Puluhan aktivis di Medan gelar aksi peringati 14 kematian Munir
Merdeka.com - Sejumlah aktivis di Kota Medan menggelar aksi refleksi 14 tahun kematian pejuang Hak Asasi Manusia, Munir sore ini. Mereka menuntut negara bertanggung jawab dan mengungkap tuntas kasus itu.
Puluhan aktivis yang tergabung dalam Aliansi Solidaritas Peduli Munir ini melakukan aksinya dengan cara orasi, dan membentangkan spanduk serta poster-poster bergambar Munir. Mereka juga membawa keranda sebagai simbol matinya keadilan.
"Sudah 14 tahun kematian Munir, sampai saat ini pemerintah belum juga bisa mengungkap siapa di balik dari kematian Munir," kata Putra Saptian, koordinator aksi di bundaran depan Kantor Pos Besar, Jalan Balai Kota, Medan, Jumat (7/9).
-
Kenapa bando bunga dikaitkan dengan kematian? Wangi bunga myrtle dikaitkan dengan cinta dan kematian di zaman Yunani kuno. Ini bisa berarti gadis muda itu bukan pengantin anak-anak tapi menandakan dia mati muda dan layak dikenakan hiasan di kepalanya.
-
Siapa taruna Akpol pembawa bunga? Ternyata, dua Taruna tersebut ialah Khalifah Nasif sekaligus Fabiola Umaida.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Dimana kejadian pembunuhan terjadi? Kejadian itu mengudang perhatian yang kemudian neneknya keluar dari kamar.'Juga ditusuk oleh terduga pelaku saat keluar. (Urutannya) Bapaknya. Bapaknya, neneknya, baru ibunya,' ujar dia.
-
Dimana pembunuhan terjadi? Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti dari tempat kejadian, termasuk parang yang diduga digunakan dalam pembunuhan, serta baju, sprei, dan bantal yang masih berlumuran darah.
aktivis peringati 14 tahun kematian munir ©2018 Merdeka.com/Yan Muhardiansyah
Menurut Putra, negara harus bertanggung jawab untuk memberi keadilan bagi seluruh rakyatnya, termasuk terkait kasus kematian Munir. Terlebih sebelumnya tim pencari fakta (TPF) yang dibentuk pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menyerahkan hasil kajiannya yang menyimpulkan kematian Munir disebabkan pemufakatan jahat.
"Namun, pemufakatan jahat itu belum bisa terbuka secara jelas, karena TPF kesulitan mengakses informasi," sebut Putra.
aktivis peringati 14 tahun kematian munir ©2018 Merdeka.com/Yan Muhardiansyah
Aliansi Solidaritas Peduli Munir menuntut agar dalang pembunuhan Munir dicari dan diungkap secepatnya. Mereka pun meminta agar dibentuk kembali TPF yang independen dab bebas intervensi. Dokumen TPF yang lalu juga harus diungkap kepada publik.
Dalam unjuk rasa itu, Aliansi Solidaritas Peduli Munir menggelar aksi teatrikal pembunuhan Munir. Mereka juga menaburkan bunga ke keranda yang dibawa. Aksi diakhiri dengan membagikan kembang kepada pengendara yang melintas di sana.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seniman asal Palu lakukan aksi teatrikal sebagai bentuk empati terhadap para korban tragedi Kanjuruhan. Potretnya curi perhatian
Baca SelengkapnyaMiftahudin Ramli (53) alias Midun menggelar aksi solidaritas dengan bersepeda dari Kota Batu ke ke Jakarta. Dia membawa keranda di sepanjang perjalanannya.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa mendesak Bawaslu untuk berkomitmen menindaklanjuti laporan dugaan kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaAksi tersebut diwarnai isak tangis pelajar yang hadir. Dengan membawa foto korban dan spanduk, mereka mengenang para korban kecelakaan bus maut tersebut.
Baca SelengkapnyaDiketahui, setiap 12 Mei diperingati sebagai Hari Peringatan Tragedi Trisakti.
Baca SelengkapnyaUsai Salat Idul Fitri 1445 Hijriah, TPU Karet Bivak dibanjiri warga yang melakukan ziarah.
Baca SelengkapnyaTabuik diambil dari bahasa Arab Melayu yang artinya keranda yang dihiasi bunga-bunga dan kain warna-warni dan dibawa secara arak-arakan keliling kampung.
Baca SelengkapnyaBersepeda dari Malang ke Jakarta, Midun yang merupakan ASN Pemkot Malang tuntut keadilan untuk para korban tragedi kanjuruhan.
Baca SelengkapnyaPak Midun menangis setibanya di sana dan melakukan sujud syukur di samping sepedanya.
Baca SelengkapnyaDalam orasinya, mereka juga menolak pelanggaran HAM yang hingga saat ini masih banyak kasus yang belum terselesaikan.
Baca SelengkapnyaAksi pembakaran ban, spanduk dan poster pecah usai hasil putusan MK terkait gugatan sengketa Pilpres 2024 mendapat penolakan dari masyarakat pendukung 01 & 03.
Baca SelengkapnyaTradisi Mando’a Pusaro merupakan tradisi ziarah ke makam Tuanku Madinah yang dilakukan oleh masyarakat Padang Pariaman.
Baca Selengkapnya