Putra asli Papua ini ikut menjaga kedaulatan NKRI di perbatasan
Merdeka.com - Sebagai orang terpilih, tentunya akan merasa bangga bisa bertugas menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di tanah kelahirannya. Begitu lah yang dirasakan salah satu prajurit Yonif 411/Raider Kostrad yang bermarkas di Salatiga, Jawa Tengah bernama Prada Yustus Dolfinus Rembe, yang notabene adalah putra asli Papua.
Dalam debut perdana mengikuti Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-PNG ini, Prada Yustus bersama rekan-rekan prajuritnya dipercayakan negara dan pimpinan TNI untuk menjaga tapal batas di sektor utara perbatasan RI-Papua Nugini (PNG) tepatnya di Pos Wutung, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.
"Ini suatu kebanggaan dan kehormatan bagi saya selaku putra asli Papua karena bisa bertugas di tanah Papua untuk pertama kalinya," ucap Yustus, dalam siaran pers Kostrad yang diterima merdeka.com, Jumat (11/12).
-
Bagaimana TNI tunjukkan loyalitasnya? Loyalitas tinggi yang mereka tunjukkan terhadap rekan sejawat, atasan, dan kesatuan hampir selalu bisa menyentuh hati wanita.
-
Bagaimana Jenderal Agus mengabdi kepada NKRI? 'Ya kita kan punya sapta marga dan sumpah prajurit ya. Kita ikuti saja itu, ada batasan. Yang jelas ya kepada NKRI, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 itu. Jadi, pegangan saya sapta marga sumpah prajurit,' ungkapnya.
-
Bagaimana TNI AD tunjukkan komitmennya? Maruli kemudian menyambut baik wacana yang dikemukakan Danjen USARPAC, serta menyatakan pula komitmen TNI AD untuk memperdalam kerjasama di bidang militer.
-
Bagaimana MDA membantu menjaga kedaulatan Indonesia? Kerangka Maritime Domain Awareness dapat digunakan untuk mendukung terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, sehingga perlu dipertimbangkan sebagai referensi menyusun kebijakan strategis, membuat panduan operasional dan penyelarasan K/L, serta penyiapan infrastruktur teknologi yang mendukung pengelolaan dan pemantauan pertahanan serta keamanan yang semakin rentan khususnya di Laut Cina Selatan.
-
Siapa yang mengesahkan TNI? Sehingga pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
-
Kenapa Rendi bangga? 'Rendi juga bangga walau dengan keterbatasannya, dia juga dapat mengabdikan diri dan kemampuan yang dimiliki untuk negara,' demikian dikutip dari keterangan unggahan akun Instagram @poldasumaterautara.
Pria kelahiran Manokwari 19 Maret 1990 ini bercerita, darah militer sama sekali tak mengalir dalam tubuh kedua orangtuanya. Hanya saja Yustus kecil telah menanamkan cita-citanya untuk menjadi seorang tentara, karena melihat figur tentara yang penuh dedikasi terhadap bangsa dan negara serta memiliki kedisiplinan yang tinggi.
"Kalau keluarga saya sama sekali tak ada turunan tentara, bapak saya hanya seorang kontraktor, begitu juga dengan ibu saya orang swasta biasa. Tapi saya memang sudah kagum dengan profesi tentara. Sehingga sejak kecil saya bertekad supaya bisa jadi tentara kalau sudah besar. Dan puji Tuhan, cita-cita itu sudah terwujud," ucap Yustus yang mengikuti pendidikan Secata di Rindam XVII/Cenderawasih tahun 2011.
Putra Papua di perbatasan RI-PNG ©2015 handout/PenkostradMenurut Yustus, dirinya lulus Secata dari Rindam dan langsung dikirim sekolah Kostrad di Jakarta. "Lalu kemudian sekolah Raider dan langsung ditempatkan tugas organik di Yonif 411/Raider Kostrad," jelasnya.
Menurut Yustus, tugas pengamanan perbatasan ini dikatakan sebagai sebuah kehormatan dan kebanggaan, karena tak semua prajurit TNI diberi kepercayaan pimpinan TNI untuk melaksanakan tugas operasi pengamanan perbatasan di Papua.
"Dan kepercayaan ini merupakan kehormatan dan tugas mulia untuk dipertanggungjawabkan serta dilaksanakan dengan sebaik-baiknya bagi seorang prajurit. Apalagi penugasan ke daerah operasi seperti ini merupakan wujud nyata pengabdian dan kehormatan kepada negara dan bangsa, berdasarkan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit," jelas Yustus.
Menurut Yustus, yang membanggakan dirinya, yakni sebagai putra asli Papua satu-satunya dari kesatuannya. "Ya bagi saya ini suatu kebanggaan tersendiri," ungkap Yustus penuh semangat.
Tak hanya berakhir di Satgas Pamtas RI-PNG, Yustus pun berharap kelak impiannya untuk bergabung dalam pasukan perdamaian ke Lebanon atau biasa disebut pasukan topi baja biru bisa terwujud.
"Ya mudah-mudahan pulang dari Satgas Pamtas ini, Tuhan sayang dan kami bisa berangkat ke Lebanon," tandasnya
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga PNG ini berharap bisa menetap di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua.
Baca SelengkapnyaPertemuan Prada Bruno Aisek dan Sertu Makmur usai kembali dari penugasan di Lebanon.
Baca SelengkapnyaSeorang prajurit TNI yang sempat viral, Yusuf Wonda sangat bahagia mendapatkan tugas di Papua karena bisa bertemu dengan saudara-saudaranya.
Baca SelengkapnyaPrabowo memberikan apresiasi atas pertemuan ini dan mengucapkan terima kasih kepada PM James
Baca SelengkapnyaPotret anggota polisi yang bertugas di Pos Puncak Jaya, Papua.
Baca Selengkapnya"Kita harus bersatu. Pemimpin-pemimpin kita punya akhlak kesetiaan, bukan pagi tempe, sore tahu," kata Prabowo.
Baca SelengkapnyaKeluarga Besar Putra Putri Polri (KBPP Polri) mendeklarasikan dukungan kepada Ganjar Pranowo.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, dirinya sudah menduga Luhut mendukung Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaRisma bercerita tentang pentingnya semangat juang pantang menyerah untuk generasi muda.
Baca SelengkapnyaTim Patroli Satgas Yonif 509 Kostrad menggelar kegiatan pengamanan wilayah Distrik Sugapa, khususnya Kampung Bilogai
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berkesempatan untuk bernostalgia sekalian berkunjung ke rumah kelahirannya di Maluku.
Baca SelengkapnyaAda ketangguhan dan kesiapan bertempur yang nampak di setiap wajah anggota dari satuan Kopasgat berikut ini.
Baca Selengkapnya