Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Puluhan Ekor Babi di Sumut Mati Mendadak, Diduga Terjangkit Hog Cholera

Puluhan Ekor Babi di Sumut Mati Mendadak, Diduga Terjangkit Hog Cholera Babi hutan di Hong Kong. ©AFP/ANTHONY WALLACE

Merdeka.com - Puluhan ekor babi di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumut, mati mendadak dalam dua pekan terakhir. Ternak warga itu diduga terserang Virus Hog Cholera.

Kematian mendadak babi ini di antaranya terjadi di Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Siatas Barita. Peristiwa terparah di Desa Simorangkir Hanbinsaran, Kecamatan Siatas Barita.

Kepala Desa Simorangkir, Hardi Saut Simorangkir, mengatakan, kematian mendadak babi di kawasan itu terjadi dalam dua pekan ini. “Gejalanya babi itu gemetar lalu mati, (di Desa Simorangkir) ada 30 lebih kalau tidak salah secara tiba tiba mati," ujarnya, Senin (15/10).

Hardi mengatakan, pihak terkait dari Pemkab Taput sudah datang melakukan sejumlah langkah. Babi yang mati relatif berkurang.

"Pemerintah sudah membawa vaksin atau antibiotik untuk mencegah agar tidak menular," ujar Hardi.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Taput, Sondang Ey Pasaribu membenarkan adanya kematian mendadak babi di wilayahnya. Dia menyatakan hewan ternak itu terserang virus hog cholera atau kolera babi.

"Berdasarkan laporan petugas di Kecamatan Siatas Barita, ternak babi yang mati akibat tertular hog cholera sekitar 52 ekor," ujar Sondang .

Babi yang mengidap virus hog cholera mengalami gejala demam, menggigil, kotoran mengeras, dan kurang nafsu makan. Di sekitar telinga hewan itu berwarna merah kebiruan. Apabila tidak cepat ditangani akan menyebabkan kematian.

Berdasarkan informasi dihimpun, hog cholera disinyalir sudah lebih dulu terjadi di Kabupaten Dairi. Pihak terkait menyatakan sudah lebih dari 700 ekor babi mati mendadak karena diduga diserang virus itu dalam sebulan terakhir.

Sondang menjelaskan virus hog cholera awalnya merebak di Eropa hingga akhirnya sampai ke Indonesia. "Wabah hog cholera terjadi di Medan, menyebar ke Kabupaten Dairi, Humbang Hasundutan, dan selanjutnya Tapanuli Utara," papar Sondang menjelaskan penyebaran virus hog cholera di Sumut.

Pemkab Taput telah melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi penyebaran virus hog cholera. Mereka membuat surat edaran ke seluruh camat, kepala desa serta majelis gereja untuk mencegah penularan lebih luas.

Sementara personel Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Taput dikerahkan untuk memvaksinasi babi yang belum tertular. Mereka pun memberi penyuluhan kepada masyarakat untuk melaksanakan langkah sanitasi dan desinfeksi kandang. Jika menemukan babi mati mendadak atau menunjukkan gejala tertular hog cholera, warga diminta segera menginformasikan ke petugas peternakan setempat.

Warga juga diingatkan untuk tidak membawa ternak dari daerah tertular atau memotong babi yang tertular. "Kita imbau untuk mengubur ternak yang mati, bukan membuangnya ke sungai. Bangkai apa pun kalau dibuang sembarangan bisa menimbulkan penyakit lain bagi manusia," sebut Sondang.

Sondang menegaskan hog cholera tidak menyerang manusia. Begitupun, warga diimbau untuk tidak makan babi yang mengidap virus itu. "Namanya virus janganlah dikonsumsi. Juga tetap kita anjurkan kalau memasak daging babi harus matang benar," imbaunya.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Geger Puluhan Ekor Ternak Babi di Sikka Mati Mendadak, Ternyata Ini Penyebabnya
Geger Puluhan Ekor Ternak Babi di Sikka Mati Mendadak, Ternyata Ini Penyebabnya

situasi penyakit hewan terkini mengindikasikan peningkatan jumlah ternak babi yang sakit dan mati di Kecamatan tersebut.

Baca Selengkapnya
Satu Sapi di Wonogiri Positif Antraks, Begini Awal Mula Temuannya
Satu Sapi di Wonogiri Positif Antraks, Begini Awal Mula Temuannya

Hasil tracking Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng tidak ditemukan kasus penularan dari hewan ke manusia yang terjadi di Wonogiri.

Baca Selengkapnya
Pemprov Jateng Temukan Hewan Kurban Terserang Diare, Cacar hingga Stres, Ini Penyebabnya
Pemprov Jateng Temukan Hewan Kurban Terserang Diare, Cacar hingga Stres, Ini Penyebabnya

Pemprov Jateng menemukan hewan kurban terserang penyakit diare dan cacar.

Baca Selengkapnya
Viral Penemuan Belasan Ekor Sapi di Asahan Mati Mendadak, Diduga Akibat Keracunan
Viral Penemuan Belasan Ekor Sapi di Asahan Mati Mendadak, Diduga Akibat Keracunan

Total ada 13 sapi milik warga yang mati secara mendadak.

Baca Selengkapnya
Lokasi Antraks di Gunungkidul, Desa Terpencil Berbatasan dengan Hutan
Lokasi Antraks di Gunungkidul, Desa Terpencil Berbatasan dengan Hutan

Hingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.

Baca Selengkapnya
Waspada, Virus Flu Babi Afrika Sudah Masuk Indonesia
Waspada, Virus Flu Babi Afrika Sudah Masuk Indonesia

Masuknya virus flu babi ke Sulut karena ada unsur kelalaian manusia yang membawa ternak babi masuk ke Sulut melalui jalan tikus.

Baca Selengkapnya
Keracunan Massal Gara-Gara Santap Daging Babi Sakit, Satu Tewas
Keracunan Massal Gara-Gara Santap Daging Babi Sakit, Satu Tewas

Babi milik warga bernama Mama Fransina Nesimnasi disembelih keluarga pada Senin (17/7). Padahal sejak Sabtu (15/7) lalu, babi itu sudah kelihatan sakit.

Baca Selengkapnya
Fakta Baru Kasus Antraks di Gunungkidul, Warga Konsumsi Ternak Mati
Fakta Baru Kasus Antraks di Gunungkidul, Warga Konsumsi Ternak Mati

Tiga orang meninggal dunia diduga karena konsumsi ternak sapi yang telah mati sebelum disembelih

Baca Selengkapnya
Potret Miris Sapi Makan Sampah di TPA Putri Cempo Solo Jelang Hari Raya Kurban, Berbahaya Jika Dikonsumsi
Potret Miris Sapi Makan Sampah di TPA Putri Cempo Solo Jelang Hari Raya Kurban, Berbahaya Jika Dikonsumsi

Meski sudah berulang kali menjadi sorotan, masih ada saja sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Solo.

Baca Selengkapnya
Strategi NTT Cegah Antraks Sebelum Memakan Korban Jiwa
Strategi NTT Cegah Antraks Sebelum Memakan Korban Jiwa

Provinsi NTT sudah tegas melarang masuknya hewan dari wilayah yang ditemukan berbagai kasus yang membahayakan ternak dan manusia.

Baca Selengkapnya
Kementan Gerak Cepat Tangani Penyakit Antraks di Gunungkidul
Kementan Gerak Cepat Tangani Penyakit Antraks di Gunungkidul

Upaya yang dilakukan Kementan dengan mitigasi dan isolasi wilayah, serta menurunkan Tim kesehatan hewan ke lokasi untuk investigasi.

Baca Selengkapnya
Data Kasus Antraks di Gunungkidul: 12 Hewan Ternak Mati dalam 3 Bulan
Data Kasus Antraks di Gunungkidul: 12 Hewan Ternak Mati dalam 3 Bulan

Korban antraks ikut menyembelih dan memakan sapi yang sudah mati.

Baca Selengkapnya