Presiden Jokowi diminta keluarkan Perppu sikapi kisruh KPK vs Polri
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai harus melakukan intervensi terhadap kisruh yang terjadi antara KPK dan Polri akhir-akhir ini. Dalam sejumlah pernyataannya, Jokowi mengaku tak mau intervensi dan menyerahkan prosesnya sesuai aturan hukum yang berlaku.
Pengamat Politik dari Universitas Nasional (Unas) Alvan Alvian mengatakan, sikap Jokowi yang ditunjukkan dalam menangani konflik Polri dan KPK tidak tegas. Dia melihat tidak ada solusi yang diberikan Jokowi selama ini dalam konflik yang menggangu proses penegakan hukum itu.
"Pak Jokowi harus mempertegas maksud jangan mengkriminalisasi satu sama lain. Harus lebih konkret, dalam upaya, apa jalan yang dia lakukan. Jokowi ini kan seorang presiden sekarang, bisa melakukan tindakan yang lebih nyata dan jelas tidak seperti selama ini," kata Alvan saat dihubungi merdeka.com, Senin (26/1).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa sikap Jokowi terkait Jampidsus dikuntit? 'Sudah enggak ada masalah memang enggak ada masalah apa-apa,' imbuhnya.
-
Bagaimana PKS usul Jokowi tunjukkan sikap bijak? “Saya sarankan Bapak Presiden yang terhormat, undanglah capres-capres yang Bapak anggap layak jadi presiden untuk makan siang sambil santai, ngobrol-ngobrol, curhat-curhat bersama, keren.“
-
Kenapa Jokowi tidak ikut campur dalam kabinet? 'Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024,' kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang dilantik Jokowi menjadi Ketua KPK? Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik Nawawi Pomolango sebagai Ketua KPK sementara.
-
Bagaimana tanggapan Jokowi soal Kabinet Prabowo? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian. 'Kabinet yang akan datang ditanyakan dong kepada presiden terpilih. Tanyakan kepada presiden terpilih. Tanyakan pada presiden terpilih,' kata Jokowi kepada wartawan di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5).
Menurut Alvan, pernyataan Jokowi masih normatif dalam menanggapi kisruh tersebut. Dia bahkan mengingatkan kejadian serupa saat masa pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) antara KPK vs Polri yang meredup begitu saja. Hal ini yang diharapkan tidak terjadi lagi pada masa pemerintahan Jokowi.
"Pak Jokowi masih terkesan membatasi diri, memberikan pernyataan yang bersifat normatif, ini hampir sama dengan ketika Pak SBY menyikapi konflik KPK dengan Polri. Kan dulu juga lebih banyak normatif tapi kemudian seiring dengan waktu karena tekanan masyarakat dan sebagainya, kasusnya kemudian mereda. Inikan persoalan yang tidak bisa dibiarkan mereda dengan sendirinya," tegas dia.
Alvan meminta agar Jokowi sebagai presiden tidak hanya melakukan imbauan semata. Dia mencontohkan, bisa saja Jokowi mengeluarkan Perppu pelarangan kriminalisasi terhadap institusi penegak hukum. Tentunya dengan melibatkan seluruh ahli hukum yang ada di negeri ini.
"Harus ada langkah nyata, apakah kemudian mempertemukan pemimpin Polri dan KPK, maupun menciptakan Perppu terkait dengan aturan pelarangan kriminaslisasi. Artinya kalau itu dilakukan ada semacam langkah konkret, pertemuan fisik dibarengi dengan kewenangan yang dimiliki presiden dalam hal membuat Perppu," tegas Alvan.
Dia mendukung jika Jokowi melakukan intervensi meskipun dalam ranah hukum sekalipun. Namun dengan catatan, lanjut dia, Perppu pelarangan kriminalisasi ini bukan berarti menjadikan pimpinan KPK dan Polri menjadi kebal hukum. Dia meminta juga agar Jokowi melibatkan ahli hukum jika memang ingin mengeluarkan perppu.
"Tentu saja ini adalah tugas pakar hukum untuk merumuskan, tetap ada solusi tidak boleh membuat aparat penegak hukum itu kebal hukum. Itu otomatis sudah dipikirkan oleh tim perumus, jangan sampai kemudian Perppu anti kriminalisasi malah membuat aparat penegak hukum seolah-olah menjadi malaikat," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo menjawab usulan agar pimpinan KPK dinonaktifkan di tengah kasus dugaan pemerasan Mentan Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaJokowi justru menilai KPK saat ini sudah bagus dan memiliki sistem baik.
Baca SelengkapnyaAgus Rahardjo Ngaku Diintervensi Jokowi, Firli Bahuri: Saya Kira Semua Akan Alami Tekanan
Baca Selengkapnya"Enggak ada, pikiran saja enggak ada, masa (terbitkan Perppu Pilkada)," kata Jokowi kepada wartawan di Hotel Kempinski Jakarta Pusat, Jumat (23/8).
Baca SelengkapnyaKepada presiden terpilih KPK berharap RUU Perampasan Asen disahkan
Baca SelengkapnyaMenurutnya, kinerja KPK sudah sangat bagus. Sejumlah pejabat mulai ditangkap, melalui operasi tangkap tangan KPK.
Baca SelengkapnyaIsu yang beredar, mulai dari pembatalan kenaikan UKT yang tinggi, hingga masalah yang menyeret Kejaksaan Agung dan Polri
Baca SelengkapnyaSoal baiknya bagaimana sikap KPK, Jokowi tidak ingin berkomentar.
Baca SelengkapnyaJokowi meyakini hal ini dapat memberikan efek jera untuk para koruptor dan mengembalikan kerugian negara.
Baca SelengkapnyaAgus Rahardjo sebelumnya menyebut pernah dipanggil ke Istana dan diminta presiden menghentikan kasus korupsi e-KTP melibatkan mantan ketua DPR Setya Novanto.
Baca SelengkapnyaHasto menduga terjadi fragmentasi atau perpecahan di jajaran menteri KIM.
Baca SelengkapnyaJokowi menilai pernyataan Megawati ditujukan untuk internal PDIP.
Baca Selengkapnya