Profesor Jepang Pamerkan Teknologi Baru Pengolahan Roti di Kampus Universitas Jember
Merdeka.com - Tepung gandum selama ini menjadi salah satu alternatif sumber pangan yang banyak dikonsumsi manusia. Beberapa makanan seperti roti atau pasta, banyak menggunakan tepung sebagai bahan utamanya. Namun di balik kelezatan rasanya, proses pengolahan bahan mentah menjadi tepung, melewati proses pengolahan yang menggunakan mesin yang dijalankan dengan kecepatan tinggi.
"Penggunaan alat seperti ini berpotensi merusak bahan akibat dari tingginya temperatur yang timbul saat putaran mesin yang tinggi, Prof. Yutaka Kitamura, pakar teknologi pengolahan pangan asal Tsukuba University saat berbicara dalam sebuah kuliah umum bertema Agri-Food Paste Processing by Micro Wet Stone Mill yang digelar di Universitas Jember pada Kamis (12/9) ini.
Karena itulah, Yutaka dalam temuannya menawarkan alternatif proses pengolahan pangan dengan teknologi yang dinamakan Micro Wet Processing.
-
Apa kegunaan utama tepung ketan dalam masakan? Tepung ketan banyak digunakan sebagai bahan dasar dalam kuliner khas Asia, terutama Indonesia.
-
Dimana tepung ketan digunakan selain kue tradisional? Tepung ketan merupakan bahan yang sangat serbaguna dan dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai jenis kue tradisional serta camilan. Contohnya, Anda dapat menggunakan tepung ini untuk membuat klepon, lemper, dan ketan serundeng, yang semuanya merupakan makanan yang disukai banyak orang.
-
Mengapa tepung beras penting? Kehadiran tepung beras dapat meningkatkan kekentalan dan kepadatan adonan perkedel karena kandungan airnya yang minim. Adanya kelebihan kadar air dalam bahan-bahan menyebabkan perkedel menjadi rapuh saat digoreng.
-
Apa kandungan utama roti gandum? Roti gandum terbuat dari tepung yang mengandung seluruh biji gandum, termasuk dedak. Di sinilah gandum mengemas nutrisi paling banyak, seperti serat, zat besi, dan potasium.
-
Mengapa pakai tepung beras? 'Tepung beras membuat telur dadar lebih renyah di luar, tapi tetap lembut di dalam,' jelas Puguh.
-
Apa alternatif pengganti beras? 'Pengganti beras kita ini bukan ke makanan lokal seperti singkong, ubi, tapi ini ke terigu, roti-rotian,' ujar Tauhid kepada merdeka.com, Rabu (4/10).
"Sebenarnya ide alat ini berasal dari alat pembuat tepung yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu, yakni menggunakan batu giling yang digerakkan secara manual. Namun tentu saja dengan alat tradisional ini hasil tepungnya terbatas. Makanya saya menggabungkan batu silinder yang dialiri air namun digerakkan dengan tenaga listrik," kata guru besar di School of Life and Enviromental Sciences ini.
Yutaka menambahkan, dengan Micro Wet Processing maka material yang dihaluskan tidak akan meningkat. Sebab mesin yang dirancangnya mengalirkan air secara otomatis. Hasil dari proses ini adalah bahan pangan dalam bentuk adonan atau pasta yang halus sebab mesin yang dirancang menggunakan tidak hanya satu batu giling bahkan hingga tiga batu giling.
Keuntungan lain menggunakan Micro Wet Processing adalah minim debu yang dihasilkan. "Selain untuk membuat bahan pangan berbentuk pasta, alat yang saya kembangkan juga bisa digunakan untuk membuat bahan adonan atau pasta sebagai bahan untuk pembuatan obat atau kosmetik," lanjut Prof. Yutaka Kitamura.
Tidak hanya memperkenalkan mesin Micro Wet Processing yang dikembangkannya, Prof. Yutaka Kitamura juga menjelaskan peluang bisnis adonan atau pasta yang dihasilkan. Di Jepang saat ini roti yang berbahan pasta atau adonan dari beras coklat yang dihasilkan melalui Micro Wet Processing mulai digemari. Pasalnya diyakini kandungan vitamin dan mineralnya tidak hilang dibandingkan jika diproses melalui mesin konvensional.
"Selain itu aman bagi penderita alergi gluten, bahkan tekstur rotinya lebih bagus dibandingkan roti berbahan tepung gandum," papar Yutaka sambil memperlihatkan foto berbagai roti dari tepung gandum dan roti berbahan pasta beras coklat kepada peserta kuliah umum yang didominasi dosen dan mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan Fakultas Teknik Unej ini.
Pemaparan mengenai prospek produk pasta dari Micro Wet Processing memantik diskusi hangat antara hadirin dengan Prof. Yutaka Kitamura. Seperti yang disampaikan oleh Jayus, dosen FTP yang hari itu menjadi moderator. Menurutnya, Indonesia yang juga dikenal sebagai penghasil beras dapat mengembangkan Micro Wet Processing untuk meningkatkan nilai tambah beras. Sementara itu ditemui di sela-sela acara, Siswoyo Soekarno, Dekan FTP Universitas Jember menjelaskan kegiatan kuliah umum ini terlaksana atas kerjasama FTP dengan Project Implemetation Unit Islamic Development Bank Universitas Jember.
"Program kuliah umum kali ini sebagai upaya mewujudkan Universitas Jember sebagai perguruan tinggi yang unggul di bidang bioteknologi di sektor pertanian, perkebunan dan kesehatan," pungkas Siswoyo.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kuliner ini terbuat dari campuran terigu dan parutan kelapa, sehingga menghasilkan rasa gurih, manis, dan legit.
Baca SelengkapnyaCoba resep bakwan jagung renyah dengan tepung beras dan maizena, tanpa tepung terigu
Baca SelengkapnyaRoti tawar gulung ini bisa menjadi pilihan menu praktis yang tak kalah nikmat dengan hidangan lainnya.
Baca SelengkapnyaPeneliti di Universitas Yonsei Korea Selatan berhasil mengembangkan varietas beras baru yang unik.
Baca SelengkapnyaDia berkesempatan mengikuti program pertukaran pelajar di Universitas Gadjah Mada (UGM), Indonesia selama setahun.
Baca SelengkapnyaMenKopUKM meyakinkan, kemampuan olahan rumput laut dalam menyubstitusi tepung terigu impor memiliki pasokan bahan baku yang cukup.
Baca SelengkapnyaAda dua jenis katsu yang populer, yaitu chicken katsu dan menchi katsu.
Baca SelengkapnyaMasakan Jepang terkenal dengan penggunaan bahan-bahan segar dan berkualitas tinggi, terutama produk laut seperti ikan, crustasea, dan rumput laut.
Baca SelengkapnyaKeberadaan kuliner ini biasanya ditemui di pasar-pasar tradisional. Namun seiring waktu keberadaannya makin sulit ditemukan.
Baca SelengkapnyaMakanan Jepang memiliki cita rasa yang lezat dan cocok dengan lidah orang Indonesia.
Baca SelengkapnyaInovasi ini dilakukan demi membangun kesehatan pribadi, merawat lingkungan, dan menciptakan masa depan yang lebih baik
Baca SelengkapnyaPada masa pendudukan Jepang, masyarakat dipaksa memakan roti dan bubur sebagai pengganti nasi.
Baca Selengkapnya