Rabies mewabah, depot daging anjing di Bali tetap ramai pembeli
Merdeka.com - Penggemar masakan daging anjing atau yang kental dengan istilah daging RW, saat ini sedang dihantui harap-harap cemas untuk mengonsumsi RW di Bali. Pasalnya, kasus rabies menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat.
Kendati demikian, para penjual masakan RW ini tetap bertahan meski kasus rabies semakin meningkat. Bahkan di beberapa warung yang menyajikan kuliner khusus RW, kini menjual alternatif lain seperti daging Biawak, Bekicot, hingga daging kelelawar.
Dari informasi yang dihimpun wartawan merdeka.com di wilayah metro Denpasar dan Badung, terpantau ada 9 tempat warung makan yang menyajikan masakan khas daging anjing. Namun dari kesembilan tempat ini, hanya tiga lokasi saja yang mencoba menghidangkan masakan lainnya. Salah satunya depot ADA di wilayah Sempidi.
-
Apa yang dimaksud dengan rabies? Rabies adalah infeksi virus yang menyebar melalui gigitan hewan yang telah terifeksi sebelumnya. Virus rabies ini dapat masuk dalam kelompok rhabdovirus.
-
Apa penyebab rabies? Rabies disebabkan oleh virus yang masuk ke tubuh manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies. Jilatan hewan yang terinfeksi ke mulut, mata, atau luka terbuka, juga bisa menjadi cara virus rabies menular dari hewan ke manusia.
-
Bagaimana kucing tertular rabies? Kucing dapat terinfeksi rabies melalui gigitan atau luka gores yang terkontaminasi dengan air liur hewan yang terinfeksi. Virus kemudian masuk ke dalam sistem saraf kucing melalui saraf sensorik yang terhubung dengan daerah yang terinfeksi.
-
Di mana rabies bisa ditemui? Dalam hal ini, rabies bisa ditemui di 150 negara dan di semua benua, kecuali Antartika dan Arktik.
-
Dimana daging anjing dijual? Daging anjing itu disita di tiga lokasi yang berbeda di wilayah Denpasar, pada Rabu (31/7) kemarin.
-
Apa ciri sigung rabies? Sigung yang sakit memiliki ciri-ciri mengalami kesulitan dalam bergerak, mengeluarkan busa dari mulut, bernapas dengan berat, dan menunjukkan agresivitas yang luar biasa.
Menariknya, depot ADA tetap saja ramai dikunjungi pembeli yang gemar mengonsumsi RW ataupun Biawak ini. Padahal, penyakit rabies yang ditularkan melalui binatang anjing ini sudah mewabah di Bali cukup memprihatinkan.
"Pembeli di sini pelanggan tetap di sini. Kalaupun tidak, sudah pasti tahu kualitas dan bibit daging yang kami jual. Tidak sembarangan saya membeli daging anjing, pilihan dagingnya," ungkap Made Suarta, pemilik depot ADA, Rabu (30/9) di Sempidi, Bali.
Made mengatakan kalau dirinya membuka depot masakan RW bukan baru setahun dua tahun. Dia mengaku sudah hampir 40 tahun menyajikan masakan RW dalam porsi penyajian bumbu yang berbeda-beda.
Dalam membeli anjing untuk disajikan, dia mengklaim tidak asal membeli. Ada tempat khusus yang diternakkan khusus untuk kuliner. Bahkan dikatakannya, sudah melalui perawatan sehingga Vaksin dilakukan pada anjing di lokasi pembelian. Namun, Made tidak mau menyebut lokasi tempatnya langganan membeli beberapa ekor anjing untuk dipotong, dengan alasan persaingan dagang.
"Ya sekarang memang sulit menjual masakan RW, sejak adanya kasus Rabies. Karenanya dirinya mengimbangi dengan menyajikan daging biawak," tuturnya.
Dia mengungkapkan sebelum wabah rabies sehari dirinya bisa menghabiskan hampir dua ekor. Bahkan terkadang lebih, namun saat ini sangat sulit. Menurut dia untuk saat ini tidak bisa membeli anjing lantaran di lokasi pembelian belum ada yang siap potong. Menariknya, pemeriksaan dari petugas rutin dilakukan ke depot nya dan itu jauh sebelum ada kasus rabies.
"Sejak saya buka masakan ini, petugas sudah sering kontrol ke depot ini. Apalagi sekarang-sekarang ini," ungkapnya.
Sedikit nyeleneh, dirinya memastikan bahwa kasus kematian dari kasus rabies ini lebih banyak akibat digigit oleh anjing. "Belum ada kasusnya habis makan daging anjing, mati. Kasus yang terjadi justru setelah digigit anjing, mati," sentilnya sambil tersenyum. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bila sudah muncul gejala karena terlambat penanganannya, maka risiko yang terjadi adalah 100 persen meninggal.
Baca SelengkapnyaVirus rabies kembali merebak dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaMenurut Yohanes Sadipun, awalnya korban yang merupakan siswa sekolah dasar itu dicakar anjing rabies bersama dua temannya.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia enam tahun berinisial AN tewas pasca-digigit anjing rabies di Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.
Baca SelengkapnyaDinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi mulai memvaksin hewan-hewan pembawa virus rabies di wilayah pinggiran
Baca SelengkapnyaPada Perda Bali No 5 Tahun 2023, Pasal 28 tertib ternak atau hewan, ayat 1 huruf a disebut setiap orang dilarang mengedarkan dan memperjualbelikan daging anjing
Baca SelengkapnyaHasil tracking Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng tidak ditemukan kasus penularan dari hewan ke manusia yang terjadi di Wonogiri.
Baca SelengkapnyaTiga orang meninggal dunia diduga karena konsumsi ternak sapi yang telah mati sebelum disembelih
Baca SelengkapnyaKeluarga memilih agar korban menjalani rawat jalan sebelum meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilarikan ke RSUD Puri Husada Tembilahan namun nyawanya tidak terselamatkan.
Baca SelengkapnyaSeorang warga Gunungkidul meninggal karena Antraks. Korban sempat dirawat di rumah sakit
Baca Selengkapnya