Pulau Tikus diprediksi lenyap 15 tahun lagi
Merdeka.com - Petugas menara suar Pulau Tikus, Kusnadi memprediksikan Pulau Tikus, daratan seluas 0,8 hektare dan terus menyusut akibat abrasi Pantai Barat, akan hilang dalam 15 tahun mendatang.
"Kami prediksikan hilang dalam 15 tahun lagi, karena daratan pulau terus menyusut," kata Kusnadi, petugas menara suar dari Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, di Pulau Tikus, Senin (24/3).
Ia mengatakan daratan Pulau Tikus berjarak lima mil dari Kota Bengkulu, awalnya seluas dua hektare. Namun, abrasi atau pengikisan daratan membuat daratan pulau tak berpenghuni itu semakin menyempit.
-
Bagaimana kerusakan bangunan akibat gempa Bandung? Bangunan rumah yang hancur rata-rata sudah terbuat dari tembok batu bata. Kondisi hancurnya juga beragam, ada yang rusak ringan hingga cukup berat.Salah satu yang mengalami kerusakan parah adalah bangunan SDN Cirawa, di Kertasari, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Bandung.Mengutip Jabar Quick Response, dampak dari gempa ini membuat atap dari beberapa ruang kelas roboh.
-
Apa yang rusak akibat gempa Cianjur? Sejumlah infrastruktur temasuk tempat pendidikan mengalami kerusakan berat akibat bencana gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Cianjur pada 21 November 2022.
-
Apa yang rusak akibat gempa Batang? Gempa itu menyebabkan kerusakan pada sejumlah bangunan.
-
Apa yang terjadi pada bangunan stasiun? Karena rusak, bangunan stasiun ikut dirobohkan.
-
Apa yang roboh di Alun-alun Pataraksa? Netizen Indonesia dikejutkan dengan video Alun-alun Pataraksa di Kabupaten Cirebon yang roboh.
-
Dimana angin kencang menyebabkan kerusakan? Di daerah Plengkung Wijilan dekat Alun-Alun Utara Yogyakarta, sebuah delman jadi korban setelah tertimpa pohon yang ambruk akibat angin kencang.
Pengikisan daratan itu bahkan membuat sejumlah sarana milik Dirjen Perhubungan Laut seperti bangunan mesin, dan beberapa bangunan roboh.
"Bahkan menara sudah tiga kali berpindah untuk menghindari terjangan ombak," ujarnya.
Ia mengatakan berdasarkan pengukuran terakhir pada 2011, luas daratan Pulau Tikus hanya 0,8 hektare. Penanganan abrasi tersebut kata dia dapat dilakukan dengan membangun dam atau pemecah gelombang.
Sementara Ketua Tim Percepatan Penurunan Gas Rumah Kaca Provinsi Bengkulu Gunggung Senoaji memprediksi dalam 20 tahun pulau itu akan hilang.
"Saya prediksi akan hilang dalam 20 tahun kalau tidak ada upaya penanggulangan abrasi ini," katanya.
Menurutnya, pengikisan daratan Pulau Tikus, bahkan daratan Pulau Sumatera yang terjadi di wilayah Provinsi Bengkulu merupakan efek dari kenaikan muka air laut, akibat pemanasan global.
Keberadaan pulau-pulau kecil di Indonesia, bahkan dunia semakin terancam dengan naiknya muka air laut.
"Memang upaya membuat dam atau pemecah gelombang dapat menahan laju abrasi, tapi ini semuanya bergantung pada iklim global, jika muka air laut terus meninggi, itu akan percuma," katanya menerangkan.
Pulau Tikus yang berada di bawah pengelolaan Kementerian Perhubungan membuat Walhi Bengkulu mendesak lembaga itu mengambil kebijakan menyelamatkan pulau tersebut.
"Bukan hanya memindah-mindahkan menara suar dan mengukur ulang luas daratan, tapi perlu langkah strategis menyelamatkan Pulau Tikus," kata Manajer Penguatan Organisasi dan Jaringan Walhi Bengkulu, Feri Vandalis. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hampir semua rumah di sana terbuat dari kayu jati. Suasananya terasa asri khas pedesaan kuno
Baca SelengkapnyaJembatan Perawang di Desa Selat Akar, Kecamatan Tasik Putri Puyu, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau ambruk, Senin (14/8) sekitar pukul 22.45 WIB.
Baca SelengkapnyaTidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca SelengkapnyaTembok pos pantau pintu air penyaringan Palmerah, Jakarta Barat ambruk akibat hujan deras
Baca SelengkapnyaIka memastikan pihaknya bergerak cepat melakukan penanganan sementara terhadap sejumlah titik tanggul yang bocor di kawasan pesisir Jakarta.
Baca SelengkapnyaKapal Titanic tenggelam pada April 1912 di Atlantik Utara.
Baca SelengkapnyaDari penelusuran yang dilakukan, permukiman ini ditinggalkan penduduknya karena terlalu sering terkena banjir besar.
Baca SelengkapnyaSejak 1990-an, kawasan Pantai Muara Beting tergerus abrasi.
Baca SelengkapnyaAir laut yang terus meninggi diduga merupakan dampak dari pembangunan.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim telah membuat Dusun Rejosari Senik, yang dahulu dihuni 225 kepala keluarga (KK), kini ditinggalkan penduduknya.
Baca SelengkapnyaGalangan kapal Muara Angke menjadi salah satu ujung tombak industri kemaritiman di Jakarta.
Baca SelengkapnyaBangunan sekolah hingga deretan rumah-rumah warga kini terpaksa kosong hingga mulai termakan usia.
Baca Selengkapnya