Presiden Jokowi Ingatkan Masyarakat Waspada Meski Tekanan Ekonomi Global Mereda
Merdeka.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada meskipun tekanan ekonomi global hingga awal tahun ini mulai mereda, sejalan dengan mulai meningkatnya proyeksi pertumbuhan dunia.
“Kuartal ke-IV (2022) memang sudah mereda. Tadi pagi kita baru dapat informasi itu. Tapi kita sendiri memang harus tetap optimis tapi tetap harus waspada,” kata Jokowi kepada wartawan setelah menghadiri Mandiri Investment Forum di Jakarta, Rabu (1/2).
Dalam kesempatan itu, Presiden menanggapi pertanyaan mengenai laporan terbaru World Economic Outlook (WEO) Update edisi Januari 2023 yang dirilis Dana Moneter Internasional (IMF).
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Bagaimana Jokowi harap ekonomi Pohuwato berkembang? 'Semoga dengan adanya bandara ini ekonomi di Pohuwato bisa lebih berkembang lagi, muncul titik-titik pertumbuhan ekonomi baru,' ucap Jokowi.
-
Bagaimana Jokowi menjaga pasokan pangan jangka pendek? Kalau fokusnya menjaga inflasi di sisi konsumen, maka impor adalah solusinya.
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Apa tren terbaru di kabinet Jokowi? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Bagaimana ekonomi RI bisa tumbuh 6,22% sampai 2045? 'Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045,' kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
Laporan itu menyebutkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2023 meningkat jadi 2,9 persen, dari proyeksi pada Oktober 2022 yang hanya 2,7 persen. Kenaikan proyeksi itu mempertimbangkan pembukaan kembali (reopening) ekonomi China, setelah isolasi berkepanjangan akibat kebijakan nol COVID-19.
Menurut Presiden Jokowi, meski tekanan ekonomi global mereda, peluang resesi ekonomi dunia masih ada, sehingga semua negara tetap waspada.
“Tekanan global dari sisi ekonomi memang mereda tapi bukan berarti resesi tidak terjadi. Bisa saja belum,” ujarnya.
Dalam forum investasi itu, Presiden Jokowi menyampaikan banyak risiko perekonomian yang dulu dikhawatirkan, ternyata kini tidak terjadi. Hal tersebut patut disyukuri.
“Apa yang dulu kita bayang-bayangkan, takutkan itu ternyata banyak yang tidak terjadi. Ini patut kita syukuri,” ujarnya.
Presiden Jokowi meminta semua pihak untuk optimistis memasuki 2023, karena ekonomi Indonesia diperkirakan tetap tumbuh hingga 5,2-5,3 persen pada 2022, sedangkan inflasi masih terjaga di 5,5 persen secara tahunan. Kemudian, data pembelian barang manufaktur atau Purchasing Manager Index (PMI) Indonesia juga cukup ekspansif di angka 50,9.
"Kalau melihat ini tidak optimistis, keliru. Namun tetap hati-hati dan waspada," kata dia.
Selain itu, angka investasi tahun lalu bisa mencapai Rp1.207 triliun, di atas target Rp1.200 triliun. Presiden juga mengaku senang karena mayoritas aliran investasi langsung pada 2022 terealisasi di luar Pulau Jawa, yang menandakan Indonesia mulai meninggalkan ekonomi Jawa-sentris.
"Saya senang 53 persen ada di luar jawa, 47 persen di Jawa. Artinya kita ini sudah tidak Jawa-sentris lagi," ucapnya.
Merujuk pada APBN 2023, Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen pada 2023.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih terus bertahan agar tidak masuk dalam kondisi resesi seperti yang dialami oleh negara maju.
Baca SelengkapnyaKestabilan ekonomi akan sulit dikembalikan jika sudah terganggu.
Baca SelengkapnyaAda beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi mengimbau untuk tetap berhati-hati terhadap ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaKondisi ini memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaRespons Presiden Jokowi usai Iran melakukan serangan ke Israel pada Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi capai 5,1 persen tahun ini.
Baca SelengkapnyaJokowi sempat mengakui bahwa dia cemas melihat kurs atau nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di atas Rp16.000.
Baca SelengkapnyaIndonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen di tengah kondisi perekonomian global yang melemah.
Baca SelengkapnyaTantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, untuk menghadapi krisis global dibutuhkan kekompakan dan solidaritas antarnegara.
Baca Selengkapnya