'Proyek pembangunan bandara Kulon Progo tidak berpihak kepada rakyat'
Merdeka.com - Puluhan massa dari Aliansi Perjuangan Rakyat Tolak Bandara (APRTB) menggelar aksi demonstrasi di depan DPRD DIY, Selasa (16/1). Para peserta demonstrasi ini menuntut pembatalan pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA).
Menurut koordinator aksi, Fikri M Farueq, aksi demonstrasi dilakukan untuk menolak pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi-JK. Menurutnya, pembangunan di era Jokowi-JK lebih mementingkan kepentingan pemodal dibandingkan kepentingan rakyat. Salah satu di antaranya adalah pembangunan bandara di Kulon Progo.
"Pembangunan yang dilakukan Jokowi-JK tak berpihak kepada rakyat. Pembangunan lebih mementingkan kepentingan pemodal dari pada rakyat. Sehingga pembangunan dilakukan dengan penggusuran dan tindakan represif yang dilakukan oleh aparat," ujar Fikri.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Kenapa warga demo jalan rusak? 'Ke mana uang pajak kami? Ke mana uang pajak kami? Bertahun-tahun kami merasakan jalan rusak yang seperti ini,' seru sang orator dalam sebuah video yang diunggah lewat Instagram @merapi_uncover.
-
Kenapa warga protes pembangunan rumah Ayu Dewi? Keluhan Warga Tetangga Ayu mengeluh karena kebisingan dari proses pembangunan rumahnya yang mengganggu mereka setiap hari. Tidak hanya itu, tukang di rumah Ayu juga pernah menggunakan lahan tetangga tanpa izin.
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Apa keluhan utama warga Desa Turus Patria? 'Warga di Desa Turus Patria ini punya keluhan terkait beberapa hal. Yang paling utama adalah soal infrastruktur jalan. Sebab akibat akses jalan menuju desa kami rusak, ini menyebabkan semua hal yang ada di daerah kami terasa tertinggal.'
Fikri menerangkan, salah satu pembangunan yang tak pro rakyat adalah pembangunan bandara baru NYIA di Kulon Progo. Warga, kata Fikri digusur paksa, tanamannya dirusak dan mendapatkan kekerasan dari aparat.
"Proyek pembangunan bandara di Kulon Progo tidak berpihak kepada rakyat. Pembebasan lahan yang akan digunakan untuk lokasi bandara itu menggusur rakyat, merampas tanah milik rakyat, membongkar bangunan milik rakyat dan merusak lahan pertanian milik rakyat. Selain itu, pembangunan bandara di Kulon Progo juga terjadi aksi represif dari aparat sehingga menyebabkan rakyat mengalami luka," urai Fikri.
Fikri menuntut agar penggusuran dan pembongkaran bangunan secara paksa yang terjadi di Kulon Progo harus dihentikan. Aksi represif dari aparat, lanjut Fikri, juga harus dihentikan dan diusut tuntas siapa pelakunya.
"Kami menuntut agar pembangunan bandara di Kulon Progo harus dihentikan. Rakyat tidak butuh bandara. Rakyat butuh lahan untuk tinggal dan bertani. Kalau lahan pertanian dan pemukiman digusur, rakyat mau makan apa? Mau kerja apa?," ulas Fikri.
Dalam aksinya, massa sempat memanaskan situasi dengan mencoba mendobrak pintu gerbang DPRD DIY. Massa ingin bertemu dengan anggota DPRD DIY yang tengah menggelar rapat peripurna.
Akhirnya, massa aksi pun ditemui oleh salah seorang pimpinan DPRD DIY, Sukamto. Dalam orasinya Sukamto berjanji akan mengirim surat kepada pemerintah pusat terkait aspirasi dari warga penolak pembangunan bandara.
"Pembangunan bandara di Kulon Progo itu kewenangan pemerintah pusat bukan kewenangan DPRD DIY. Kami berjanji akan menyalurkan aspirasi warga ke pemerintah pusat dengan mengirim surat," ujarnya.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral video kericuhan antara anggota Polresta Padang dengan masyarakat Air Bangis dan Pasaman Barat
Baca SelengkapnyaAda komunikasi tidak berjalan baik antara aparat mengawal proses relokasi dengan warga yang menolak pembangunan Proyek Rempang Eco City.
Baca SelengkapnyaMasyarakat sekitar Penajam Paser Utara memang tidak menunjukan penolakannya terhadap IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaMerasa tidak adil, warga di Jalan Juanda Kota Medan menolak dan menggugat pembangunan underpass.
Baca SelengkapnyaTujuh warga di Kabupaten Blora mengalami penganiayaan oleh karyawan perusahaan tambang setelah mereka mengajukan protes terkait pencemaran udara.
Baca SelengkapnyaHal itu guna membantah kabar beredar soal dampak dari bentrokan yang memakan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaWarga asli Pulau Rempang menolak keras relokasi dan penggusuran rumah yang sudah mereka tinggali.
Baca SelengkapnyaPolisi harap jangan ada lagi sweeping agar ciptakan situasi aman dan kondusif.
Baca SelengkapnyaBudi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaProyek geothermal Poco Leok dikhawatirkan membayakan kesehatan warga serte merusak kelestarian lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaDelapan warga yang ditangkap itu akan diproses hukum sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaSigit mengimbau dalam menyelesaikan masalah ini pihaknya juga akan mendorong adanya musyawarah. Sehingga kejadian bentrokan, seperti hari ini bisa dicegah.
Baca Selengkapnya