PVMBG Sudah Kirim Peringatan Dini Dua Hari Sebelum Gunung Semeru Erupsi
Merdeka.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Batubara (ESDM) telah memantau aktivitas Gunung Semeru sejak 1 Desember 2021, atau empat hari sebelum erupsi. Demikian disampaikan, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani.
"Jadi kejadian awan panas 4 Desember sebetulnya pada kejadian ini sudah dimulai sejak 1 Desember, dan pada hari itu (1 Desember) terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur 1.700 meter dari puncak atau 700 meter dari ujung aliran lava dengan arah luncuran ke tenggara," kata Andiani saat konferensi pers virtual, Minggu (5/12).
Setelah adanya pengamatan itu, kata Andiani, pihaknya telah mengirimkan surat kepada Pemerintah Daerah Lumajang bahkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai early warning atau peringatan dini.
-
Dimana erupsi Gunung Semeru terjadi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Kapan erupsi Gunung Semeru terjadi? 'Terjadi erupsi Gunung Semeru pada Rabu, 19 Juni 2024 pada pukul 05.55 WIB,' kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Liswanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Lumajang, dilansir Antara, Rabu (19/6).
-
Kapan erupsi Semeru terjadi? 'Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl,' kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Dimana lokasi erupsi Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Bagaimana erupsi Gunung Semeru terlihat? Menurutnya, kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya, dan saat laporan tersebut dibuat, erupsi masih berlangsung.
-
Mengapa Semeru erupsi lagi? Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
"Sudah diberitakan dalam wa grup bahkan 2 Desember sudah diimbau agar, sudah berhati-hati," katanya.
"Dan penyampaian evaluasi aktivitas Gunung Semeru setiap 15 hari kita sampaikan kepada stakeholder dan kita sampaikan saat rapat koordinasi dan melakukan press konferens kepada BNPB dan kami juga menjelaskan kepada media," tutup Andiani.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Batubara (ESDM) menetapkan status Gunung Semeru berada pada level dua waspada pasca erupsi pada Sabtu (4/12) kemarin.
Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono menuturkan, dengan status Gunung Semeru yang masih berada di level dua, masyarakat, wisatawan, pengunjung diminta mematuhi seluruh rekomendasi yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM.
Rekomendasi yang wajib dipatuhi selama status Gunung Semeru level dua, yakni warga dilarang beraktivitas pada sekitar radius satu kilometer dari kawah dan Puncak Gunung Semeru dan jarak lima kilometer dari bukaan kawah di sekitar selatan dan tenggara sisi gunung.
"Lalu, mewaspadai awan panas guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Semeru. Terutama, sepanjang aliran besuk kobokan, besuk kembang, kembar dan sepat," ujar Eko Budi saat jumpa pers pada Minggu (5/12) sore.
Selain itu, Eko juga mengimbau agar masyarakat tidak terpancing dengan informasi yang bukan dikeluarkan instansi berwenang, salah satunya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM.
"Kami terus berkoordinasi dengan kementerian atau lembaga, BNPB, Pemda dan instansi terkait lainnya," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) mengalami erupsi yang disertai panas guguran dan hujan abu vulkanik cukup tebal hingga dua kecamatan terpantau gelap gulita di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (4/12) sore.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Semeru memuntahkan letusan disertai Awan Panas Guguran (APG) pada Senin (25/12) sekitar pukul 05.12 WIB.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 137 detik.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru mengalami 28 kali gempa erupsi, 1 kali gempa guguran, 6 kali gempa hembusan, dan tiga kali gempa harmonik.
Baca SelengkapnyaPada Zona Menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal
Baca SelengkapnyaPenting untuk membuat mitigasi bencana gunung meletus yang efektif.
Baca SelengkapnyaDalam 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaKolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Baca SelengkapnyaBanjir lahar dingin Gunung Semeru menerjang Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (18/4) malam.
Baca SelengkapnyaErupsi gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu terekam di seismograf.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur, kembali erupsi pada Kamis dini hari
Baca SelengkapnyaData PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi.
Baca Selengkapnya