Puluhan Ibu-Ibu di Kabupaten Bekasi Diduga Jadi Korban Penipuan Berkedok Arisan
Merdeka.com - Puluhan ibu-ibu di Desa Karangsatu, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi mendatangi Polres Metro Bekasi. Mereka melaporkan dugaan penipuan yang berkedok tabungan dan arisan.
Dugaan penipuan ini terungkap dari kecurigaan peserta arisan. Mereka curiga adanya nama fiktif yang mendapat arisan.
"Dapat arisannya Rp11 juta. Setiap Senin bayar Rp100 ribu, tapi belum ada yang dapat sama sekali. Yang di Desa Karangsatu itu gak ada namanya, kalau dikocok ya yang dapat nama dari dia panitia, fiktif," ucap Lahin, salah seorang peserta arisan, Senin (24/10).
-
Siapa yang melaporkan kejadian penipuan? Baik korban dan calon pembeli sama-sama membuat laporan ke kepolisian.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Dimana penipuan itu terjadi? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? 'Saya bukanlah orang yang ada dalam berita ini. Saya tidak melakukan transplantasi wajah,' katanya kepada saluran tersebut, seraya menambahkan ia telah menjalani operasi yang berbeda empat tahun lalu.
Lahin mengaku pernah mendapat arisan tersebut sebesar Rp5 juta pada putaran sebelumnya. Karena yakin dengan sistem arisan yang dijalankan ibu rumah tangga berinisial SR itu, dia kembali ikut dengan iming-iming bisa mendapat Rp11 juta.
"Dulu saya pernah ikutan arisan, benar dapat Rp5 juta, sekarang ikutan lagi, dapatnya lebih besar Rp11 juta, tapi belum dapat juga, ada 35 orang yang keluar," katanya.
Peserta Rugi antara Rp2 Juta-Rp30 Juta
Untuk menentukan peserta yang mendapat giliran terima uang pada arisan ini, lanjut Lahin, dilakukan dengan cara dikocok melalui Facebook secara live.
"Dikocoknya lewat Facebook, enggak ada nama kita yang keluar, katanya yang dapat orang-orang jauh mulu," ucapnya.
Shindi, peserta arisan lainnya mengatakan, kecurigaan muncul sejak September 2022. Dari 110 orang peserta arisan, masing-masing mengalami kerugian antara Rp3 juta sampai Rp30 juta.
"Arisannya sudah hampir dua tahun, nah tanggal 23 September 2022, kita tanya yang dapat siapa, tapi dia (pengelola arisan) jawabnya orang sana, orang sini, tapi orang itu nggak ada namanya pas kita cek," ucapnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Marak penipuan berkedok lowongan kerja di Bekasi, milenial tak lepas dari penipuan ini.
Baca SelengkapnyaDari hasil pemeriksaan seorang korban membeli lelang arisan sebesar Rp 4,1 juta kemudian ia akan mendapatkan uang Rp 5 juta.
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang mengikuti dan menyetor uang karena dijanjikan mendapat uang tambahan dari bunga dalam jangka waktu yang tak lama.
Baca SelengkapnyaDua ibu rumah tangga di Condet menjadi korban penipuan investasi bodong dengan modus bisnis katering.
Baca SelengkapnyaPuluhan Orang Tertipu Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Miliaran Rupiah
Baca SelengkapnyaSejumlah para calon pengantin melaporkan perusahaan wedding organizer (WO) di Depok, Jawa Barat lantaran diduga membawa kabur uang untuk pernikahan mereka.
Baca SelengkapnyaKorban arisan bodong yang dilakukan korban mencapai ratusan dengan total kerugian Rp1,9 miliar.
Baca SelengkapnyaPara korban merasa ditipu oleh pemilik WO berinisial A
Baca SelengkapnyaKorban dijanjikan akan diberikan keuntungan setiap bulannya sebesar 10 persen
Baca SelengkapnyaJika korban setor Rp1 juta dijanjikan mendapat pengembalian sebesar Rp1,2 juta.
Baca SelengkapnyaSalah satu orang tua korban sudah menjual dua petak sawah dan menggadaikan sertifikat rumah.
Baca SelengkapnyaPelaku mulai melakukan aksi liciknya dengan mengaku bisa menggandakan uang.
Baca Selengkapnya