Puluhan Santri di Garut Terpapar Covid-19
Merdeka.com - Puluhan santri Darul Arqam yang berada di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat terpapar COvid-19. Saat ini, puluhan santri tersebut menjalani isolasi diisolasi terpusat (isoter). Sebagian di antaranya sudah dinyatakan sembuh.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surachman, menyebut bahwa jumlah santri yang terpapar Covid-19 di pesantren itu diketahui 73 orang.
"Seluruhnya santri. Ada kemungkinan bertambah," sebutnya, Rabu (25/8).
-
Siapa yang menjadi korban santet? 'Semua permukaan eksterior dari guci awalnya tertutup teks yang mengandung lebih dari 55 nama yang diukir, puluhan di antaranya sekarang hanya bertahan sebagai huruf-huruf terpisah yang mengambang atau coretan pensil yang samar,' jelas Lamont.
-
Siapa yang pernah menjadi santri di Pondok Tegalsari? Salah satu sosok yang pernah jadi santri di Pondok Tegalsari adalah pujangga Ronggowarsito.
-
Siapa yang terkena antraks di Gunungkidul? Dari 125 warga yang diperiksa, 85 di antaranya positif antraks.
-
Siapa saja yang menjadi contoh santri sukses? 'Ada Jenderal bintang 4, Pak Dudung. Dulu santri juga sekarang bintangnya 4. Semua TNI hormat sama beliau. Terus ada Wali Band. Santri semuanya dan kini mereka syiar agama lewat musik. Dan yang paling keren hari ini kita punya wapres juga dari santri,' ujar Hendi memotivasi, Kamis (4/4/2024).
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang ikut tes kesehatan? Pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur Daerah Khusus Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono tes kesehatan di RSUD Tarakan Jakarta, Sabtu (31/8).
Sebanyak 73 orang santri yang terpapar, menurut Asep, diketahui kebanyakan adalah santri putra. Saat ini seluruh santri yang dinyatakan positif tengah menjalani isolasi di isoter Rusunawa dan Islamic Center.
"Awalnya memang isolasi mandiri di pesantren, tapi pa Kapolres minta seluruhnya dimasukan ke isoter untung mengurangi risiko karena di pesantren banyak orang," katanya.
Ia menjelaskan, 73 orang santri yang dinyatakan positif, rata-rata disertai gejala ringan, bahkan ada juga yang tidak dengan gejala. Sebagian santri yang sempat menjalani isolasi, diketahui ada yang sudah dipulangkan dan dinyatakan sembuh.
Asep mengungkapkan bahwa terpaparnya puluhan santri bisa terjadi karena beberapa kemungkinan.
"Kan yang namanya pesantren kan multi daerah. Banyak kemungkinan. Atau karena karyawannya sendiri kan keluar masuk, guru-gurunya keluar masuk, kantinnya belanja subuh ke pasar, jadi berbagai kemungkinan," ungkapnya.
Diketahuinya puluhan santri terpapar, disebut Asep, berawal saat para santri kembali ke pesantren. Saat itu, para santri diketahui saat Kembali ke pesantren seluruhnya membawa hasil tes usap antigen negative. Pihaknya tidak percaya begitu saja dan sempat melakukan skrining.
"Dokter yang meriksa (dari pihak pesantren) menyatakan tidak ada yang positif. Diketahui ada yang positif setelah 2 hari hampir (seluruh santri ) masuk semua. Awalnya yang masuk 400 orang, setelah 2 hari masuk semua di cek ada keluhan hilang penciuman langsung diantigen ternyata positif. Otomatis dikejar siapa kontak eratnya dengan yang positif, ketahuan banyak (73 orang)," sebutnya.
Di awal, pihaknya sempat melakukan pengetesan terhadap 100 orang. Setelah diketahui ada yang positif, pihaknya kemudian melakukan pengetesan kepada sekitar 500 orang hingga akhirnya ditemukan 73 orang yang positif.
"Kemungkinan bisa saja bertambah, karena saat diantigen bisa saja tidak terdeteksi. Makanya dilakukan karantina," ucapnya.
Saat ini, dikatakan Asep, Satgas Penanganan Covid-19 tingkat kabupaten hingga kecamatan, desa, dan sekolah, melakukan pemantauan selama proses karantina pesantren. Ia memastikan bahwa saat ini di lingkungan pesantren tidak ada satupun orang yang positif Covid-19.
Sebagai Langkah agar jumlah yang terpapar tidak semakin meluas, Langkah pemisahan yang positif dan negatif Covid-19 sudah dilakukan. Namun mereka yang kontak erat namun dalam kondisi sehat terus dipantau selama 14 hari. Kalau ditemukan ada lagi yang terpapar maka akan langsung dibawa ke isoter dan jika negatif maka akan dilanjutkan karantina.
"Yang kedua di prokesnya jelas-jelas harus dikontrol. Kelas dibagi-bagi jangan sekaligus 40 orang, jadi 50 persen. Terus pengajian atau ibadah pun sama, sholat berjamaah dibagi-bagi termin," tutup Asep.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebakaran di sekitar pesantren diperkirakan 20 hektare bahkan hampir menjalar ke gedung untuk bisa dipadamkan.
Baca SelengkapnyaAdanya laporan dari ibu korban anaknya telah menjadi korban pelecehan seksual di Pondok Pesantren salah satu di Kota Jambi.
Baca SelengkapnyaKemenkes memprediksi jumlah kasus cacar monyet di Indonesia bisa mencapai 3.600 kasus dalam satu tahun.
Baca SelengkapnyaKasus ini bermula dari salah satu pelajar yang belum sembuh total dari cacar air masuk sekolah
Baca SelengkapnyaAkibat kondisi itu, pemkot menerapkan kebijakan belajar jarak jauh.
Baca SelengkapnyaKasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan persebaran kasus Mpox di Jakarta tahun 2024, terdapat 11 kasus Mpox yang tersebar di delapan kecamatan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaWarga terjangkit monkeypox tersebut telah ditangani dan menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksi, jumlah kasus cacar monyet di Indonesia bisa mencapai 3.600 kasus dalam satu tahun.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaPihak Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin akhirnya angkat bicara mengenai kasus kematian santrinya, Airul Harahap.
Baca Selengkapnya