PT PAL catat sejarah, Indonesia ekspor kapal perang ke Filipina
Merdeka.com - Akhirnya Indonesia mampu mengekspor kapal perang ke negara lain. Ekspor PT PAL ini merupakan pertama kali dalam sejarah industri pertahanan Indonesia.
"Ini kebanggaan karena pertama kali Indonesia mengekspor kapal perang, kita ekspor ke Filipina. Namanya kapal perang jenis SSV (strategic sealift vessel) setipe dengan LPD (Landing Platform Dock)," kata Kepala Project SSV Turitan Indaryo di JIExpo Kebayoran Jakarta, Kamis (6/11).
Dia menyatakan Filipina telah memesan dua buah kapal perang jenis SSV ini. Harga dua kapal tersebut pun mencapai Rp 1 triliun.
-
Kenapa alutsista TNI AU penting? Sesuai amanat Presiden pertama Indonesia, Soekarno.'Kuasai udara untuk melaksanakan kehendak nasional, karena kekuatan nasional di udara adalah faktor yang menentukan dalam perang modern,' demikian pesan bung Karno, saat pidato Ulang Tahun TNI Angkatan Udara ke-9, tahun 1955.
-
Apa itu alutsista TNI AU? Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dibutuhkan sebagai urat nadi pertahanan. Pelindung langit Indonesia.
-
Apa target Indonesia lawan Filipina? Kemenangan dalam laga ini sangat krusial untuk menjaga harapan Indonesia menuju semifinal.
-
Bagaimana strategi Timnas Indonesia menghadapi Filipina? Pelatih Shin Tae-yong diperkirakan akan melakukan sejumlah perubahan dalam susunan pemain untuk menjaga stamina tim. Formasi 3-4-3 masih menjadi pilihan utama, dengan kembalinya Marselino Ferdinan setelah menjalani sanksi kartu merah.
-
Siapa yang mendukung kedaulatan laut Filipina? Meski visi kedaulatan kelautan mereka didukung oleh kebijakan seperti The National Security Policy dan National Security Strategy untuk menjamin 24/7 Maritime Domain Awareness, namun pada implementasinya sungguh cukup berbeda (Batongbacal, 2021).
-
Bagaimana TNI-Polri menyampaikan pesan di Pemalang? Dengan dipandu seorang tokoh warga, mereka berpatroli berbekal toa untuk memberikan woro-woro pada warga.
"Ke Filipina jual 2 unit hampir 1 triliun harganya. Kelebihannya bisa repair 2 kapal di dalam, sekelas LCU," terang dia.
Menurutnya kapal perang tersebut mampu mengangkut ratusan prajurit. Kapal ini pun dilengkapi persenjataan untuk pertahanan diri.
"Krunya 120 orang dan bisa menampung tentara 500 orang. Dilengkapi senjata kaliber 76 mm," terang dia.
Masih menurutnya, kapal perang SSV ini akan diproduksi tahun depan. Kapal yang sudah selesai kontrak jual-beli tersebut diharapkan diminati banyak negara.
"Start produksi Januari 2015, sekarang masih design. Intinya PT Pal bisa bangun sesuai dengan harapan yang diminta," pungkas dia.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapal Landing Dock Philippines mengakomodasi kebutuhan Departemen Pertahanan Nasional Filipina.
Baca SelengkapnyaJokowi mengapresiasi kepercayaan pemerintah Filipina terhadap produk buatan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut pemerintah Filipina percaya dan puas terhadap produk buatan Indonesia
Baca SelengkapnyaIndonesia turut menawarkan pesawat CN2335-220 produksi PTDI.
Baca SelengkapnyaKapal patroli lepas pantai (OPV) itu buatan galangan kapal Italia Fincantieri.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengungkapkan dua BUMN Indonesia, berhasil mendapatkan proyek senilai Rp8,5 triliun dari pemerintah Filipina.
Baca SelengkapnyaDua kapal pemburu ranjau ini akan meningkatkan efek penangkal bagi pertahanan khususnya Angkatan Laut RI.
Baca SelengkapnyaSalah satu alutsista Indonesia paling laku yaitu Anoa 6x6 yang dibuat PT Pindad. Anoa 6x6 ini dipesan Malaysia, Pakistan, Timor Leste dan lainnya.
Baca SelengkapnyaSkema penyewaan itu dilakukan secara time charter untuk dua kapal milik PIS yakni MT Sanggau dan MT Gunung Geulis.
Baca SelengkapnyaMiliter Filipina dan China kembali memanas di Laut China Selatan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto menyerahkan dua unit KRI, yaitu KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 untuk menambah kekuatan TNI AL.
Baca Selengkapnyapembicaraan itu berlangsung di sela-sela rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/8)
Baca Selengkapnya