Protes, sopir taksi ramai-ramai hias mobil pakai bunga layu
Merdeka.com - Ribuan armada taksi dari berbagai perusahaan armada terparkir di halaman tugu Monas, Jakarta. Bukan menunggu penumpang seperti biasa. Mereka tengah berdemo menuntut pemerintah menutup transportasi berbasis aplikasi.
Para pengemudi merasa pendapatannya makin menurun dengan hadirnya transportasi berbasis aplikasi itu. Aksi unjuk rasa ini dimulai sejak pagi. Ada hal menarik dalam aksi mereka, hampir semua kaca mobil taksi terpasang spanduk bertuliskan "stop ilegal transportation". Tak hanya itu beberapa taksi juga memasangkan bunga layu sebagai tanda duka cita.
"Ini tadi dipasangin sama anak- anak di jalan tol," kata Pak Manis salah satu supir taksi Express Group di lokasi, Senin (14/3).
-
Siapa yang minta perusahaan taksi online buat tombol darurat? 'Saya harap ada sistem semacam ‘tombol darurat’ di aplikasi guna melindungi customer maupun driver, dari hal-hal berbahaya seperti ini,' kata Sahroni, Senin (1/4).
-
Kenapa driver ojek online pakai jalan tikus? 'Jalan Tikus' atau jalan tembus. Jalan favorit bagi pengendara motor. Jalan yang biasanya hanya cukup dilewati satu motor. Saling terhimpit di gang sempit. Di tengah permukiman padat penduduk. Di antara gedung pencakar langit ibu kota. Membentang di atas lintasan sungai. Bahkan di jembatan yang hanya terbuat dari bambu.
-
Kenapa pelaku membunuh driver taksi online? “Saya tulang punggung keluarga, setelah bapak dipenjara tersangkut kasus pidana ganjal ATM di Yogya. Ibu juga bingung minta saya untuk biayai kuliah adik yang di Bandung,“ kata Baaghastian.
-
Bagaimana taksi-taksi ini berbeda dari yang lain? Taksi umum biasanya menggunakan mobil jenis sedan atau MPV yang dapat ditemui hampir di seluruh dunia. Namun, terdapat juga taksi yang menggunakan jenis mobil lainnya.
-
Bagaimana driver online menghina penumpang? 'Yang sopan dong, ini mobil bukan mobil lu,' ujarnya.
-
Bagaimana driver online tersebut membantu penumpangnya? 'Diantarlah sampai ke RS, dibantu urus sampai ke dalam, dibantu uruskan BPJS, sampai papa bisa masuk dan segera ditangani dokter,' lanjutnya, demikian dikutip dari keterangan unggahan.
Manis menceritakan, sejak bulan Juni 2015 lalu, pendapatnya terus berkurang. Sejak ada aplikasi, para supir taksi juga kehilangan pelanggan.
"Kita pakai pajak, setiap tahun harus mengurus ini itu mulai dari KIR, izin jalan, organda dan STNK. Sedangkan uber itu kan plat hitam, kendaraan pribadi dan enggak pakai izin cuma bayar STNK aja tiap tahun," ungkap Manis kepada merdeka.com.
Dia menceritakan, sebelum transportasi berbasis aplikasi hadir, biasanya bisa meraup uang ke rumah hingga Rp 100.000. Namun sejak adanya aplikasi itu hadir, untuk mendapatkan setoran ke pool saja tidak cukup.
"Berkurang, enggak ada penumpang kalau sekarang. Biasanya cukup untuk bayar setoran 300 ribu. Bawa pulang uang ke rumah 100 ribu juga bisa," tutur pria paruh baya itu.
Untungnya kata dia, sejak sepinya penumpang, pihak perusahaan memberikan keringanan setoran. Perusahaan pun menurunkan setoran hingga di angka Rp. 80.000. Meski hal itu tetap saja tidak juga menguntungkan.
Meski di awal kemunculan aplikasi tersebut terdapat konten untuk taksi, namun pihaknya mengaku hal tersebut tak banyak membantu. Semakin ke sini aplikasi tersebut menghilang tergantikan dengan aplikasi grab car. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang driver taksi online di kawasan Jakarta Pusat tengah ramai jadi perbincangan usai kedapatan emosi ke penumpang wanita.
Baca SelengkapnyaAksi ugal-ugalan sopir truk kontainer di Jalan Raya Veteran, Kota Tangerang, menyebabkan puluhan pengendara menjadi korban kecelakaan lalu lintas.
Baca SelengkapnyaAda momen mengejutkan saat bule naik mobil komando lalu berteriak "Ojol sukses"
Baca SelengkapnyaAksi yang dilakukan oleh para awak angkutan dilakukan karena sejumlah persoalan yang terjadi di lapangan.
Baca Selengkapnya