Pura-pura pindahan rumah, 1 keluarga bunuh pemilik mobil sewaan
Merdeka.com - Pura-pura menyewa mobil untuk pindahan rumah, satu keluarga terdiri dari suami istri, adik dan sepupu, nekat merampok dan membunuh korbannya. Ironisnya, satu dari lima pelaku berstatus anggota polisi.
Hal itu terungkap saat gelaran rekonstruksi perampokan disertai pembunuhan terhadap Sidik Purwanto (61) yang digelar di halaman Subdit III Ditreskrimum Polda Sumsel, Rabu (4/3). Dalam rekonstruksi ini, polisi menemukan fakta baru dari pembunuhan tersebut.
Para pelaku telah melakukan kejahatan lebih dari satu kali. Para pelaku juga masih memiliki ikatan keluarga. Mereka adalah Novriansyah alias Novi (30) beserta istrinya, Yuliana (tewas bunuh diri di Riau), kakak sepupu dari Yuliana bernama Hendra (22) yang ditahan Polda Sumsel, dan dua adik Novi berinisial AM dan MS (keduanya masih buron).
-
Siapa pelaku pembunuhan itu? 'Diduga korban ditusuk ketika dalam keadaan sedang tidur. Ini masih kita dalami,' ujar dia kepada wartawan, Sabtu (30/11).Gogo menjelaskan, terduga pelaku awalnya menikam ayahnya.
-
Bagaimana cara pelaku melancarkan aksinya? Untuk memuluskan aksinya, NUG, HS, dan DK melakukan panggilan darurat ke Mako Damkar Induk Sleman.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Kenapa pelaku melakukan pembunuhan? Adapun, keterangan MAS, saat itu ayahnya sedang tidur bersama ibunya.Kemudian, MAS turun mengambil pisau di dapur, kemudian naik lagi ke atas dan melakukan penusukan.
Fakta lain, salah satu pelaku berinisial MS diketahui merupakan anggota polisi. Padahal, saat pemeriksaan, baik Hendra maupun Novi sama sekali tak pernah menyebut nama MS. Ini membuat anggota sempat kesal sehingga melontarkan amarah kepada kedua tersangka di sela-sela adegan rekonstruksi.
Dari adegan rekonstruksi, pembunuhan terhadap Sidik bermula saat Yuliana membawa Sidik ke kediamannya di Desa Mariana, Banyuasin, Sumsel, dua tahun silam dengan alasan akan pindah rumah sehingga butuh bantuan Sidik untuk mengangkut barang.
Begitu tiba di rumah Yuliana, korban diajak masuk ke rumah untuk membawa televisi. Di dalam rumah itu sudah ada Novi, Hendra dan AM. Saat itulah, Novi menodongkan senjata api ke kepala korban. Lalu korban digiring ke kamar mandi dan tangan serta kakinya diikat.
Dalam kondisi terikat, kepala korban diceburkan ke air bak mandi selama 30 menit. Setelah tidak bernyawa, korban dimasukkan ke karung dan selanjutnya dikubur oleh Yuliana dan MS di belakang rumahnya.
"Kemudian, mobilnya (korban) kami jual dan uangnya kami bagi-bagi," ungkap tersangka Novri.
Ditambahkannya, dia bersama keluarganya itu sudah tiga kali melakukan aksi perampokan. Modusnya selalu sama, yakni pura-pura mencari jasa angkutan untuk pindah rumah. Aksi pertama, mereka berhasil membawa lari mobil truk dan si pemilik juga dibunuh. Aksi kedua, mereka berhasil membawa lari Mitsubishi Luxio, namun korban tidak tewas karena berhasil melarikan diri. Aksi terakhir adalah membawa lari Mitsubishi pikap dan si pemiliknya tewas.
Kanit IV Ditreskrimum Polda Sumsel Kompol Zainuri mengungkapkan, banyak perbedaan yang didapat dari rekonstruksi dengan keterangan yang diberikan tersangka. Untuk itu, pihaknya akan kembali mengambil keterangan para tersangka sebelum melimpahkan kasus ini ke kejaksaan. Pihaknya juga masih memburu dua lain yang masih buron.
"Tersangka dijerat pasal berlapis, 365 dan 340 KUHP dengan ancaman di atas 15 tahun penjara," tukasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dugaan sementara penganiayaan merupakan ulah perampok.
Baca Selengkapnya"Dari hasil keterangan pelaku mereka sudah melakukan tiga kali," kata Rovan
Baca SelengkapnyaPolisi menembak mati seorang maling spesialis pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang biasa membekali diri dengan bom ikan.
Baca SelengkapnyaPolisi masih memburu satu terduga pelaku pembunuhan DDY.
Baca SelengkapnyaBH mengajak tiga orang lainnya menuju ke Pati untuk mencari mobilnya yang tak kunjung kembali usai disewa. Rupanya dia malah diteriaki maling.
Baca SelengkapnyaSaat ini, polisi masih melakukan penyelidikan dan memeriksa sejumlah saksi.
Baca SelengkapnyaKetiga korban kini sudah dirujuk ke RSUD Suwondo Pati.
Baca SelengkapnyaKetiga tersangka tersebut yakni berinisial EN, BC dan AG.
Baca SelengkapnyaMisteri Belum Terungkap di Balik Kematian Tragis Bos Mobil Rental Usai Dikeroyok di Pati
Baca SelengkapnyaOtak Penculikan IRT di Bandung dan Korban Saling Kenal, Motif Sakit Hati
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap tiga pria asal Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, yang diduga menganiaya pria berinisial WB (46) hingga tewas.
Baca SelengkapnyaAsep mengaku sempat dipukul dan dikeroyok pelaku yang saat itu juga meminta uangnya.
Baca Selengkapnya