Protes keluarga penumpang selama misi pencarian AirAsia
Merdeka.com - Hingga hari ke-10, Blackbox pesawat AirAsia QZ8501 belum juga ditemukan. Korban pun baru ditemukan 37 orang, dan belum banyak korban teridentifikasi.
Dari sisi waktu, keluarga keluarga korban mulai merasa tidak sabar karena proses evakuasi dan identifikasi mereka anggap sangat lambat. Karena memang belum banyak yang bisa ditemukan.
Ongko Gunawan, salah satu keluarga korban berharap para korban segera ditemukan secepatnya. Dia berharap adik dan keponakannya segera ditemukan.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat jet itu hilang? Pesawat menghilang tak lama setelah berangkat dari Burlington pada 27 Januari 1971, dalam perjalanan menuju Providence, Rhode Island.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
"Lama prosesnya, delapan hari baru 30 korban yang ditemukan," kata Ongko di Surabaya, Minggu (4/1).
Tak cuma protes soal lambannya pencarian korban. Banyak protes dilontarkan oleh keluarga korban, termasuk kepada para media yang meliput.
Berikut berbagai protes yang dilontarkan para keluarga korban AirAsia QZ8501, seperti yang berhasil dihimpun merdeka.com, Selasa (6/1/2014):
Putri pilot AirAsia protes media TV salahkan papanya
Perasaan Angela Anggi Ranastianis, putri pilot AirAsia QZ8510 rute Surabaya-Singapura Kapten Iriyanto sedih bercampur kesal. Dia sedih memikirkan kondisi ayahnya yang hingga kini belum pasti dan kesal dengan pemberitaan media.Kekesalan itu dia tuangkan dalam media sosial Path miliknya. Angela marah karena seolah-olah pemberitaan di televisi menyudutkan ayahnya."Semakin kesini TV semakin mencari kesalahan pada pilot. Tolong, utk saat ini fokuskan untk mencari papa saya. Papa saya blm ktmu. Jangan ngmng ini itu tentang papa saya," tulis Angela seperti dikutip merdeka.com, Sabtu (3/1).Menurut Angela, saat ini keberadaan ayahnya masih belum diketahui. Dia pun memohon agar media televisi tidak menyalahkan ayahnya."Papa saya keadaannya msh blm tau dimana. Please utk semua Stasiun TV utk tdk membuat berita yg seolah-olah menyalahkan papa saya. Mengerti keadaan klrga saya bagaimana kan?" tulisnya lagi.
Keluarga korban AirAsia kesal kesedihan mereka diabadikan media
Biasanya, setiap ada jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 yang berhasil diidentifikasi, akan dilakukan jumpa pers dan upacara seremonial penyerahan jenazah. Namun sejak hari ini, upacara penyerahan jenazah mulai ditiadakan."Hari ini tidak ada seremonial penyerahan jenazah. Langsung kami serahkan kepada keluarga," kata Kombes Pol Awi Sutiono, Kabid Humas Polda Jawa Timur, Sabtu (3/1).Biasanya wartawan bebas meliput acara upacara penyerahan jenazah dari Polri ke AirAsia. Kemudian dilanjutkan dari AirAsia akan menyerahkan kepada keluarga korban. Upacara biasanya digelar di dalam rumah sakit Bhayangkara.Namun karena ekspos yang dianggap berlebihan oleh keluarga, akhirnya acara itu ditiadakan. Keluarga keberatan, kesedihan mereka dipotret, diabadikan bahkan disiarkan secara live.Nada keberatan juga disampaikan oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang mengaku mendapat pengaduan dari para keluarga korban. Mereka mengaku keberatan dengan ekspos kesedihan para korban."Tanya ke saya saja, jangan keluarga korban. Mereka sedang bersedih, kalau pingin tanya banyak hal tanya saya saja. Kasihan mereka, sedang susah," kata Risma berulang-ulang.
Keluarga keluhkan proses evakuasi lambat
Blackbox pesawat AirAsia QZ8501 belum juga ditemukan. Korban pun baru ditemukan 37 orang, dan belum banyak korban teridentifikasi.Dari sisi waktu, keluarga mulai merasa tidak sabar karena proses evakuasi dan identifikasi yang sangat lambat. Karena memang belum banyak yang bisa ditemukan.Ongko Gunawan, salah satu keluarga korban berharap para korban segera ditemukan secepatnya. Dia berharap adik dan keponakannya segera ditemukan."Lama prosesnya, delapan hari baru 30 korban yang ditemukan," kata Ongko di Surabaya, Minggu (4/1)Ongko antara sabar dan tidak sabar sedang menunggu kepastian kabar adik kandungnya Kusuma Chandra, adik iparnya Ong Sherly dan keponakannya Kho Fera Chandra (19). Mereka berangkat dari Surabaya menuju Singapura untuk berlibur.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pencarian kembali dilanjutkan setelah cuaca mendukung pada Selasa (12/3) pagi.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan saat ini tengah berjuang membawa turun 8 pendaki yang meninggal dunia saat terjadi erupsi di Gunung Marapi.
Baca SelengkapnyaKorban SAM Air teridentifikasi dengan menggunakan data primer atau hasil DNA berupa data medis.
Baca SelengkapnyaDokter tersebut hilang setelah perahu yang digunakan untuk memancing ikan terbalik dihantam gelombang
Baca SelengkapnyaKondisi Korban Kecelakaan Maut KM 58: Luka Bakar 90-100 Persen
Baca SelengkapnyaEvakuasi korban longsor Tulabolo pada hari keempat terkendala cuaca
Baca SelengkapnyaSaat ini, RSUD Karawang sedang melakukan Postmortem dan Antemortem untuk kebutuhan identifikasi dari korban kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi tidak berjalan mudah setelah dua korban terjebak di badan pesawat.
Baca SelengkapnyaKM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaBelasan mayat tanpa identitas ditemukan mengapung di perairan laut mulai dari Aceh Jaya, Aceh Barat hingga Sabang
Baca SelengkapnyaPencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca Selengkapnya