Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Puasa 40 hari, wajah Rani bercahaya saat akan dieksekusi mati

Puasa 40 hari, wajah Rani bercahaya saat akan dieksekusi mati Jenazah Rani Andriani tiba di Cinjur. ©2015 merdeka.com/Yulistyo Pratomo

Merdeka.com - Kejaksaan Agung akhirnya mengeksekusi 6 terpidana mati dini hari kemarin. 5 Orang terpidana dieksekusi di Lapangan Tembak Limus Buntu, Nusakambangan, Cilacap dan seorang lagi di Boyolali.

Banyak cerita miris seputar hukuman mati di hadapan regu tembak dari Brimob Polda Jateng tersebut. Salah satunya datang Rani Andriani, warga Cianjur Jawa Barat. Rani adalah satu-satunya WNI yang ikut dieksekusi Minggu kemarin.

Rani dan 4 terpidana matinya lainnya di eksekusi serentak pada pukul 00.30 WIB di Nusakambangan. Kelimanya dipastikan meninggal pukul 00.40 WIB.

Jenazah Rani lalu dipulangkan ke kampung halamannya di Cianjur untuk dimakamkan. Permintaan terakhir Rani, dia ingin dimakamkan di samping pusara Ibunya.

Jelang dieksekusi, Rani dikabarkan sudah bertaubat dan menyesali semua perbuatan. Rani juga sudah ikhlas dan menerima hukuman mati tersebut. Bahkan keluarga menyebut wajah Rani bercahaya jelang dieksekusi mati oleh regu tembak. Benarkah? Berikut kisahnya:

Jelang dieksekusi mati Rani puasa 40 hari

Pembimbing rohani terpidana mati Rani Andriani, Hasan Makarim, melihat sosok perempuan asal Cianjur, Jawa Barat, itu sebagai sosok yang religius. Hasan mengemukakan, Rani rajin beribadah selama dibimbing dalam lembaga pemasyarakatan besi beberapa hari terakhir.Bahkan, kata Hasan, sebelum dipindah ke Nusakambangan, Rani sudah menjalankan ibadah puasa 40 hari."Itu adalah kesadaran pribadi dari dirinya karena kedekatan pada Allah. Karena puasa membuat sehat fisik dan ketenangan," katanya, Sabtu (17/1).Hasan mengatakan, mental Rani cukup stabil menghadapi rencana eksekusi mati ini. "Sangat kuat. Ia kerap beribadah terus baik salatnya maupun zikir dan doanya. Bahkan, kalau saya ketemu harus lihat waktu apakah sedang beribadah atau tidak," katanya.Hasan mengemukakan penguatan mental dilakukan Rani dengan zikir kepada Allah. Bahkan, Hasan mengaku sempat memberikan Rani dua buah buku."Kemarin malam, saya beri dua buku saku, yakni buku zikir doa dan Asma'ul husna dan dia menerimanya dengan senang hati, senyum dan tertawa, bahkan ia juga telah hafal asmaul husna," ucapnya.

     

Jelang dieksekusi mati wajah Rani bercahaya

Rani Adriani telah dieksekusi mati di hadapan regu tembak yang berlangsung dini hari kemarin. Sebelum dieksekusi, keluarga menceritakan wajah Rani terlihat cerah dan bercahaya.Raut wajah yang cerah itu terlihat saat adik Rani, Popi menjenguk kakaknya di LP Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Jelang menghadapi regu tembak, Rani tampak ceria dan tidak terbesit sekalipun memperlihatkan wajah sedihnya."Rani sudah ikhlas sudah tegar, tapi sudah bersih mukanya," ungkap Yuki, kerabat Rani kepada wartawan di kediaman keluarga, Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat, Minggu (18/1).Dia meyakini raut wajah yang bersih tersebut timbul berkat ibadah puasa uang dijalani Rani selama 40 hari.

     

Rani ihklas dieksekusi mati, sang adik tak kuat menahan sedih

Rani terlihat ikhlas menghadapi hukuman mati di ujung laras panjang para personel Brimob. Namun sang adik, Popi yang mengunjungi kakaknya untuk terakhir malah tidak kuat menahan kesedihan.Namun Popi juga tidak mau melihat kakaknya sedih. Popi terpaksa menangis di toilet agar sang kakak, Rani tidak melihatnya."Popi bilang dia itu enggak kuat, kemudian lari ke kamar mandi, dan menangis. Pas balik, Rani tanya 'kenapa lama?', Popi jawab, sakit perut, dia alasannya makan bakso," beber Yuki, kerabat Rani menirukan perkataan Popi.Dari cerita tersebut, Popi bercerita kepada keluarga bahwa Rani sudah tegar menghadapi hukumannya. Sebab, saat berjumpa, Rani tetap tertawa dan bercanda dalam pertemuan terakhir mereka pada Sabtu (17/1) siang."Popi kemarin besuk Sabtu, jam setengah 1 siang. Besuk terakhir. Cuma 15 menit. Popi lihatnya Rani ketawa, padahal posisinya sedang menunggu, mau sedih atau enggak. Popi sudah hancur, dia juga sudah diwanti-wanti jangan nangis sama kalapas, karena Rani sudah ikhlas sudah tegar," ujarnya.Rani merupakan putri pertama dari pasangan Andi dan Nani. Pasangan itu memiliki tiga orang anak, dan Popi merupakan adik bungsu, sedangkan adik keduanya tinggal dan bekerja di Batam.

     

Rani dimakamkan bersebelahan dengan Ibunya

Rani Andriani alias Mellisa Aprillia menyampaikan permintaan terakhirnya sebelum dieksekusi. Rani ingin dimakamkan di samping makam ibundanya di Cianjur, Jawa Barat, setelah menjalani eksekusi."Saya mengunjungi (terpidana mati) yang perempuan, kondisinya sehat. Dia puasa 40 hari," kata rohaniwan pendamping terpidana mati yang akan menjalani eksekusi, KH Hasan Makarim saat ditemui di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis siang."Yang paling penting dia dimakamkan di sebelah ibunya di Cianjur, Jawa Barat," kata Koordinator Pesantren Warga Binaan Pemasyarakatan se-Nusakambangan itu.Usai dieksekusi, Kejaksaan memenuhi permintaan Rani. Sekitar pukul 11.00 WIN, jenazah Rani tiba di rumah duka di RT 01/08 Kampung Ciranjang, Desa Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat.Jenazah Rani langsung disalatkan di surau milik Haji Syarif yang juga paman Rani. Usai disalatkan, jenazah Rani langsung dikebumikan di samping makam ibunya, Nani.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sempat Koma, Intip Momen Ibunda Ria Ricis Jalani Wisuda Penghafal Al-Quran di Usia 59 Tahun
Sempat Koma, Intip Momen Ibunda Ria Ricis Jalani Wisuda Penghafal Al-Quran di Usia 59 Tahun

Ibunda Ria Ricis memberi kabar baik setelah menjalani wisuda penghafal Al-Quran di pesantren Maskanul Huffadz.

Baca Selengkapnya
Tangis Pecah di Hadapan Peti Jenazah, Calon Istri Imam Masykur Korban Pembunuhan Paspampres: Negara ini Sungguh Kejam Untukmu Sayang
Tangis Pecah di Hadapan Peti Jenazah, Calon Istri Imam Masykur Korban Pembunuhan Paspampres: Negara ini Sungguh Kejam Untukmu Sayang

Yuni berharap keadilan memihak kepada sang kekasih. Keinginannya tak muluk, gadis cantik ini ingin pelaku dihukum yang setimpal.

Baca Selengkapnya
Usai Pembacaan Pledoi, Praka RM dan Kawan-Kawan Berseragam Loreng Tertunduk Lesu Saat Keluar Ruangan Sidang
Usai Pembacaan Pledoi, Praka RM dan Kawan-Kawan Berseragam Loreng Tertunduk Lesu Saat Keluar Ruangan Sidang

Sidang untuk mencari keadilan terhadap penjaga toko kosmetik Imam Masykur terus berlanjut. Para terdakwa keluar dari ruangan sidang dengan tertunduk lesu.

Baca Selengkapnya