Presiden minta anak-anak dilindungi dari dampak negatif teknologi
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo menghadiri puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-23 di NTT. Dalam pidatonya, Jokowi, sapaan Joko Widodo meminta anak-anak dilindungi dari dampak negatif penggunaan teknologi dan konsumsi.
"Anak-anak harus dilindungi dari dampak negatif penggunaan teknologi dan konsumsi," kata Presiden Jokowi di Alun-Alun Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kupang. Demikian dikutip dari Antara, Sabtu (30/7).
Imbauan ini, lanjut Jokowi, bukan berarti sama sekali anak-anak dilarang menggunakan teknologi dan mendapatkan informasi. Namun, ditekankannya, penggunaan teknologi positif dan penggunaan konsumsi informasi hendaknya lebih produktif.
-
Bagaimana cara keluarga Jokowi terlibat politik? Sejarah perpolitikan yang perlu kita catat bersama, sejak masa Pak Jokowi inilah anak-anak dan menantu, sama keluarga terdekatnya itu terlibat aktif di dalam politik.
-
Siapa yang berperan penting dalam keluarga? Dalam keluarga, peran ayah dan ibu sangat penting. Ayah biasanya menjadi tulang punggung keluarga dan bertanggung jawab atas menyediakan kebutuhan finansial, sementara ibu bertanggung jawab atas urusan rumah tangga dan juga perawatan anak-anak.
-
Apa yang diminta anak buah Jokowi? Ramai-Ramai Anak Buah Jokowi Minta Tambah Anggaran Sejumlah menteri dan pimpinan lembaga pemerintah ramai-ramai meminta tambahan anggaran kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Apa makna penting keluarga? Keluarga adalah tempat di mana kehidupan dimulai dan cinta yang tak pernah berakhir.
Jokowi juga menekankan orangtua mampu mengarahkan mereka kepada hal-hal yang positif dan produktif.
"Saya juga mengingatkan agar keluarga bisa berperan aktif dalam menumbuhkan dan menjalankan revolusi karakter mental bagaimana agar keluarga bisa turut mengubah pola pikir manusia dari yang pesimis menjadi pribadi yang optimis, dari yang malas menjadi pribadi-pribadi yang suka bekerja keras, dari yang hanya tenang menjadi pengikut menjadi bangga sebagai pemimpin di mana pun," katanya.
Oleh karena itu, guna menyiapkan anak Indonesia yang unggul dan berdaya saing, Jokowi berpesan kepada para orangtua untuk dapat mengembangkan pola pikir produktif kepada diri dan anak-anaknya.
"Bila keluarga bisa memupuk pola pikir dan perilaku yang produktif, kita bisa melahirkan generasi emas Indonesia. Generasi pemenang, generasi yang cerdas, generasi yang kreatif, generasi yang inovatif, generasi yang produktif, dan generasi yang visioner," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo menyematkan tanda kehormatan kepada para pelaku program kependudukan dan keluarga berencana nasional yang berprestasi di berbagai daerah.
Penghargaan tersebut diberikan sebagai apresiasi atas perjuangan, kontribusi, dan dedikasi mereka bagi keluarga Indonesia berupa Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan dalam Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
Sementara itu, Ibu Negara Iriana Joko Widodo, yang turut hadir dalam acara tersebut, juga berkesempatan untuk menyerahkan Piala TP PKK KB-Kesehatan Pakarti Utama I untuk kategori Kabupaten dan Kota serta Juara I Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP), Petugas Keluarga Berencana (PKB)/Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan Pasangan KB Lesatari Teladan Tahun 2016.
Kepada para penerima tanda kehormatan dan penghargaan tersebut, Presiden memberikan amanah untuk terus meningkatkan pengabdian kepada negara guna menyukseskan program kependudukan dan pembangunan keluarga.
"Tingkatkan terus pengabdian, semangat, serta prestasi dalam menyukseskan program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga," tutup Presiden.
Tampak hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Farouk Muhammad, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty dan Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kunci utama dalam melindungi anak di era digital adalah membangun lingkungan yang aman dan protektif, terutama dari orang tua dan keluarga.
Baca SelengkapnyaPada era digital ini, anak perlu dilindungi dari permasalahan digital yang muncul akibat gawai.
Baca SelengkapnyaPuan mengajak Pemerintah dan semua elemen masyarakat membangun komitmen bersama untuk memastikan hak anak terpenuhi.
Baca SelengkapnyaDiperlukan gotong royong dan kerja bersama demi masa depan anak bangsa.
Baca SelengkapnyaAnak-anak harus dilindungi dari ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme
Baca SelengkapnyaAturan itu menjadi perpanjangan dari Undang-Undang nomor Nomor 1 Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaWali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie menekankan pentingnya pendidikan akhlak bagi anak-anak usia dini di tengah tantangan era digital.
Baca Selengkapnyatahukah kalian bahwa penggunaan gadget pada anak memiliki dampak yang berbahaya?
Baca Selengkapnya"Keluarga adalah institusi paling rendah yang menjadi cikal bakal masa depan bangsa," kata Menteri Wihaji.
Baca SelengkapnyaPada anak, terdapat cara yang perlu diterapkan orangtua untuk mengatasi penggunaan layar berlebihan.
Baca SelengkapnyaBagi orangtua pekerja, perhatian yang diberikan pada anak merupakan hal penting untuk dilakukan.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda yang berkualitas akan menjadi ujung tombak dalam mendorong Indonesia yang berdaya saing secara global.
Baca Selengkapnya