Protes Tambang, Mahasiswa Demo di Kantor Gubernur Aceh
Merdeka.com - Mahasiswa dari berbagai universitas di Banda Aceh melakukan aksi unjuk rasa di kantor Gubernur Aceh. Aksi ini dilakukan untuk menolak keberadaan PT Emas Mineral Murni (PT EMM), Rabu (10/4).
Massa yang datang silih berganti ini juga memprotes kekerasan yang dilakukan pihak kepolisian pada aksi kemarin. Aksi yang berlangsung di kantor Gubernur Aceh yang berakhir ricuh. Hingga 7 orang mahasiswa mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Kemarin pihak kepolisian juga sempat melepaskan gas air mata untuk membubarkan massa. Kaca depan kantor Gubernur Aceh pecah. Begitu juga sejumlah pot bunga hancur akibat ricuh tersebut.
-
Dimana demo buruh berlangsung? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Mengapa mahasiswa demo di tahun 1965? Para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) itu tidak puas dengan kebijakan pemerintahan Orde Lama. Mereka terus melakukan demonstrasi dan meminta Presiden Sukarno bertindak tegas terhadap PKI dan menteri-menteri yang tidak becus bekerja.
-
Siapa yang protes soal UMP? Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan mogok nasional awalan ini melibatkan sejumlah pabrik di kawasan industri di seluruh Indonesia.
-
Bagaimana gerakan boikot ini dilakukan di Sumatera Utara? Strategi boikot ini untuk memberikan rasa akuntabilitas bahwa perusahaan-perusahaan yang mendukung bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan Isreal.
Sebagian peserta aksi bahkan sempat bermalam di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh. Pada malam harinya peserta aksi melakukan konsolidasi, hingga pagi ini ribuan massa kembali mendatangi kantor Gubernur Aceh.
Polisi dan Satpol PP tampak siaga dalam pekarangan kantor Gubernur Aceh. Semua menggunakan pakaian anti kerusuhan, memakai helm, tameng dan mobil water canon. Tampak juga sebagian polisi memegang senjata gas air mata.
"Aksi ini lanjutan dari kemarin, kami meminta kepada pemerintah untuk mencabut izin PT EMM," kata Koordinator Lapangan, Ilham Zamzam.
Menurutnya, keberadaan PT EMM di Beutong Ateuh Benggalang, Kabupaten Nagan Raya ditolak oleh masyarakat setempat. Warga tidak mau dengan ada perusahaan tambang itu, lingkungan bisa rusak dan masyarakat tidak mendapatkannya apapun nantinya.
Selain itu, Ilham meminta kepada pihak kepolisian meminta maaf atas peristiwa yang terjadi kemarin. Sejumlah mahasiswa mengalami luka-luka dan terpapar gas air mata.
Sebenarnya ini tidak akan terjadi, sebutnya, bila Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah proaktif mau bertemu dengan massa aksi. Akan tetapi sudah 5 kali melakukan aksi, Nova tidak pernah mau bertemu dengan massa aksi hingga sekarang.
"Kalau hari ini juga tidak ada solusi, kami akan kerahkan masa yang lebih banyak ke depan, kami akan turunkan masyarakat untuk demo di sini," ungkapnya.
Hingga saat ini aksi masih berlangsung. Peserta aksi berada di jalan depan kantor Gubernur. Sementara pintu pagar kantor Gubernur ditutup. Dalam pekarangan kantor tampak pihak kepolisian dan Satpol PP siaga dengan pakaian lengkap anti huru-hara.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut
Baca SelengkapnyaAksi menentang praktik politik dinasti dan menolak pelanggaran HAM ini juga diikuti dosen, budayawan, seniman dan tokoh masyarakat.
Baca SelengkapnyaDi tengah gelombang aksi mahasiswa, Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan kunjungan kerja di sejumlah tempat di Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaAksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Baca SelengkapnyaMahasiswa berangka pukul 11.30 menggunakan 10 kopaja dan 20 angkot. Mereka juga membawa sejumlah spanduk dan poster.
Baca SelengkapnyaAksi Mimbar Demokrasi melawan Politik Dinasti dan Menolak Pelanggaran HAM meluas hingga Jambi.
Baca SelengkapnyaMereka menuntut akses menuju tambang yang sebelumnya ditutup agar kembali dibuka baik dari jalur darat maupun Sungai Batanghari Jambi.
Baca SelengkapnyaAksi ini digelar sebagai bentuk demokrasi untuk melawan Politik Dinasti serta menolak Pelanggaran HAM.
Baca SelengkapnyaPada aksi yang kelima ini jumlah massa terlihat semakin sedikit dan anak-anak yang ikut juga semakin berkurang.
Baca SelengkapnyaRatusan mahasiswa ini menyuarakan penolakan terhadap revisi Undang-Undang Pilkada.
Baca SelengkapnyaDi depan Gedung Rektorat Universitas Pancasila, salah satu koordinator aksi Dio Marcelino menyampaikan orasinya.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca Selengkapnya