Puisi 'Ibu Indonesia', massa geruduk Polres Surakarta desak tangkap Sukmawati
Merdeka.com - Ratusan umat Islam dari berbagai elemen yang tergabung dalam Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) mendatangi Mapolresta Surakarta, Jumat (6/4). Selepas salat Jumat, secara bergelombang, mereka berkumpul di pintu masuk barat mapolresta, Jalan Adi Sucipto, Manahan.
Sebuah spanduk besar bertuliskan 'Sukmawati Sombong, Menolak Kebenaran, Merendahkan Orang lain' mereka bentangkan di depan Mapolresta. Saat aksi, mereka berjajar memanjang dan membelakangi Mapolresta. Sejumlah peserta meneriakkan kalimat agar Sukmawati segera diadili.
Divisi Hukum DSKS, Endro Sudarsono mengatakan, puisi yang dibacakan Sukmawati telah melanggar KUHP Pasal 156 A terkait dengan penodaan agama. Yang menjadi fokus persialan dalam puisi tersebut, menurut Endro, adalah membandingkan konde dengan cadar, kemudian adzan dengan kidungan.
-
Siapa yang dihina oleh wanita tersebut? 'Enggak usah pakai senyum mbak, customer komplain marah-marah, lu senyum lagi. Otakmu di mana itu,' makinya. 'Maaf ya kak,' ujar karyawan pria ingin memberikan penjelasan.
-
Apa yang dimaksud dengan spanduk lucu? Spanduk ini bisa memuat pesan apa saja. Mulai dari identitas rombongan, hingga kata-kata kutipan yang menghibur.
-
Kata-kata apa yang bisa digunakan untuk banner kemerdekaan di Sumut? 'Nusantara Baru, Indonesia Maju: Bersatu dalam keberagaman, melangkah menuju kejayaan.' 'Dengan semangat Nusantara Baru, mari kita wujudkan Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing.' 'Bersama membangun Nusantara Baru, bersama mewujudkan Indonesia Maju.'
-
Apa yang diibarkan Bupati Subang? Di sana, Ruhimat mengibarkan bendera khas Republik Indonesia berukuran 10x5 meter di ketinggian 75 meter.
-
Kenapa Mutiara Baswedan di soroti publik? Menjandi Perbincangan Sosok Mutiara atau Tia menjadi perbincangan dan sorotan netizen ketika ia tergabung dalam Timnas atau tim sukses sang ayah dalam pemilihan presiden.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
"Kami menilai ini melecehkan adzan dan cadar, karena perbandingan atau pertentangan ini konotasinya negatif. Untuk permintaan maaf kita maafkan, tapi karena kita negara hukum, proses hukum harus berlanjut," ujar Endro.
Untuk itu, lanjut Endro, melalui Polresta Surakarta, pihaknya menyampaikan surat kepada Kapolri sebagai bentuk dukungan adanya proses hukum terhadap Sukmawati. DSKS, tandas Endro meminta Kapolri segera memeriksa semua pelapor, memanggil saksi-saksi terkait dan mengumpulkan barang bukti.
"Kami juga meminta agar Kapolri memanggil saksi ahli yang berkompeten baik dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), ahli bahasa, maupun ahli pidana. Melakukan gelar perkara secara jujur, independen dan profesional dan jika telah memenuhi unsur pasal yang disangkakan, mohon Kapolri segera mlaku penahanan kepada Ibu Sukmawati," tegasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penuh emosional, Megawati menegaskan saat ini dirinya menjadi provokator.
Baca SelengkapnyaPondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat kembali jadi sasaran demonstrasi.
Baca SelengkapnyaMereka meneriakkan yel-yel meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mundur dari jabatannya dan segera pulang ke kampung halaman Solo.
Baca SelengkapnyaMereka memprotes dugaan kecurangan dalam proses Pemilu 2024 untuk memenangkan salah satu pasangan calon.
Baca SelengkapnyaViral video sejumlah orang berpakaian ormas Pemuda pancasila (PP) mendatangi rumah seorang warga di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menantang wartawan yang menyebutnya bodoh, saat peresmian Kebun Raya Mangrove di Surabaya, Rabu (26/7)
Baca SelengkapnyaSuswono dilaporkan ke Bawaslu oleh Organisasi Masyarakat Betawi Bangkit.
Baca SelengkapnyaGelombang pendemo kembali mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin 18 Maret 2023
Baca SelengkapnyaApabila Suswono tidak hadir, maka sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ada, Bawaslu DKI Jakarta akan melakukan pemanggilan kembali.
Baca SelengkapnyaSpanduk dengan tulisan kuning hitam itu terpasang di Jembatan Kali Pepe Solo.
Baca SelengkapnyaMegawati mengaku bingung, lantaran republik saat ini ke balik-balik.
Baca SelengkapnyaKejadian itu terjadi saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Gunungkidul.
Baca Selengkapnya