereka akan lebih memilih beralih. Apalagi informasi didapat juga lebih cepat.
Kondisi ini diprediksi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia melihat lima hingga 15 tahun mendatang, perubahan akan sangat cepat. Sehingga anak muda sudah seharusnya dipersiapkan.
-
Bagaimana internet mengubah dunia? Revolusi teknologi dan internet telah mengubah dunia dalam banyak cara. Ini telah menghubungkan miliaran orang di seluruh dunia, memfasilitasi komunikasi global, perdagangan elektronik, dan berbagai bentuk kolaborasi.
-
Apa itu perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia.
-
Bagaimana teknologi mengubah interaksi? Teknologi komunikasi seperti smartphone dan aplikasi pesan instan telah mengubah cara kita berinteraksi satu sama lain.
-
Bagaimana teknologi mempengaruhi komunikasi? Sebagai contoh, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memungkinkan komunikasi menjadi lebih cepat, mudah, murah, dan luas.
-
Bagaimana Informatika di era modern membentuk transformasi digital? Informatika berperan sebagai pendorong utama dalam proses transformasi digital di sektor bisnis. Beberapa kontribusinya meliputi: Penerapan sistem manajemen sumber daya perusahaan (ERP) Pengembangan platform e-commerce dan pasar digital Analisis data pelanggan untuk meningkatkan personalisasi layanan Otomatisasi proses bisnis guna meningkatkan efisiensi Penerapan teknologi cloud untuk meningkatkan fleksibilitas dan skalabilitas
-
Dimana internet mati berdampak pada masyarakat? 1 tahunSetelah satu tahun, adaptasi besar-besaran akan dilakukan oleh seluruh masyarakat. Di antara negara-negara berkembang, banyak negara yang telah membangun kembali jaringan telepon tetap/landline.
"Ke depan mereka (anak-anak) tidak akan lagi membaca koran. Tidak lagi melihat tv. Mereka akan melihat semuanya lewat smartphone atau gawai yang mereka punya," kata Jokowi di Yogyakarta, Sabtu kemarin.
Perubahan cepat ini, kata Jokowi, juga akan memengaruhi landscape politik, global, nasional dan daerah. Untuk itu, para guru diminta tidak ketinggalan zaman. Ini diperlukan guna mengantisipasi para anak didiknya tidak melenceng akibat perkembangan zaman.
"Jangan sampai mereka (anak-anak) sampai hanyut pada arus perubahan yang bisa mengubah sosial budaya dan karakter anak. Guru harus mampu mempersiapkan mereka untuk menjawab perubahan," ungkapnya.
Menurut Jokowi, melesatnya perkembangan teknologi terkadang membuat Indonesia keteteran. Perusahaan besar teknologi selalu cepat dalam memperbarui pelbagai macam teknologinya. Itu dilihatnya setelah mengunjungi kantor pusat Google, Alibaba dan Facebook.
Keresahan industri media cetak memang sudah dirasakan menurun. Sawara (62), agen sebuah koran ternama di Indonesia ini mengaku mengalami penurunan omzet setelah berkembangnya media online. Penurunan itu dicermatinya sejak sejak lima tahun belakangan.
"Coba Anda bayangkan saja, sebelum reformasi, koran ini mencetak 250 ribu eksemplar tiap hari. Sekarang tinggal berapa, cuma 20 ribu eksemplar! Jadi mengalami penurunan drastis," kata Sawara kepada merdeka.com.
Sawara mengaku jauh sebelum media online berkembang pesat, dia bisa meraup keuntungan Rp 1 juta tiap harinya. Namun, kata dia, keadaan berubah setelah perkembangan media online tidak lagi bisa dibendung.
Di sisi lain, Ketua AJI Jakarta Nurhasim berpendapat, menurunnya pembaca media cetak tak serta merta meningkatkan pamor media online. Sebab, kata dia, kualitas suatu informasi dihasilkan media dinilai tiap pembacanya.
"Kualitas bukan soal medium sebenarnya. Orang juga bisa suka online dan bisa juga suka cetak," kata Nurhasim kepada merdeka.com.
Nurhasim mengatakan, letak kualitas suatu media terdapat pada kemauan pemilik dan pengelola media. Sebab, lanjut dia, menulis berita-berita dan informasi sensasional untuk memperbanyak pembaca juga kerap dilakukan oleh media cetak dan online.
Namun ruang untuk berkembang dengan baik di masa depan, kata Nurhasim sangat potensial dimiliki oleh media daring. Dibanding media cetak yang mempunyai kendala jumlah halaman dan oplah, media online mempunyai kesempatan yang lebih luas dari segi waktu dan tampilan kepada pembaca.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pola setiap generasi dalam mengonsumsi jenis siaran favorit berbeda-beda.
Baca SelengkapnyaHal ini juga membuat media konvensional memiliki redaksi menjadi terdesak, sebab semua orang dapat melaporkan dan mendapatkan informasi melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaPerkembangan teknologi sejarah di Indonesia dari masa ke masa ini menarik untuk disimak.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, tantangan pers sekarang semakin banyak di era kemajuan digital termasuk adanya Artificial Intelligence (AI).
Baca SelengkapnyaVCD/DVD Player hingga Playstation (PS) mulai ditinggalkan masyarakat pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaTransformasi media konvensional ke digital jadi tantangan bagi dunia televisi.
Baca SelengkapnyaPerkembangan tekhnologi yang berkembang dengan pesat, melahirkan berbagai inovasi untuk masyarakat.
Baca SelengkapnyaDalam riset kali ini KPID menggandeng 4 Universitas untuk membedah berbagai persoalan penting yang ada di Jawa Barat.
Baca Selengkapnya"Kedepan kita tahu tantangan akan makin berat. Ada apa dikit viralkan ke depan makin banyak tuntutan masyarakat itu," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca SelengkapnyaBerikut peristiwa mengerikan saat internet mati total di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaDalam pemaparannya, Sutanto mengatakan, jumlah masyarakat yang menonton televisi saat ini mengalami peningkatan.
Baca Selengkapnya