Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pro Kontra Ganja untuk Kesehatan

Pro Kontra Ganja untuk Kesehatan Pertanian ganja medis di Israel. ©2020 REUTERS/Amir Cohen

Merdeka.com - Viral sebuah foto seorang ibu yang belakangan diketahui bernama Santi Wirastuti bersama anaknya yang duduk di kursi roda di Car Free Day Jakarta. Dalam foto tersebut, Santi memegang tulisan 'Tolong, Anakku Butuh Ganja Medis'.

Santi mengaku anaknya tersebut mengidap cerebral palsy atau lumpuh otak. Kata 'Ganja Medis' menjadi topik perbincangan publik terkait legalitas dan kesehatan. Hingga akhirnya Santi diundang ke DPR dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi III dan pakar untuk membahas legalisasi ganja demi kepentingan medis di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/6/2022).

Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM, Prof. Apt. Zullies Ikawati, Ph.D., menjelaskan bahwa ganja bisa digunakan untuk terapi atau obat karena di dalamnya mengandung beberapa komponen fitokimia yang aktif secara farmakologi. Ganja mengandung senyawa cannabinoid yang di dalamnya terdiri dari berbagai senyawa lainnya. Yang utama adalah senyawa tetrahydrocannabinol (THC) yang bersifat psikoaktif.

Orang lain juga bertanya?

"Psikoaktif artinya bisa memengaruhi psikis yang menyebabkan ketergantungan dan efeknya kearah mental," jelasnya, Kamis (30/6). Seperti dikutip dari situs resmi UGM.

Lalu senyawa lainnya adalah cannabidiol (CBD) yang memiliki aktivitas farmakologi, tetapi tidak bersifat psikoaktif. CBD ini dikatakan Zullies memiliki efek salah satunya adalah anti kejang.

Ia menuturkan bahwa CBD telah dikembangkan sebagai obat dan disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) di Amerika. Misalnya epidiolex yang mengandung 100 mg/mL CBD dalam sirup. Obat ini diindikasikan untuk terapi tambahan pada kejang yang dijumpai pada penyakit Lennox-Gastaut Syndrome (LGS) atau Dravet syndrome (DS), yang sudah tidak berespons terhadap obat lain.

"Di kasus yang viral untuk penyakit Cerebral Palsy, maka gejala kejang itulah yang akan dicoba diatasi dengan ganja," ucapnya.

Apakah CBD dapat menangani cerebral palsy? Iya!

Ketua Pembina Yayasan Sativa Profesor Musri Musman angkat bicara terkait hasil kajiannya mengenai ganja medis. Hal itu disampaikan Musri Musman seiring terpantiknya publik akan aksi Santi Warastuti yang viral karena mendorong legalisasi ganja medis untuk anaknya yang menderita cerebral palsy atau lumpuh otak.

Musri menjelaskan, ganja medis melalui CBD oil yang merupakan senyawa nonintoksikasi yang diekstrak dari tanaman ganja (Cannabis sativa) memang dapat menangani cerebral palsy. Hal itu dikarenakan saraf CB1 yang berasal dari selebrum yaitu otak mampu bekerja bersama CB2 dalam saraf tepi.

"Apakah CBD dapat menangani cerebral palsy? Iya! (CBD) akan memberi asupan sinyal (ke otak penderita) agar berjalan sesuai," kata Musri saat rapat dengar pendapat umum (RDPU) bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (30/6).

Menkes Keluarkan Regulasi Riset Ganja Medis

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin segera menerbitkan regulasi yang mengatur pelaksanaan riset tanaman ganja untuk kebutuhan medis. Upaya ini menyusul desakan ganja digunakan untuk kesehatan.

"Kita sudah melakukan kajian, nanti sebentar lagi akan keluar regulasinya untuk kebutuhan medis," ujar Budi dalam agenda diskusi media di Gedung Kemenkes RI, Jakarta Selatan, Rabu (29/6) kemarin.

Budi mengatakan tujuan dari regulasi tersebut untuk mengontrol seluruh fungsi proses penelitian yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan di dunia medis. Dasar dari keputusan Kemenkes untuk menerbitkan regulasi penelitian tanaman ganja adalah Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Pada Pasal 12 ayat 3 dan Pasal 13 aturan itu disebutkan, ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelenggaraan produksi dan/atau penggunaan dalam produksi dengan jumlah yang sangat terbatas untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diatur dengan peraturan menteri.

Budi meyakini, semua tanaman dan binatang yang diciptakan Tuhan pasti memiliki manfaat untuk kehidupan. Salah satunya morfin, sebagai alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada opium.

"Morfin lebih keras dari ganja, tapi dipakai untuk medis. Ganja itu sebenarnya sama seperti morfin, morfin lebih keras dari ganja, itu kan ada dipakai untuk yang bermanfaat," katanya.

Budi mengatakan manfaat tanaman ganja tergantung pada penggunanya. Jika disalahgunakan, dapat memicu dampak negatif, tidak hanya pada diri sendiri tapi juga masyarakat.

Seperti halnya morfin pada dunia medis yang berfungsi meredam rasa sakit pada luka di tubuh manusia, kata Budi, tanaman ganja pun akan diteliti untuk melihat manfaatnya lewat riset, data serta fakta ilmiah.

"Penelitian morfin itu bagus, untuk enggak sakit kalau ada apa-apa, seperti kita tertembak," katanya dikutip dari Antara.

Budi mengatakan kegiatan penelitian tanaman ganja akan melibatkan kalangan perguruan tinggi untuk menghasilkan kajian secara ilmiah untuk kebutuhan medis.

"Kalau sudah lulus penelitian produksinya, harusnya kita jaga sesuai dengan fungsi medisnya," katanya.

Belum Ada Penyakit yang Obat Primernya Ganja

Berbeda dengan Menkes, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) menanggapi dorongan legalisasi ganja untuk keperluan medis. Menurut IDI, penggunaan ganja untuk kesehatan tidak sepenuhnya aman.

"Jika penggunaan tidak ketat, bisa terjadi penyalahgunaan yang menyebabkan konsekuensi kesehatan bagi penggunanya," kata Ketua Dewan Pertimbangan PB-IDI Zubairi Djoerban dikutip dari akun Twitternya @ProfesorZubairi, Kamis (30/6).

Dia mengatakan, sudah banyak studi tentang ganja. Hasil studi menunjukkan, beberapa ganja bisa menjadi obat. Namun, masih ada ganja yang belum diketahui, terutama ketika berinteraksi dengan obat lain serta tubuh manusia.

"Belum ada bukti obat ganja lebih baik, termasuk untuk nyeri kanker dan epilepsi. Namun ganja medis bisa menjadi pilihan atau alternatif, tapi bukan yang terbaik. Sebab, belum ada juga penyakit yang obat primernya adalah ganja," jelasnya.

Zubairi menyebut, sejumlah negara melegalkan ganja untuk medis. Di Amerika Serikat misalnya, Food and Drug Administration (FDA) telah menyetujui satu obat ganja nabati (Epidiolex), yang mengandung cannabidiol murni (CBD) dari tanaman ganja. Obat ini digunakan untuk mengobati kejang serta kelainan genetik langka.

FDA juga telah menyetujui dua obat sintetis tetrahydrocannabinol (THC). Obat-obatan ini digunakan untuk mengobati mual pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi (antimuntah), dan untuk meningkatkan nafsu makan pada pasien HIV/AIDS.

Menurut Zubairi, bisa saja ganja digunakan untuk pengobatan. Namun harus disertai pengawasan dan dosis tidak berlebihan. "Itulah sebabnya penggunaan ganja medis harus sangat ketat oleh dokter yang meresepkannya," ujarnya.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
2 Desember 2020: Penghapusan Ganja dari Daftar Obat Terlarang Oleh WHO
2 Desember 2020: Penghapusan Ganja dari Daftar Obat Terlarang Oleh WHO

Ganja mengalami penurunan klasifikasi dari obat terlarang untuk lebih dimanfaatkan secara medis.

Baca Selengkapnya
Tidak Hanya Bikin Masakan Makin Enak, Biji Pala Simpan Manfaat Luar Biasa untuk Kesehatan, Salah Satunya Bantu Atasi Jerawat
Tidak Hanya Bikin Masakan Makin Enak, Biji Pala Simpan Manfaat Luar Biasa untuk Kesehatan, Salah Satunya Bantu Atasi Jerawat

Rempah-rempah ajaib yang memiliki sejuta khasiat untuk tubuh.

Baca Selengkapnya
Ternyata Bisa Sembuhkan Penyakit, Ini Sederet Manfaat Buah Kecubung
Ternyata Bisa Sembuhkan Penyakit, Ini Sederet Manfaat Buah Kecubung

Di balik keganasannya yang bisa memicu kematian, ternyata ada banyak manfaat buah kecubung.

Baca Selengkapnya
Mengenal Daun Kratom, Benarkah Miliki Manfaat atau Sepenuhnya Bahaya Seperti Narkotika?
Mengenal Daun Kratom, Benarkah Miliki Manfaat atau Sepenuhnya Bahaya Seperti Narkotika?

Daun kratom tengah menjadi pembicaraan karena disebut memiliki efek menenangkan.

Baca Selengkapnya
Manfaat Kayu Cendana bagi Kesehatan , Mampu Turunkan Kolesterol
Manfaat Kayu Cendana bagi Kesehatan , Mampu Turunkan Kolesterol

Kayu cendana adalah tumbuhan herbal yang memiliki banyak manfaat kesehatan penting.

Baca Selengkapnya
Mitos atau Fakta Cengkeh untuk Sakit Gigi? Ini Penjelasannya yang Sayang Dilewatkan
Mitos atau Fakta Cengkeh untuk Sakit Gigi? Ini Penjelasannya yang Sayang Dilewatkan

Berikut penjelasan mitos atau fakta cengkeh untuk sakit gigi. Sakit gigi menjadi salah satu keluhan yang sering dialami oleh masyarakat luas.

Baca Selengkapnya
Begini Bentuk Buah Kecubung yang Bisa Bikin Mabuk Sampai Gila
Begini Bentuk Buah Kecubung yang Bisa Bikin Mabuk Sampai Gila

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, buah kecubung bisa memicu kegilaan bahkan kematian.

Baca Selengkapnya
7 Manfaat Daun Kratom untuk Kesehatan, Bantu Tingkatkan Fokus dan Konsentrasi
7 Manfaat Daun Kratom untuk Kesehatan, Bantu Tingkatkan Fokus dan Konsentrasi

Daun kratom adalah tumbuhan yang berasal dari Asia Tenggara dan telah lama digunakan sebagai obat tradisional.

Baca Selengkapnya
Resep Jamu Kayu Manis, Efektif Atasi Masuk Angin dan Perut Kembung
Resep Jamu Kayu Manis, Efektif Atasi Masuk Angin dan Perut Kembung

Salah satu jenis rempah yang sering ditemui di Indonesia adalah kayu manis, yang kerap digunakan sebagai komponen dalam berbagai hidangan dan minuman.

Baca Selengkapnya
Mitos Kayu Cendana, Aroma Khas yang Memikat dan Legendaris
Mitos Kayu Cendana, Aroma Khas yang Memikat dan Legendaris

Selain manfaatnya yang beragam, kayu cendana juga memiliki mitos. Apa saja mitos kayu cendana yang beredar di masyarakat?

Baca Selengkapnya
Resep Sederhana Minuman Berbahan Kayu Manis yang Bisa Atasi Masuk Angin dan Kembung
Resep Sederhana Minuman Berbahan Kayu Manis yang Bisa Atasi Masuk Angin dan Kembung

Kayu manis termasuk salah satu bahan rempah yang memiliki banyak khasiat untuk tubuh.

Baca Selengkapnya
10 Khasiat Cokelat Hitam untuk Kesehatan, Bantu Atasi Depresi
10 Khasiat Cokelat Hitam untuk Kesehatan, Bantu Atasi Depresi

Cokelat hitam diketahui baik untuk mencegah penyakit jantung serta untuk orang yang sering mengalami cemas.

Baca Selengkapnya