Protes Tindakan Represif Polisi, Mahasiswa Demo di DPRD Sumut
Merdeka.com - Gelombang unjuk rasa di Medan berlanjut, Kamis (26/9). Demonstrasi sekurangnya berlangsung di dua titik.
Seratusan mahasiswa UISU menggelar aksi di depan kampus mereka di Jalan Sisingamangaraja, Medan. Mereka kembali menentang UU dan RUU yang dinilai mengorupsi reformasi. Mereka juga memprotes tindakan represif polisi dan menuntut agar rekan-rekannya yang ditahan segera dibebaskan.
Sementara di depan Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, unjuk rasa dilakukan seratusan kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Medan.
-
Kenapa pelaku menikam mahasiswa? 'Motifnya, pelaku merasa ditipu dan sakit hati kepada korban,' ungkapnya.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
Massa GMNI menyatakan menolak Rancangan Undang-undang (RUU) Pertanahan. Mereka juga memprotes intimidasi yang dilakukan petugas kepolisian saat demonstrasi mahasiswa pada Selasa (24/9).
Menurut pengakuan mahasiswa, personel kepolisian menyerang Sekretariat GMNI Cabang Medan, Jalan Kejaksaan Medan, Selasa (24/9), menyusul rusuhnya demonstrasi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Saat penyerangan itu terjadi, kader GMNI sedang menggelar diskusi.
Aparat kepolisian menembakkan gas air mata ke Sekretariat GMNI. Saat itu sejumlah massa mahasiswa melarikan diri ke bangunan yang berada sekitar 300 meter dari Gedung DPRD Sumut itu.
"Penyerangan itu sangat menyakiti hati kami. Padahal harusnya mereka mengayomi kami. Mereka represif. Sampai menembakkan gas air mata ke arah sekretariat. Kemudian ada pelemparan batu," ungkap Ketua GMNI Cabang Medan Samuel Oktavianus Gurusinga.
Seorang kader GMNI sempat ditangkap polisi. Namun rekan-rekannya berhasil membebaskannya saat itu juga.
"Kami meminta polisi mengklarifikasi kejadian ini dan mereka harus menyampaikan permintaan maaf," ungkap Samuel.
Dari Gedung DPRD Sumut, massa bergerak ke Polrestabes Medan. Mereka akan melanjutkan aksi di sama untuk meminta klarifikasi.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaPara pelajar dan mahasiswa tersebut masih menjalani pemeriksaan di Polrestabes Semarang hingga malam hari.
Baca SelengkapnyaRatusan mahasiswa ini menyuarakan penolakan terhadap revisi Undang-Undang Pilkada.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaSetelah merobohkan pintu pagar Gerbang Pancasila, pendemo berkumpul dengan penjagaan ketat dari pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaDia terpaksa diboyong menggunakan mobil ambulans karena terluka di bagian mata.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, mahasiswa menentang Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) yang disampaikan Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR.
Baca SelengkapnyaRatusan mahasiswa tiba-tiba menggeruduk gedung DPR, Jumat (17/5) sore.
Baca SelengkapnyaAksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Baca SelengkapnyaSaling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaKorban merupakan mahasiswa baru asal Fakultas Kehutanan Untad.
Baca SelengkapnyaBentrokan tersebut terjadi ketika massa demonstran merobohkan pagar Gedung DPR.
Baca Selengkapnya