'Radikalisme dan informasi hoax masalah serius, harus dilawan'
Merdeka.com - Masyarakat diminta tak terpengaruh dengan maraknya radikalisme dan informasi hoax di media sosial. Tulisan-tulisan bermuatan ujaran kebencian dan fitnah dinilai bisa mengancam keutuhan bangsa.
"Radikalisme dan hoax adalah masalah serius. Kita harus melawan mereka karena kalau diam mereka bakal menimbulkan bahaya yang besar bagi keutuhan NKRI," kata Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Maman Imanulhaq, Selasa (17/1).
Untuk melawannya, Maman memberikan strategi. Pertama masyarakat harus menggunakan akal sehat memilah info yang menyebar di media sosial. Rasionalitas dan nurani bersih bisa menghindari penyebaran kebencian terhadap suatu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Apa dampak dari ujaran kebencian di media sosial? Media sosial menjadi salah satu aspek yang ditekankan, karena berpotensi disalahgunakan lewat ujaran kebencian.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Kenapa informasi yang salah berbahaya? 'Sering kali orang terdekat justru memberikan informasi yang tidak terbukti kebenarannya sehingga menghalangi para pejuang kanker payudara mendapatkan pengobatan lanjutan,' jelasnya.
-
Bagaimana media sosial bisa berdampak negatif? Remaja yang menghabiskan waktu berlebihan di media sosial sering kali mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak terlalu aktif di platform tersebut.
Kedua, meningkatkan kapasitas dan komitmen bersama seluruh elemen bangsa untuk melawan kelompok radikal. Ketiga, mendorong masyarakat untuk menyebarluaskan berita positif maupun tulisan kritis terkait isu terkini.
Kemudian, keempat Maman menyarankan agar masyarakat memutus hubungan di media sosial dengan orang yang gemar menyebar kebencian. "Jangan ragu untuk memblok jika kita tidak suka berdebat orang-orang yang seperti itu," tutur anggota Komisi Agama dan Sosial DPR itu.
Kelima, Maman menyadari, penyebar berita hoax memiliki pandangan jika kebohongan dilakukan dengan masif, lama-kelamaan akan dianggap sebagai fakta. Untuk itu, Maman mengimbau masyarakat untuk ikut membantu dalam menyebarkan klarifikasi atas hal tersebut.
Keenam, dia menganjurkan agar masyarakat turut menyebarkan tulisan yang bernilai positif. Selain itu, Maman menilai perlu dibuat grup yang punya pemikiran sama. "Grup tersebut bisa digunakan untuk berdiskusi dan mengecek isu yang tengah viral."
Terakhir, Maman meminta agar masyarakat tidak hanya diam jika mendapati berita fitnah lewat media sosial. Tak tanggung-tanggung Maman menyarankan untuk melaporkan akun provokatif secara massal kepada aparat berwenang.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaKonten negatif berupa berita bohong dan intoleransi dapat merusak keutuhan bangsa.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.
Baca SelengkapnyaBahkan, banyak negara di dunia yang mengalami kekacauan karena tidak bisa menyaring konten hoaks di dunia digital.
Baca SelengkapnyaMenjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaIndonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaPergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca Selengkapnya