Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Prihatin pembakaran bendera kalimat tauhid, Muhammadiyah minta semua menahan diri

Prihatin pembakaran bendera kalimat tauhid, Muhammadiyah minta semua menahan diri Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di kantornya, Yogyakarta. ©2017 Merdeka.com/Purnomo Edi

Merdeka.com - Aksi pembakaran bendera berkalimat tauhid yang dilakukan anggota Banser saat Hari Santri di Garut, Senin (22/10) lalu, menimbulkan polemik di tanah air. Beragam pandangan disertai sejumlah aksi bermunculan di daerah. Pro dan kontra pun terjadi di ruang publik.

Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam terbesar di tanah air pun prihatin atas peristiwa tersebut. Muhammadiyah tidak ingin persoalan ini terus meluas menjadi masalah nasional yang mengakibatkan keretakan di tubuh bangsa.

"Kami percaya umat Islam maupun seluruh masyarakat Indonesia tetap mampu menjaga keutuhan nasional. Berbagai pengalaman pahit sebelum ini lebih dari cukup untuk menjadi bahan pelajaran ruhaniah yang membuat umat dan bangsa ini makin matang dan dewasa. Karenanya kasus pembakaran bendera tersebut jangan menjadikan umat Islam dan bangsa Indonesia tepecah-belah dan jatuh pada saling bertentangan satu sama lain," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, Kamis (25/10).

Pihaknya mengimbau seluruh umat Islam dan warga bangsa menahan diri dengan tetap bersikap tenang dan tidak berlebihan dalam menghadapi masalah yang sensitif ini.

"Hindari aksi-aksi yang dapat menambah persoalan menjadi bertambah berat dan dapat memperluas suasana saling pertentangan di tubuh umat dan bangsa. Beban bangsa Indonesia sungguh berat dengan berbagai masalah seperti korupsi dan kesulitan ekonomi, sehingga jangan ditambah dengan masalah baru," katanya.

Haedar mengatakan, sikap legowo dan tidak apologi atas kesalahan perlu ditunjukkan sebagai wujud kedewasaan berbangsa. Semua pihak penting mengedepankan jiwa ikhlas untuk berusaha saling meminta maaf dan memberi maaaf satu sama lain berlandaskan spirit ukhuwah sebagaimana diajarkan dalam Islam.

"Insya Allah tidak ada yang jatuh diri karena saling memaafkan, sebaliknya hal itu menggambarkan kemuliaan diri," katanya.

Dia menegaskan, semua komponen bangsa pada dasarnya mencintai Indonesia dan tidak ada satu pihak pun yang berhak mengklaim diri paling nasionalis. Menurutnya, pada situasi seperti inilah terletak ujian mengamalkan ajaran Islam tentang ukhuwah, rahmatan lil alamim, tasamuh, dan tawasuth sesama umat Islam maupun bangsa Indonesia sebagaimana sering disuarakan sebagai karakter wasathiyah atau moderat yang didengungkan selama ini.

"Khusus kepada warga dan seluruh jajaran di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah agar tidak melakukan aksi-aksi massa dalam merespons masalah pembakaran bendera tersebut. Sebaiknya ikut serta dalam menciptakan suasana tenang, damai, dan kebersamaan untuk terwujudnya kemaslahatan umat dan bangsa, seraya tetap giat dalam usaha-usaha membimbing, memberdayakan, dan memajukan masyarakat. Termasuk terus aktif dalam memobilisasi dana dan kerelawanan untuk penangunggalangan bencana dan pasca bencana di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah," katanya.

Dia berharap pemerintah dan instansi terkait dapat menyikapi dan menghadapi masalah ini dengan arif dan seksama, serta mencari solusi yang terbaik bagi keselamatan bangsa. Sikap mengayomi secara adil dan bijaksana kepada seluruh warga dan komponen bangsa sangat diutamakan.

"Jangan keliru mengambil langkah karena boleh jadi di balik masalah ini terdapat berbagai tautan masalah yang tersimpan dan tidak sederhana untuk dipecahkan secara instan," katanya.

Sementara, bagi aparat kepolisian, pihaknya berharap dapat bertindak objektif dan profesional sesuai koridor hukum yang berlaku disertai kemampuan membaca realitas secara cerdas dan bijak dalam semangat menegakkan hukum yang tidak sekadar verbal. Sebab, jika penyelesaian hukum atas kasus ini bersifat parsial, tidak menyentuh substansi masalah utama, dan tidak menunjukkan objektivitas yang menyeluruh, akan dapat menimbulkan ketidakpuasan publik secara luas.

"Kami percaya pimpinan kepolisian di seluruh tingkatan dapat bertindak bijak, adil, objektif, dan seksama dalam menyelesaikan kasus ini secara hukum yang berdiri tegak di atas fondasi keadilan yang otentik," katanya.

Dia berharap semua pihak dapat mengambil pelajaran berharga dari kasus yang sama-sama tidak diharapkan ini. Bahwa setiap sikap dan tindakan yang berlebihan (israf, ghuluw) dalam segala hal atas nama apapun sungguh tidaklah baik dan tidak bermaslahat.

"Sebaliknya, agama mengajarkan sebaik-baik urusan ialah yang bersifat tengahan dalam makna yang sebenar-benarnya. Mari kita meningkatkan taqarrub kepada Allah, seraya memohon pertolongan agar bangsa Indonesia dilimpahi jiwa damai, berkah, dan karunia-Nya," katanya. (mdk/dan)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cak Imin: Selama Ada Saya dan PKB Tidak Usah Khawatir Radikalisme
Cak Imin: Selama Ada Saya dan PKB Tidak Usah Khawatir Radikalisme

Agama harus mejadi perekat, maka tempat ibadah bukan menjadi tempat pemecah belah.

Baca Selengkapnya
Waspadai Kelompok Tebar Narasi Kebencian buat Ciptakan Kegaduhan di Tanah Air
Waspadai Kelompok Tebar Narasi Kebencian buat Ciptakan Kegaduhan di Tanah Air

Pentingnya menghormati kebebasan beragama dan tanggung jawab sosial dalam menjaga kehidupan plural di Indonesia

Baca Selengkapnya
Ketum Muhammadiyah Tolak Wacana BNPT Kontrol Tempat Ibadah
Ketum Muhammadiyah Tolak Wacana BNPT Kontrol Tempat Ibadah

Tujuan BNPT atas wacana itu mengontrol tempat ibadah dari kegiatan radikalisme.

Baca Selengkapnya
Muhammadiyah Gelar Konsolidasi Bahas 'Jatah' Konsesi Tambang, Warga Demo Ingatkan soal Kewarasan
Muhammadiyah Gelar Konsolidasi Bahas 'Jatah' Konsesi Tambang, Warga Demo Ingatkan soal Kewarasan

Masduki menilai lebih banyak mudharat yang akan didapat Muhammadiyah

Baca Selengkapnya
MUI: Tolak Gerakan Intoleransi Atas Nama Agama Apapun!
MUI: Tolak Gerakan Intoleransi Atas Nama Agama Apapun!

Semakin kita menyatakan diri sebagai orang yang punya iman, maka besar tanggung jawabnya untuk mengedepankan toleransi.

Baca Selengkapnya
PKS Kecam Aksi Pembakaran Alquran di Swedia
PKS Kecam Aksi Pembakaran Alquran di Swedia

PKS mengirimkan surat resmi ke Duta Besar Swedia di Jakarta sebagai bentuk protes atas aksi pembakaran Kitab Suci Alquran yang belum lama ini terjadi.

Baca Selengkapnya
PP Muhammadiyah: Bulan Ramadan Momentum Redam Konflik Setelah Pemilu
PP Muhammadiyah: Bulan Ramadan Momentum Redam Konflik Setelah Pemilu

Namun demikian, Abdul menekankan di bulan Ramadan tidak berarti melarang adanya perdebatan atau kritik yang tajam antar kelompok asal dengan kepala dingin.

Baca Selengkapnya
VIDEO: MUI soal Beda Awal Ramadan dengan Muhammadiyah
VIDEO: MUI soal Beda Awal Ramadan dengan Muhammadiyah

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyinggung soal perbedaan awal Ramadan dengan Muhammadiyah. Masyarakat diingatkan untuk saling menghormati perbedaan.

Baca Selengkapnya
Menag Yaqut:  Indonesia Adalah Martabat Kita
Menag Yaqut: Indonesia Adalah Martabat Kita

Yaqut menegaskan, mempertahankan Indonesia sama saja dengan mempertahankan harga diri hingga martabat.

Baca Selengkapnya
MUI: Jika Ada Pihak Benturkan Agama dengan Falsafah Bangsa Jelas Keliru
MUI: Jika Ada Pihak Benturkan Agama dengan Falsafah Bangsa Jelas Keliru

Untuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya
Jelang Pilpres 2024, Begini Sikap Politik Muhammadiyah
Jelang Pilpres 2024, Begini Sikap Politik Muhammadiyah

Muhammadiyah selalu waspada kalau sampai kekuasaan disalahgunakan

Baca Selengkapnya
Masyarakat Diingatkan Utamakan Kerukunan dan Jalankan Nilai Pancasila
Masyarakat Diingatkan Utamakan Kerukunan dan Jalankan Nilai Pancasila

Pentingnya mengedepankan kerukunan agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan damai

Baca Selengkapnya