Puskamnas: Teroris bangun jaringan dan komunikasi lewat media sosial
Merdeka.com - Peneliti Pusat Kajian Keamanan Nasional (Puskamnas) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Ali Asghar berpendapat, teror bom bunuh diri di Markas Polresta Surakarta tidak berhubungan langsung dengan ledakan di tiga kota Arab Saudi.
"Namun, tetap teror di Arab Saudi memberikan motivasi serta membuka ruang bagi kelompok-kelompok tertentu di Indonesia untuk melakukan aksi teror," kata Ali dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (7/7) dikutip dari Antara.
Ia mengatakan perkembangan kelompok teroris saat ini, cenderung membangun aliansi jejaringnya secara tidak langsung, dan inilah yang membedakan dengan gerakan teroris sebelumnya.
-
Bagaimana media sosial bisa berdampak negatif? Remaja yang menghabiskan waktu berlebihan di media sosial sering kali mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak terlalu aktif di platform tersebut.
-
Apa dampak dari ujaran kebencian di media sosial? Media sosial menjadi salah satu aspek yang ditekankan, karena berpotensi disalahgunakan lewat ujaran kebencian.
-
Bagaimana pelaku bom bunuh diri menyerang? Pelaku menggunakan rompi berisi bahan peledak. Mengutip Al Jazeera, setidaknya 70 orang tewas dan lebih dari 300 orang lainnya terluka. Korban tewas didmoinasi oleh wanita dan anak-anak.
-
Apa yang viral di media sosial? Video tersebut viral di media sosial dan menarik simpati para warganet yang menyaksikannya.
"Kelompok teroris saat ini membangun komunikasi dan jejaring melalui media sosial atau teknologi lainnya. Ini yang kemudian melahirkan simpatisan ISIS di Indonesia. Mereka siap melakukan aksi teror dengan skala kecil seperti yang terjadi di Solo," ucap Ali.
Ia menambahkan bahwa teror di tempat suci Masjid Nabawi menunjukkan aksi teror yang tidak dilandasi oleh agama.
"Bagaimana mungkin tempat suci Agama Islam justru menjadi serangan teror oleh orang yang mengaku sebagai Islam?" ujarnya.
Di Solo, Jateng, seorang teroris bersepeda motor memaksa masuk ke Markas Polresta Solo sehingga dikejar anggota provos pada Selasa (5/7) sekitar pukul 07.30 WIB.
Saat dikejar, tepat di depan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) terjadi ledakan yang berasal dari badan pengendara sepeda motor hingga menyebabkan pelaku tewas di tempat, sedangkan anggota provos terluka.
Sementara itu di tiga kota di Arab Saudi pada Senin (4/7) waktu setempat terjadi pula teror bom.
(mdk/frh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaBNPT menyebut aktivitas propaganda kelompok teroris dan simpatisan di ruang siber secara signifikan yang terdeteksi dari tahun ke tahun.
Baca SelengkapnyaNoor Huda berpesan agar masyarakat tidak terpaku pada stereotipe atau subjektivitas yang berlaku di masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.
Baca SelengkapnyaDia menjelaskan, kasus penipuan, radikalisme dan terorisme dilakukan dengan pendekatan persuasif dan tidak hard selling.
Baca SelengkapnyaKetiga terduga teroris ditangkap berinisial BI, ST dan SQ.
Baca SelengkapnyaKasus pegawai KAI ini menjadi sorotan Densus 88 karena meski ISIS bubar, tapi pendukungnya masih ada
Baca SelengkapnyaIndonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.
Baca SelengkapnyaJenderal Sigit mengatakan saat ini gerakan terorisme menjadi lebih berbahaya karena bergabung dengan jaringan narkoba atau narkotika.
Baca SelengkapnyaKepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKetiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.
Baca Selengkapnya