Pria Belanda ini cari keluarga kandungnya di Indonesia
Merdeka.com - Dibesarkan di negeri orang, tak lantas membuat Sander Metz melupakan asal usulnya. Lelaki berusia 34 tahun ini meminta netizen untuk membantu mencarikan keluarga kandungnya di Indonesia.
Lewat akun Facebooknya, Kamis (19/11), Sander dilahirkan di Ambarawa. Setelah lahir, dia kemudian diboyong ke Belanda sebelum sempat mengenal keluarga kandungnya.
Dia lantas memajang foto sembari memegang poster yang berisi tulisan:
-
Siapa yang menolong pria tersebut? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @bgd.info memperlihatkan seorang Polisi sedang menolong pemuda yang berjalan kaki di jalan tol Cipularang KM 127.
-
Siapa yang mengunggah foto tersebut? Foto-foto tersebut tersebar di platform media sosial X pada awal pekan ini yang diunggah pengguna bernama Tamer. Tamer menemukan foto tersebut di akun Instagram dua tentara Israel, seperti dilansir Middle East Eye (MEE), Rabu (26/6).
-
Siapa yang mengunggah foto itu? 'Muslims in Indonesia stand with Israel (Muslimah Indonesia mendukung Israel),' tulis akun Mercy Linda Trio dikutip merdeka.com, Jumat (28/6).
-
Bagaimana keluarga itu ditemukan? Hasil penyelidikan DNA belum lama ini mengungkap bagaimana tragisnya sebuah keluarga dari tiga generasi menjadi korban dari pembantaian itu.
-
Di mana seorang anak berdomisili? Tempat tinggal anak mengikuti tempat tinggal orang tua (pasal 47 UU No.1 tahun 1974).
-
Bagaimana cara meminta bantuan? Saat meminta bantuan, mintalah untuk kepentingan pribadi orang, jangan pernah untuk belas kasihan atau rasa syukur.
Halo, nama saya Sander Metz. Saya berusia 34 tahun. Nama saya saat baru lahir adalah Budi Santoso. Saya lahir di Indonesia, tepatnya di Ambarawa, pada tanggal 20 Maret 1981, dan diadopsi dan dibawa ke Belanda.
Saya sedang mencari keluarga kandung saya. Saya cuma tahu bahwa saya mungkin punya seorang kakak bernama Budi Rahayo, yang saat ini berusia sekitar 37 tahun. tolong bantu share pengumuman ini dan bantu saya temukan keluarga saya. #sandersearch
Beberapa pekan lalu, Sander mengaku sempat hampir menemukan keluarganya yang hilang. Namun, hasil test DNA berkata lain. Dia pun mengungkapkan kekecewaannya tersebut.
Halo semuanya, saya harap bisa menjelaskan sesuatu. Dua minggu lalu saat melakukan pencarian pertama saya menemukan sebuah keluarga dan saya bertemu dengan keluarga biologis yang potensial. Tapi, mereka bukan keluarga saya! Sekarang saya sedang melakukan pencarian kedua. Saya post poster ini dan berharap mendapatkan informasi baru! Saya berharap bisa menemukan kakak saya. Mungkin orang mengenalnya Budi Rahayo atau tanggal atau semacamnya. Terima kasih sudah berbagi.
Ada yang tahu?
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut kisah 2 perempuan Belanda keturunan Indonesia yang jauh datang ke Sukabumi demi cari silsilah keluarganya.
Baca SelengkapnyaKisah haru pria yang tersesat tapi selalu dikira ODGJ hingga penculik saat minta tolong, begini akhirnya.
Baca SelengkapnyaRupanya alih-alih hanya video call karena gagal mudik, Nambunan memilih membawa orang tuanya ke perantauan.
Baca Selengkapnya"Maafin bapak," ujar ayah pria ini saat pertama berjumpa usai berpisah selama puluhan tahun.
Baca SelengkapnyaMelihat putranya kembali pulang dari perantauan, si ibu langsung mengejar lalu memeluk sang anak dengan penuh kerinduan.
Baca SelengkapnyaBintang AC Milan dan Timnas Belanda, Tijjani Reijnders, memberikan dukungan kepada Timnas Indonesia.
Baca SelengkapnyaSelain untuk mencari nafkah, ada juga yang akhirnya mendapat jodoh orang lokal di tempat perantauannya.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan pemuda Garut yang terlantar di Bali.
Baca SelengkapnyaPria ini mengungkap bahwa ia akhirnya menemukan makam ibunya setelah 34 tahun berlalu.
Baca Selengkapnya24 tahun tak berjumpa, sang ayah tak kuasa menahan tangis saat bertemu dengan putra tercintanya.
Baca SelengkapnyaSetelah bertemu dengan wanita pemilik akun @iyasaya_emngkenapa, pria tersebut akhirnya mendapat pertolongan.
Baca SelengkapnyaDi momen pertemuan ini, sang ibu membawa jarik seolah akan menggendong anaknya yang saat itu hilang saat ia duduk di kelas 3 atau 4.
Baca Selengkapnya