Puluhan Warga di Garut Mengungsi Akibat Pohon Beringin Tumbang
Merdeka.com - Sebuah pohon beringin yang ada di pinggir sungai Cimanuk wilayah Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Senin (31/5) malam tumbang. Tumbangnya pohon beringin itu menyebabkan dua rumah mengalami kerusakan, dan puluhan warga terpaksa mengungsi sementara.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan menyebut, lokasi pohon beringin yang tumbang berada di Kampung Leuwidaun, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.
"Pohon itu tumbang sekitar pukul 21.00. Diduga tumbangnya pohon ini karena faktor usianya yang sudah cukup tua sehingga lapuk," katanya, Selasa (1/6).
-
Bagaimana pohon membatu? Material organik hutan ini berubah menjadi unsur mineral atau silika. Ini menghasilkan kayu yang membatu, yang merupakan replika sempurna dari pohon aslinya, namun berubah menjadi batu.
-
Mengapa Pohon 'Berjalan' ini dilindungi? Pemerintah Selandia Baru memberikan penghargaan terhadap sebatang pohon raksasa yang aneh karena memiliki sepasang batang seperti kaki yang sedang melangkah.
-
Bagaimana ketahanan pohon Tabebuya? Pohon Tabebuya diketahui memiliki ketahanan hidup yang tinggi, bisa tumbuh di berbagai jenis tanah, dan tahan dalam kondisi kekeringan. Hal ini membuat pohon tersebut cocok untuk meneduhkan jalan sekaligus memperindah pemandangan perkotaan.
-
Bagaimana pohon membantu mencegah banjir? Pohon memiliki manfaat besar dalam menahan laju air, meresapkan air ke dalam tanah, dan mengurangi sedimen masuk ke sungai.
-
Bagaimana pohon durian purba itu terlihat sebelum tersambar petir? Sebelum tersambar petir, pohon itu dapat terlihat dalam jarak 10 km.
-
Bagaimana Hanjuang merah bisa menolak bahaya? Pohon ini diyakini mampu menolak bencana dan melindungi penguhuni rumah dari bahaya ilmu hitam seperti guna-guna atau santet.
Pohon beringin dengan diameter sekitar 100 sentimeter dan tinggi 20 meter itu saat tumbang menimpa dua rumah yang ada di sekitarnya, yaitu milik Sobar dan Eman. Kedua rumah yang tertimpa tersebut pun mengalami rusak berat.
Tubagus memastikan tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa tumbangnya pohon beringin tersebut.
"Namun ada 4 KK yang berisi 20 jiwa terpaksa harus mengungsi. Di rumah Sobar ada 2 KK 9 jiwa yang satu diantaranya bayi 2 bulan. Di rumah Eman ada 2 KK juga, yang berisi 11 jiwa," ungkapnya.
Saat ini, dikatakan Tubagus, pihaknya bersama TNI, Polri, Disdamkar, dan masyarakat sekitar tengah melakukan upaya evakuasi pohon yang menimpa dua rumah tersebut.
"Proses evakuasi terkendali kondisi pohon yang cukup besar. Selain itu juga sebagian pohon ada yang menjulur ke sungai. Jadi kita harus betul-betul hati-hati saat melakukan evakuasi," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca SelengkapnyaPara pengunjung Mattabulu berteduh karena saat itu hujan deras. Di saat bersamaan, pohon besar di dekat pondok tumbang akibat angin kencang.
Baca SelengkapnyaHujan deras disertai angin kencang melanda sebagian Kota Solo, Senin (26/2) sore.
Baca SelengkapnyaTingginya air berdampak pula pada ruas jalan sehingga akses lalulintas terganggu.
Baca SelengkapnyaGempa di Sumedang berdampak pada terowongan kembar yang berada di Tol Cisumdawu.
Baca SelengkapnyaRinciannya, satu pohon tumbang di Jakarta Barat, yakni di Jalan Pasar Minggu Kembangan Selatan RT 005/RW 01, Kembangan.
Baca SelengkapnyaBasarnas memastikan sampai saat ini tidak ada korban jiwa akibat gempa bumi tersebut.
Baca SelengkapnyaBangunan yang rusak adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bungbulang 5. Lokasi sekolah yang rusak berada di Desa Bungbulang.
Baca SelengkapnyaEmpat orang warga Garut diketahui meninggal dunia saat tengah berburu di kawasan Gunung Cikolak.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sejak awal Desember mengakibatkan becana tanah longsor di sejumlah titik, Rabu (4/12).
Baca SelengkapnyaNolianus menceritakan detik-detik sebelum terjadi letusan.
Baca SelengkapnyaTidak berpotensi mengakibatkan terjadinya sesar permukaan dan bahaya ikutan yang berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi
Baca Selengkapnya