Pukulan telak Fadli Zon untuk Mendagri soal e-KTP
Merdeka.com - Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo menginstruksikan pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) dihentikan sementara hingga Januari 2015 mendatang untuk dilakukan proses evaluasi dan perbaikan sistem.
Penghentian sementara tersebut, menurut Tjahjo, didasari beberapa alasan kuat, di antaranya tidak adanya kejelasan acuan data kependudukan yang disebabkan masih adanya dua data base acuan e-KTP.
Selain itu, Tjahjo menilai selama ini keamanan data penduduk yang terekam E-KTP juga masih lemah. Sebab server basis data e-KTP seluruh penduduk Indonesia selama ini ternyata ada di luar negeri.
-
Dimana Zulkifli Hasan melakukan sidak? Harga sejumlah barang kebutuhan pokok (bapok) di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) relatif stabil. Bahkan, harga daging ayam mengalami penurunan. Hal tersebut terpantau dari hasil peninjauan harga-harga bahan pokok oleh Mendag Zulhas di Pasar Seketeng, Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (7/7).
-
Dimana massa menggeruduk kantor KPU? Sejumlah orang menggeruduk Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jayapura di jalan Abepura-Sentani, Distrik Sentani Kota, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Jumat (15/3) malam waktu setempat.
-
Dimana warung kaki lima Kantor Pos Klandasan? Warung kaki lima ini berada di sepanjang Jalan Jendral Sudirman No.1, Kalandasan Ulu, Balikpapan.
-
Apa itu KTP Sakti? 'Jaminan-jaminan selama ini ada dengan berbagai identitas satu per satu, sekarang bisa kita satukan dalam satu KTP dan kita sebut satu KTP Sakti,' ujar Ganjar usai silahturahmi Caleg dan Partai pengusung di Perum Graha Puspa Karangpawitan, Karawang, Jawa Barat, Jumat (15/12). Ganjar berbicara apabila KTP Sakti ini mempresentasikan sebuah kartu yang dipegang masyarakat untuk mendapatkan akses program.
-
Bagaimana cara kerja KTP Sakti? 'KTP sakti ini merepresentasikan semuanya, tinggal pendataannya dibuat dengan baik, pengelolaannya dengan sistem yang baik dan KTP-nya tinggal dipakai dengan card reader saja,'
-
Kenapa Kemendagri adakan FGD? Lebih lanjut, Handoko berharap, FGD Penanganan Radikalisme dan Terorisme ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman dalam upaya penanganan penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Dengan demikian, nantinya dapat terbangun stabilitas sosial politik dan keamanan dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
"Walaupun alasan mereka kuncinya tetap ada di Indonesia, tapi kalau server itu di luar maka faktor keamanan, faktor kerahasiaan negara tidak terjamin," kata Tjahjo, Minggu (16/11).
Pakar teknologi informasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Deddy Syafwan menyesalkan "server" basis data Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau e-KTP/KTP-el seluruh penduduk Indonesia ternyata ada di luar negeri.
"Pada awalnya saya kira 'server'-nya ada di Indonesia, namun ternyata di Belanda. Jika demikian maka ada kepentingan luar yang bermain pada e-KTP ini," ujar Deddy di Jakarta, seperti dikutip Antara, Minggu (16/11).
Server adalah semacam tempat penyimpanan data elektronik. Data e-KTP, sambung dia, sangat penting dan berharga bagi bangsa Indonesia, meskipun masih banyak penduduk yang datanya bermasalah atau belum terdata.
Penghentian sementara proyek pelayanan e-KTP ini memancing Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon, menggelar sidak ke Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Kalibata, Jakarta Selatan.
Kedatangannya itu dilakukan untuk melihat langsung proses pembuatan e-KTP yang dihentikan pemerintah karena diduga terdapat sejumlah penyimpangan.
Pantauan merdeka.com, Fadli Zon tiba sekitar pukul 10.45 dengan mengenakan jas hitam. Saat turun dari mobil dinas Toyota Royal Saloon bernopol RI-53, Fadli langsung disambut oleh Dirjen Dukcapil Irman.
Dalam sidak tersebut, Fadli didampingi rekannya, yakni Wakil Ketua Komisi II DPR, Ahmad Riza Patria yang sudah tiba lebih dulu. Keduanya langsung dibawa menuju ke sebuah ruangan untuk mendapatkan beberapa informasi.
Dalam sidak tersebut, beberapa temuan membuat Fadli Zon tercengang. Berikut merdeka.com merangkum hasil temuan Fadli Zon yang menjadi pukulan telak bagi Mendagri, Tjahjo Kumolo:
Server e-KTP ada di Kalibata
Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo menilai, keamanan data penduduk yang terekam E-KTP masih lemah lantaran server basis data e-KTP seluruh penduduk Indonesia ada di luar negeri.Pakar teknologi informasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Deddy Syafwan menyatakan, "server" basis data Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau e-KTP/KTP-el seluruh penduduk Indonesia ternyata ada di Belanda.Dalam sidak yang dilakukan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon, mendapati server e-KTP berada di Indonesia, yakni di Kantor Ditjen Kemendagri, Kalibata dan di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat."Kami lihat di sini, server kependudukan nasional ada di sini, ada juga di Merdeka Utara, kantor beliau. Besarnya ada 600 terrabyte. Kalibata 35 terrabyte dan server cadangan 200 terrabyte di Batam. Sehingga saudara Mendagri harus melihat sendiri dan klarifikasi tentang server di luar negeri," tegas Fadli usai sidak di Ditjen Kemendagri, Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (25/11).Dalam sidak tersebut, Fadli mencoba semua peralatan, mulai mengecek data yang sudah masuk, termasuk identitas dirinya. Dari pratek itu, komputer langsung menampilkan seluruh data miliknya."Berdasarkan ada di sini, kita praktekkan, ternyata perekaman data akurat, sesuai data di tingkat kelurahan. Mata, sidik jari sama semua datanya. Ini tidak terlalu ada masalah," tambahnya.
Fadli mencurigai penghentian e-KTP untuk cari proyek baru
Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, melakukan sidak ke Kantor Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Kalibata, Jakarta Selatan dan mendapati server e-KTP berada di Kalibata.Dalam aksi sidaknya tersebut, Fadli mencoba semua peralatan, mulai memeriksa data yang sudah masuk, termasuk identitas dirinya. Berdasarkan pemeriksaannya tersebut, Fadli menilai tidak ada masalah.Fadli memastikan tidak ada alasan untuk menghentikan proyek e-KTP yang sudah dilaksanakan sejak era SBY lalu. Sebab, perekaman data kependudukan tidak bisa berhenti mengingat banyaknya warga dengan usia mencapai 17 tahun setiap harinya, serta warga yang meninggal."Kecuali memang mengincar proyek baru," tudingnya.Berdasarkan data yang dia terima dari Ditjen Dukcapil, terdapat 145 juta e-KTP yang sudah didistribusikan ke sejumlah daerah. Sedangkan jumlah penduduk yang sudah direkam datanya mencapai 172 juta.
Fadli Zon: Mendagri blusukan ke kantornya dulu
Dalam sidak yang dilakukan Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, didapati server KTP elektronik atau e-KTP berada di dalam negeri. Bahkan, ratusan server tersebut juga berada di kantor Kemendagri, Jl. Medan Merdeka Utara, tempat Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo berkantor."Saya lihat sendiri fisik server itu ada. Ada di Kalibata dan lebih besar lagi di kantor Mendagri sendiri," kata Fadli Zon kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (25/11).Temuannya tersebut mematahkan anggapan server e-KTP berada di luar negeri. Fadli menilai, Mendagri Tjahjo Kumolo buta kondisi kantornya sendiri. Oleh sebab itu, Fadli menyarankan Mendagri untuk menyaring informasi sebelum memberikan komentar ke publik yang dapat menyebabkan kekhawatiran dan kebingungan masyarakat."Ada 600 terra di Merdeka Utara. Ada 37 terra di Kalibata. Server cadangan di Batam. Jadi semua server di Republik Indonesia. Tidak ada itu di luar negeri. Jadi info-info itu ngawur. Jadi tolong di-sharing dulu lah," imbuhnya.Fadli meminta Mendagri melakukan blusukan ke kantornya sendiri sebelum blusukan ke daerah-daerah."Jadi sebaiknya Mendagri jangan blusukan ke mana-mana dulu. Blusukan ke kantornya sendiri untuk melihat di kantornya ada apa di kantornya. Ternyata di kantornya ada namanya server," jelas Fadli.
Soal blanko palsu, Fadli minta Mendagri tidak bodohi publik
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon meminta Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo untuk tidak melakukan pembodohan publik terkait pernyataan yang menyebut adanya blanko dan e-KTP palsu. Pernyataan Fadli diungkap saat dirinya melakuak sidak ke Kantor Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Kalibata, Jakarta Selatan. "Kalau blanko yang palsu itu bisa kita cetak di Pramuka, bisa kita cetak di Benhil. Ini bisa membodohi, jangan ada pembodohan di masyarakat," pinta Fadli usai sidak di Ditjen Dukcapil, Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (25/11).Fadli menyebutkan, keberadaan e-KTP sebagai identitas perorangan sangat diperlukan untuk berbagai macam keperluan. Oleh sebab itu, Fadli meminta mendagri tidak serta merta menghentikan program e-KTP."Oleh karena itu, mendagri harus melihat sendiri secara fisik, seperti apa yang ada di kantornya sendiri. Barang yang disebut itu seperti apa," lanjut dia.Soal adanya potensi kebocoran dan lainnya seperti disampaikan mendagri, Fadli mengatakan banyak negara yang juga mengalami permasalahan serupa. Namun, bukan berarti harus menghapus atau menghilangkan program e-KTP."Kalau tidak salah, dari Keppres per 1 Januari 2015 e-KTP berlaku secara nasional. Apakah Presiden Jokowi akan ralat itu?" pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Surat perintah penahanan diterbitkan penyidik Polres Metro Bekasi Kota sejak 27 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaKejadian ini diketahui publik setelah salah satu rekan korban mengunggah rekaman CCTV ke media sosial.
Baca SelengkapnyaFadli juga dikenal sebagai penulis dan editor yang aktif menerbitkan karya-karya di bidang politik dan sosial kebudayaan.
Baca SelengkapnyaFebri dan Ramasala akan diselisik soal dokumen yang diduga akan dihancurkan saat ditemukan dalam proses penggeledahan di gedung Kementan.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan mengingatkan supaya jangan mengedepankan emosi dalam menerapkan demokrasi.
Baca SelengkapnyaPondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu, Jawa Barat, kembali didatangi demonstran pada Kamis 6 Juli sore. Ratusan polisi disiagakan.
Baca SelengkapnyaCaleg PKS ini telah membuat laporan ke polisi terkait pemukulan itu, pada Sabtu (13/1) lalu.
Baca SelengkapnyaPolisi memastikan penganiayaan itu tak berkaitan dengan kontestasi politik yang sedang dijalani korban.
Baca SelengkapnyaDihadiahi Tembakan, Penikam Imam Musala di Jakbar Sempat Ngumpet di Toilet dan Membahayakan Polisi
Baca SelengkapnyaKejadian itu terjadi saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Gunungkidul.
Baca SelengkapnyaMunaslub itu akhirnya menetapkan Anindya Bakrie sebagai ketua dan menggeser posisi Arsjad Rasjid.
Baca SelengkapnyaKPU Jateng menyebut insiden di Pekalongan tersebut akan ditindak lanjuti oleh penegak hukum
Baca Selengkapnya