PSBB di Cianjur Tak Efektif, Warga Masih Berkerumun & Pemudik Memaksa Pulang Kampung
Merdeka.com - Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Cianjur Yusman Faisal mengungkapkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) parsial Jawa Barat di Cianjur, kemungkinan diperpanjang. Yusman menyebutkan perpanjangan PSBB itu karena masih minimnya kepedulian warga untuk menerapkan 'social distancing' dan 'physical distancing' serta masih banyaknya pemudik yang memaksa pulang ke berbagai kecamatan di Cianjur.
Yusman Faisal mengatakan memasuki hari keenam penerapan PSBB parsial Jawa Barat di Cianjur, tingkat kepedulian warga untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 masih kurang dan masih berkisar di angka 30 persen, terutama pemudik yang memaksa tetap pulang kampung.
"Kalau berkaca dari wilayah lain, kemungkinan PSBB akan diperpanjang karena kepedulian warga masih kurang, sehingga tahap awal terkesan tidak efektif. Masih banyak warga yang berkerumun tepatnya di sejumlah toko swalayan dan toko pakaian di pusat kota Cianjur dan pusat kecamatan yang diberlakukan pembatasan," kata Yusman saat dihubungi, Selasa (12/5), dikutip Antara.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kenapa PBB di Jakarta dikorting? Kebijakan ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menciptakan keadilan dan pemerataan dalam pemungutan pajak.
-
Apa itu keringanan PBB di Jakarta? Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan kemudahan dan keringanan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) melalui Peraturan Gubernur Nomor 16 Tahun 2024.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
Sehingga pihaknya bersama Satuan Gugus Tugas Covid-19 Cianjur dan Forkopimda Cianjur, segera melakukan evaluasi terkait PSBB parsial tahap pertama yang dinilai belum efektif karena masih tingginya pelanggaran yang dilakukan warga dengan mengabaikan larangan selama pembatasan yang diterapkan di 18 kecamatan yang dinilai rawan terjadi penyebaran.
Bahkan pihaknya akan menyarankan diterapkannya sanksi tegas terhadap warga yang masih melanggar aturan yang diterapkan. Pasalnya ungkap dia, minimal sanksi fisik seperti push up dan sit up dapat diberlakukan agar ada efek jera terhadap pelanggar dan sanksi hukum jika kembali terbukti melakukan pelanggaran.
Sementara Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, menilai penerapan PSBB parsial yang diberlakukan di Cianjur, berjalan cukup baik di sejumlah kecamatan. Sedangkan di kecamatan yang masih dinilai kurang akan segera dievaluasi termasuk diberikan sanksi tegas seperti hukuman push up dan sit up bagi warga yang masih melanggar dan sanksi hukum bagi yang kembali melanggar.
"Ini merupakan PSBB parsial Jawa Barat, sehingga sanksi tegas yang akan diterapkan sesuai dengan apa yang dilakukan Pemprov Jabar. Kami akan mengevaluasi kecamatan yang masih belum seluruhnya mentaati larangan selama PSBB," katanya.
Kondisi Pasien Positif Covid-19 Membaik
Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur, Jawa Barat, mencatat kondisi tiga pasien positif terjangkit Covid-19 yang menjalani perawatan di ruang isolasi di rumah sakit di daerah itu terus membaik. Bahkan seorang di antaranya tenaga medis yang tercatat sebagai pasien 03 Covid-19 dinyatakan sembuh dan tinggal menunggu hasil uji swab ketiga sebelum dipulangkan.
Yusman Faisal mengatakan kondisi kesehatan tiga orang pasien positif Covid-19, terus membaik selama menjalani isolasi di rumah sakit Cianjur. Bahkan hasil uji swab kedua dari ketiga pasien tersebut menunjukkan hasil negatif sehingga pihaknya berharap ketiganya dapat sembuh total.
"Satu orang tenaga medis yang dinyatakan positif tercatat sebagai pasien 03 Cianjur, tinggal menunggu hasil uji swab ketiga sebelum dinyatakan benar-benar sembuh dan diperbolehkan pulang. Hasil Swab kedua sudah keluar dan dinyatakan negatif, semoga yang ketiga juga sama," katanya.
Dua orang pasien positif 02 dan 04, hingga saat ini kondisinya pun menunjukkan ke arah lebih baik terutama pasien 04 yang merupakan dokter di salah satu rumah sakit, sudah tidak mengalami gejala batuk atau sesak nafas. Keduanya tinggal menuntaskan isolasi kedua dan menunggu hasil uji swab ketiga sebelum dinyatakan sembuh.
"Harapan kami semua pasien yang positif dapat dinyatakan sembuh dan bebas dari Covid-19. Mereka saat ini dalam kondisi stabil dan sudah bisa berkomunikasi tanpa ada keluhan," katanya.
Sedangkan hingga saat ini, tutur dia, pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia sebanyak 12 orang, sebagian besar meninggal karena penyakit bawaan yang sudah kronis. Namun belasan pasien yang meninggal, sebelumnya tetap menjalani tes, baik tes cepat maupun tes swab tes dan hasilnya negatif.
"Hingga saat ini jumlah PDP pun terus bertambah dan rata-rata menjalani perawatan sesuai dengan prosedur penanganan Covid-19. Riwayat sebagian besar pasien tersebut memiliki penyakit kronis dan menjalani perawatan di ruang isolasi yang ada di rumah sakit di Cianjur," katanya.
Pihaknya terus mengimbau warga untuk menerapkan pola hidup sehat, tidak keluar rumah atau sosial distancing serta melakukan physical distancing ketika terpaksa keluar rumah guna memutus rantai penyebaran Covid-19. Hal tersebut sebagai upaya mendukung pemerintah dalam melakukan penanganan cepat Covid-19 dan PSBB parsial yang dilakukan tepat sasaran.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puluhan polisi disiagakan di sejumlah titik, mulai dari Bundaran Tugu Lampu Gentur hingga kawasan Puncak Pass.
Baca SelengkapnyaKasatlantas Polres Cianjur AKP Anjar Maulana memprediksi volume kendaraan akan terus meningkat hingga Senin petang,
Baca SelengkapnyaNamun bagi pemudik yang memaksakan diri untuk melintas, disarankan hanya pada siang hari .
Baca SelengkapnyaMinimnya fasilitas membuat pemudik terpaksa beristirahat di atas kendaraan, bahkan ada yang sampai duduk di atas tanah.
Baca SelengkapnyaAntrean panjang kendaraan juga terlihat di sejumlah jalur alternatif yang terdapat di sepanjang jalur Cipanas.
Baca SelengkapnyaSaat melakukan pengalihan arus lalu lintas, petugas mengarahkan pengendara untuk putar balik.
Baca SelengkapnyaBelasan jam kendaraan antre untuk menyeberang di Pelabuhan Merak.
Baca SelengkapnyaKendaraan didominasi para pemudik hendak balik ke kota asalnya. Tingginya volume kendaraan juga dipicu banyaknya wisatawan.
Baca SelengkapnyaBanjir berasal dari luapan air Kali Pesanggarahan. Ini disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung yang longsor ke kali.
Baca SelengkapnyaKendaraan tidak berjalan sama sekali di kawasan Puncak. Para pengendara yang lelah memutuskan beristirahat di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaVolume kendaraan yang melintas di jalur utama Cianjur, meningkat hingga 100 persen dibandingkan hari biasa.
Baca SelengkapnyaPolisi telah menerapkan rekayasa one way menuju Jakarta untuk mengurai kemacetan sejak pagi tadi.
Baca Selengkapnya