Pria asal Lombok diduga jaringan ISIS masih diperiksa di Polda Bali
Merdeka.com - Densus 88 Mabes Polri hingga kini masih menempatkan Azni Muzakir alias Abdul Zakir (44) di Mapolda Bali untuk dilakukan pemeriksaan mendalam. Sejak diamankan kemarin, pria asal Lombok NTB diduga masuk dalam kelompok radikal ISIS ini, dideportasi dari Jepang pada 14 Februari 2017 lalu.
"Kami masih memeriksa yang bersangkutan. Kami membentuk tim khusus dan kita bekerjasama dengan Densus 88 dan BNPT," kata Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golosa di Polda Bali, Jumat (17/2).
Petrus mengatakan, pemeriksaan terhadap Zakir bakal dilakukan satu minggu di Polda Bali untuk menentukan statusnya. Dia menjelaskan, terduga teroris lintas negara ini menjadi perhatian pemerintah termasuk WNI yang dideportasi karena suatau masalah di negara tempat tujuan tinggal.
-
Siapa WNA yang ditangkap Imigrasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Dimana WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa yang ditangkap? Seorang pria di China utara ditangkap oleh pihak kepolisian setelah ia membuat surat penangkapan palsu untuk dirinya sendiri di media sosial.
-
Kenapa WNA tersebut ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa yang ditangkap terkait hilangnya pria tersebut? Bulan lalu, polisi menangkap keduanya dengan tuduhan keterlibatan dalam kematian dan hilangnya pria tersebut.
Menurut dia, bagi warga yang di deportasi memang tidak ada kewajiban lewat wilayah mana saja semasih itu ada di negara yang bersangkutan. "Terserah dia mau pulang lewat mana. Kebetulan memilih Bali, ada juga yang memilih lewat Surabaya, Batam dan sebagainya," jelasnya.
Dikabarkan sebelumnya bahwa yang bersangkutan tiba di Bandara Ngurah Rai, Badung pada Rabu 15 Februari 2017 sekira pukul 00.30 WITW. Alasan Abdul Zakir memilih Bali, diduga untuk tujuan mengelabui petugas kontrol di Bandara Ngurah Rai, Bali.
Sebelumnya, petugas imigrasi Ngurah Rai Bali mengamankan pria Azni Muzakkir alias Abdul Zakir (44) yang dideportasi dari Jepang. Pria asal Lombok NTB diduga pengikut jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang memilih mendarat di Bali untuk mengelabui petugas.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali, AKBP Hengky Widjaja mengatakan ada dugaan yang bersangkutan mendarat di Bali untuk menghindari monitor dari petugas. Hengky mengatakan, Abdul Zakir telah dideportasi dari Jepang dan tiba di Bali pada Rabu 15 Februari 2017.
"Saat ini yang bersangkutan telah kita periksa. Kami sedang mendalami kenapa dia memilih mendarat di Bali," kata Hengky, di Denpasar, Kamis (16/2).
Seperti diketahui, Imigrasi Ngurah Rai Bali menyerahkan seorang pria asal Lombok, NTB kepada anggota Densus 88, Rabu (15/2). Pria berumur 44 tahun ini diketahui bernama Azni Muzakir alias Abdul Zakir. Dia diamankan pihak Imigrasi Ngurah Rai setelah menerima laporan dari Jepang.
"Dia dideportasi dari Jepang karena diduga masuk dalam jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS)," terang sumber merdeka.com di Imigrasi Ngurah Rai Bali, Rabu (15/2).
Dia menuturkan, pemilik paspor nomor XB421118 ini tiba di Bandara Ngurah Rai, Rabu (15/2) pukul 00.21 Wita. "Tadi sore oleh petugas diserahkan ke Densus 88 dan diperiksa sementara di Polda Bali," katanya.
Kepala Imigrasi Kelas I khusus Ngurah Rai, Ari Budijanto mengaku telah mengamankan pria kelahiran Lombok, 15 April 1974 itu. Dia menceritakan, Abdul Zakir ditangkap pihak kepolisian Jepang karena overstay dan pemalsuan dokumen kartu kependudukan pada 23 September 2016.
Abdul Zakir dideportasi pada 14 Februari 2017, berangkat dari Chubu International Airport Jepang menggunakan pesawat Philippine Airlines (PR 437). Selanjutnya, dari Filipina melanjutkan penerbangan dengan pesawat Philippine airlines (PR 537) pukul 20.55 LT menuju Bali.
"Saat tiba, dia dijemput oleh petugas Imigrasi dengan pengawalan dari Densus 88 yang berjumlah 6 orang dan langsung diamankan ke Kantor Imigrasi Bandara Ngurah Rai," jelas Budijanto.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polda Metro Jaya akan memberikan pernyataan terkait ini nanti sore
Baca SelengkapnyaKedua terduga teroris itu berinisial RJ dan AM. Petugas melakukan penangkapan pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaAQAP adalah kelompok ekstremis pemberontak yang merupakan bagian jaringan Al-Qaeda aktif di Yaman dan Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaPelaku merupakan anggota kelompok Daulah Islamiyah yang masih terafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Baca SelengkapnyaTersangka teroris itu ditangkap di perumahan pesona anggrek harapan blok B 7 Nomor 20A RT 07 RW 027 harapan Jaya Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaSalah satu simpatisan ISIS bergerak sendiri adalah DE, karyawan BUMN yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini penyidik masih memeriksa keduanya secara intensif.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan pada Jumat (14/7) lalu. Kedua terduga teroris tersebut berinisial HSN alias UL dan OS alias O.
Baca SelengkapnyaPenangkapan tiga anggota polisi karena diduga terkait terorisme, menyusul pengembangan tersangka pegawai KAI.
Baca SelengkapnyaPPATK telah membekukan beberapa rekening yang berkaitan dengan pegawai KAI tersebut.
Baca SelengkapnyaDensus 88 mengamankan beberapa komponen elektronik dan bahan peledak
Baca SelengkapnyaPelajar berinisial HOK itu merupakan pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang masuk dalam jaringan teroris Daulah Islamiyah.
Baca Selengkapnya