PVMBG Sebut Erupsi Gunung Agung Belum Berhenti
Merdeka.com - Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, kembali mengalami erupsi, Kamis (4/4) sekitar pukul 01.31 WITA. Tercatat tinggi kolom abu 2.000 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Selain itu juga terlihat jarak lontaran batu atau lava pijar sejauh 2 kilometer.
"Jarak lontaran batu atau lava pijar terjauh sekitar 2 km," ucap Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Devy K Syahbana saat dikonfirmasi, Jumat (5/4).
Devy juga menjelaskan, data-data pengamatan multi-parameter Gunung Agung menunjukkan masih adanya potensi erupsi.
-
Dimana lokasi Gunung Agung? Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini memiliki ketinggian 3.031 mdpl.
-
Dimana letak Gunung Agung? Gunung Agung, yang memiliki ketinggian 3.142 mdpl, adalah gunung tertinggi di Pulau Bali dan terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.
-
Dimana Gunung Agung berada? Gunung Agung berada di Kabupaten Karangasem, Bali, tepatnya di bagian timur pulau.
-
Gunung Agung berada di mana? Gunung Agung berada di Kabupaten Karangasem, Bali, tepatnya di bagian timur pulau.
-
Kapan letusan pertama Gunung Agung terjadi? Letusan pertama yang tercatat terjadi pada tahun 1808, di mana aktivitas vulkanik menghasilkan abu dan batuan pijar.
-
Bagaimana erupsi Gunung Semeru terlihat? Menurutnya, kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya, dan saat laporan tersebut dibuat, erupsi masih berlangsung.
"Namun demikian, meskipun sudah beberapa kali erupsi, indikasi untuk terjadinya erupsi besar Gunung Agung belum teramati," imbuhnya.
Devy juga menjelaskan, kenapa sampai saat ini Gunung Agung terjadi erupsi karena masih ada suplai magma yang cukup kuat.
"Sampai sekarang terjadi erupsi di Gunung Agung, karena masih ada suplai magma ke permukaan yang cukup kuat untuk menghasilkan erupsi," ujarnya.
"Kapan usainya (erupsi Gunung Agung) tidak ada seorang pun yang tahu persis. Yang pasti nanti kalau fluida magma pergerakannya sudah lemah. Kalau melihat sejarah masa lampau, erupsi Gunung Agung memang umumnya berlangsung lama. Ya masyarakat perlu bersabar, nanti manfaat dari erupsi ini akan dirasakan lebih lama dari pada lama erupsinya," ujar Devy.
Saat ini Gunung Agung berada pada Status Level III (Siaga), masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pengunjung agar tidak melakukan pendakian.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali erupsi pada Jumat (23/2). Gunung itu memuntahkan abu setinggi 500 meter.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak PVMBG memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas sejauh 13 km dari puncak.
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur.
Baca SelengkapnyaErupsi gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu terekam di seismograf.
Baca Selengkapnya"Tinggi kolom letusan teramati lebih kurang 2.000 meter di atas puncak," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Ibu, Axl Roeroe.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru terpantau melontarkan abu vulkanik setinggi 500 meter di atas puncak.
Baca SelengkapnyaErupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 114 detik.
Baca SelengkapnyaGunung Ibu yang berstatus level II atau waspada itu mempunyai aktivitas vulkanik yang terbilang aktif.
Baca SelengkapnyaGunung Ibu kembali mengalami erupsi pada Kamis (4/7) malam dengan tinggi kolom abu sekitar 3.000 meter di atas puncak.
Baca SelengkapnyaGunung tertinggi di Jawa Timur ini beberapa kali erupsi dengan tinggi letusan hingga 700 meter di atas puncak.
Baca SelengkapnyaKolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang.
Baca SelengkapnyaMasyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki diharapkan mewaspadai potensi banjir lahar hujan
Baca Selengkapnya