Pura-pura meninggal, siswi SMK di Klaten selamat usai dibegal teman naik gunung
Merdeka.com - Lusiana Intan Wijayaningsih (17) remaja asal Desa Duwet, Kecamatan Ngawen, Klaten, Jawa Tengah, nyaris tewas setelah dirampok dan dianiaya oleh Bagas Aulid Saputra (22) warga Dukuh Rekuning, Desa Bayuanyar, Kecamatan Ampel, Boyolali. Pelaku merupakan temannya sendiri.
Beruntung siswi salah satu SMK di Klaten yang sudah dalam kondisi tak berdaya itu kemudian berpura-pura meninggal. Pelaku lantas berhenti menganiaya dan membawa kabur sepeda motor korban.
Informasi yang dihimpun dari sejumlah sumber menyebutkan, Lusiana dan Bagas merupakan teman yang hobi mendaki gunung. Keduanya merencanakan mendaki Gunung Slamet pada Jumat (14/9) lalu.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Bagaimana mahasiswa di Sleman tewas gantung diri? Sang ayah pada mulanya datang ke kos korban untuk mengantar makanan pukul 09.00. Sampai di kos, ayah korban mengetuk pintu, namun tidak dibuka oleh anaknya. Ayah korban meninggalkan makanan yang dibawanya di meja depan kamar korban. Selesai kerja, sang ayah kembali ke kosan anaknya pukul 11.30 WIB. Namun pintu kosan korban masih tertutup. Sang ayah mulai curiga karena tak ada tanggapan saat pintu diketuk. Ia kemudian memanggil pemilik kos untuk meminta kunci cadangan, namun pintu tetap tidak bisa dibuka. Keduanya kemudian berinisiatif melepas engsel jendela kamar korban. Saat berhasil masuk, korban sudah ditemukan tergantung di pojokan kamar kos.
-
Bagaimana mahasiswi itu bisa tewas? 'Hasil pemeriksaan fisik sementara kita indikasikan kemungkinan pembunuhan karena terdapat luka terbuka pada beberapa bagian tubuh. Di punggung tangan dan sekitarnya,' kata Rizka.
Mereka pun akhirnya bertemu di base camp Komunitas Pendaki Gunung (KPG) Solo. Dengan sepeda motor Honda Beat D 2522 IH, milik korban, mereka berboncengan menuju lokasi pendakian melalui pintu Blambangan, Purbalingga.
Keduanya turun dari Gunung Slamet, Senin (17/9) sore pukul 18.30 WIB. Namun dalam perjalanan terjadilah peristiwa perampasan dan percobaan pembunuhan itu. Sehari setelah kejadian, polisi berhasil menangkap pelaku.
Ditemui di RSUD Pandanaran, Boyolali, korban yang masih mendapatkan perawatan intensif mengaku trauma atas kejadian tersebut. Ia sama sekali tak menyangka temannya tega melakukan perbuatan nekat itu.
"Saat itu saya sudah merasa curiga, kenapa dia lewat jalur yang tidak biasanya. Tapi saya diam saja. Sampai di jalan timur Perum Galih Asri, dia menghentikan sepeda motor saya dan mematikan mesin. Kemudian terjadilah peristiwa itu," ujar Lusiana, Kamis (20/9).
Lusiana menceritakan ihwal perkenalannya dengan tersangka terjadi pada April lalu, saat mendaki di Gunung Andong, Magelang. Setelah berhubungan melalui telepon, keduanya sepakat untuk mengisi waktu libur, dengan mendaki Gunung Slamet. Selama perjalanan berangkat, hingga pendakian, kata Lusiana, pelaku tidak menunjukkan sikap yang aneh.
"Kejanggalan mulai saya rasakan setelah sampai di Magelang. Dia malah ambil jalan pulang melalui Kopeng, tidak lewat jalur utama tapi malahan lewat jalur desa," jelasnya.
Saat itu, lanjut Lusiana, pelaku beralasan jalur tersebut lebih cepat, apalagi korban harus sekolah keesokan harinya. Di situlah korban mulai khawatir kalau saja temannya mempunyai maksud jahat. Setelah menyisir jalan desa dan hutan, sekitar waktu Maghrib, keduanya sampai di wilayah Kelurahan Mojosongo di batas Kota Boyolali.
Korban pun semakin curiga karena tersangka masuk ke perladangan warga dan berhenti dan turun dari sepeda motor. Tanpa basa basi pelaku kemudian melepaskan helm Lusiana dan langsung mencekik hingga korban terjatuh dari sepeda motor.
"Sambil menceritakan dia juga mencoba menusuk perut saya dengan pisau, tapi meleset dan kena pergelangan tangan saya. Dia kemudian ambil batu dan menghantamkannya berkali-kali ke kepala saya," jelasnya lagi.
Tak ingin tersangka terus menyiksa, Lusiana yang muka ya sudah bermuluran darah, kemudian pura-pura meninggal. Ia menjulurkan lidah, menahan nafas dan kaku berdiam diri layaknya orang yang meninggal.
Siasat tersebut berhasil mengelabui tersangka, yang mengira korbannya sudah meninggal. Sesaat kemudian tersangka kabur membawa sejumlah peralatan mendaki, barang dan sepeda motor korban.
"Setelah dia pergi, saya masih diam sekitar sepuluh menit memastikan tersangka sudah pergi. Setelah yakin dia pergi, saya kemudian mencari pertolongan warga dan dibawa ke rumah sakit," ungkapnya.
Kasatreskrim Polres Boyolali, AKP Willy Budiyanto mengemukakan, usai kejadian, pada Selasa (18/9) sore, polisi langsung melakukan perburuan dan berhasil menangkap tersangka di wilayah Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Selain tersangka pihaknya juga menyita satu unit sepeda motor dan telepon genggam milik korban.
"Pelaku dijerat dengan pasal 365 KUHP yaitu pencurian dengan kekerasan. Pelaku sudah kita tahan di Mapolres Boyolali," pungkas dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum meninggal dunia, anaknya sempat merasa bahagia setelah kelulusan.
Baca SelengkapnyaAda luka lebam di dada, lecet di leher, dan luka di kepala korban diduga akibat benda tumpul.
Baca SelengkapnyaKorban dan tersangka menjalin hubungan asmara selama dua tahun
Baca SelengkapnyaSH sampai saat ini juga masih kerap kali diminta hadir memberikan keterangan dalam pemeriksaan di Kepolisian.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan pihak rumah sakit menyatakan ada syaraf mata di sebelah kanan yang sudah tidak lagi berfungsi.
Baca SelengkapnyaPihak sekolah telah menyebar foto-foto terduga pelaku.
Baca SelengkapnyaAksi nekat remaja putri itu pun membuat warga dan penumpang yang berada di stasiun histeris.
Baca SelengkapnyaAntara keluarga pelaku dan korban masih ada hubungan kekerabatan.
Baca SelengkapnyaPenyidik masih melakukan pemeriksaan terhadap kedua yakni R (36) dan NP (27).
Baca SelengkapnyaKorban dan temannya pun melarikan diri karena ketakutan.
Baca SelengkapnyaTerlapor menjelaskan detail kejadiannya pada polisi terkait kasus siswi SD tewas usai Pankreas pecah
Baca SelengkapnyaPelajar MTs di Semarang Disetrika tubuhnya oleh Kakak Kelas, Begini Nasib Pelaku
Baca Selengkapnya