Pukul murid, guru matematika dilaporkan polisi
Merdeka.com - Seorang guru matematika Herman Hasibuan (56) mengaku tidak pernah melakukan pemukulan terhadap salah satu muridnya berinisial K (14) yang melaporkan perbuatanya ke Polres Jakarta Timur, pada Sabtu (1/5) lalu.
Herman mengaku kaget ketika mendengar pemberitaan terhadap dirinya dari salah satu media massa yang mengatakan bahwa dirinya melakukan pemukulan pada sejumlah muridnya saat mengajar di SLTP Negeri 287.
"Saya tahu ketika di SMS pimpinan, bahwa saya masuk koran saat dilaporkan ke Polisi terkait pemukulan, padahal saya tidak merasa melakukan seperti itu," ujar Herman saat ditemui wartawan, Senin (4/2).
-
Apa yang dilakukan guru terhadap murid? Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Siapa guru yang mencabuli murid? Kasat Reskrim Polres Kota Pariaman, Iptu Rinto Alwi mengatakan, peristiwa itu terjadi beberapa bulan yang lalu dan pelaku sudah berhasil diamankan. 'Kejadian tahun ini, beberapa bulan yang lalu. Pelaku berhasil ditangkap pada 15 Mei 2024. Pada 29 Mei 2024 perkaranya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan,' tuturnya.
-
Bagaimana guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Kenapa guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Kenapa Pak Guru marah ke murid? Ana sawijining murid SD sing tekon karo gurune sing ndilalah lagi rada nesu.
-
Di mana guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
Guru pengganti pelajaran matematika yang mengajar kelas VIII-3 mengaku dirinya sempat tak bisa tidur saat Kepala Sekolah memberitahu dirinya. Namun, dia meminta maaf dan siap menerima segala konsekuensinya.
"Saya minta maaf dan merasa keliru, tapi karena sudah ada laporan ke Polisi ya harus saya jalani," ujar Herman.
Terkait hal itu, Kepala Sekolah SMPN 287 Jakarta Timur Sobirun mengaku akan meminta keterangan langsung dari guru tersebut. Menurut dia, karena pihak sekolah belum mendapat keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait adanya pengaduan penganiayaan tersebut.
Sebelum peristiwa terjadi, Herman yang merangkap sebagai staf kehumasan di sekolah itu memang pernah diketahui melakukan pemukulan terhadap siswi di sekolah tersebut. Tetapi, persoalan langsung diselesaikan secara kekeluargaan.
"Sejak saya menjabat sebagai kepala sekolah pada tahun 2010, sudah dua kali kasus seperti ini. Pertama itu April lalu," ucapnya.
Dia menambahkan, pada saat situ Herman diminta untuk membiayai pengobatan siswa yang menjadi korban pemukulannya. "Saya hanya menerima laporan pengobatan dari orang tua siswa," tambahnya.
Ditanyai apakah pihak sekolah akan memberikan sanksi terhadap Herman, ia menuturkan hal tersebut belum diputuskan. Pihak sekolah saat ini lebih fokus untuk mengumpulkan data dari siswa dan guru tersebut.
"Kalaupun nantinya Herman memang terbukti melakukan tindakan pemukulan tersebut, pihak sekolah hanya akan memberikan pembinaan dan sama sekali tidak memberikan sanksi," jelasnya. (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus ini viral usai pihak kejaksaan melakukan penahanan terhadap Supriyani di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kendar
Baca SelengkapnyaOrang tua tersebut tidak setuju dengan hukuman yang diterima anaknya
Baca SelengkapnyaPadahal guru itu mengaku tidak sengaja karena murid itu sembunyi di balik pintu.
Baca SelengkapnyaDisdik Sukabumi berkoordinasi dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan pengawas terkait permasalahan ini.
Baca SelengkapnyaSupriyani akan menghadapi persidangan pada Kamis (24/10) besok. Namun, sejak semalam penahanannya ditangguhkan.
Baca SelengkapnyaGuru di Sumbara Barat dilaporkan orang tua murid ke polisi
Baca SelengkapnyaPutusan bebas guru honorer Supriyani itu disambut ucapan syukur dari para rekan-rekan dan keluarga Supriyani di dalam ruangan sidang.
Baca SelengkapnyaDua guru di NTT dipolisikan karena kasus penganiayaan anak di bawah umur.
Baca SelengkapnyaMulanya, korban ribut dalam majelis lalu diberitahu terduga pelaku. Tetapi tak juga didengar hingga terjadilah peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaKetika penamparan terjadi korban sedang bermain dengan temannya di dalam kelas.
Baca SelengkapnyaMiris, seorang guru dibacok muridnya sendiri hingga kritis saat tengah mengajar di kelas. Sempat dilarikan ke rumah sakit, begini kondisinya sekarang.
Baca SelengkapnyaPelaku membantah telah melakukan dugaan pencabulan kepada muridnya sendiri.
Baca Selengkapnya