Radio Pemberontakan Bung Tomo kini tinggal cerita
Merdeka.com - Zaman kemerdekaan Indonesia, radio memiliki peran sangat penting dalam perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Radio saat itu menjadi alat sumber informasi peristiwa yang terjadi di Indonesia, bahkan di dunia.
Sutomo alias Bung Tomo, pria kelahiran Surabaya 3 Oktober 1920 ini yang mewacanakan kelahiran radio pertama untuk mengabarkan kemerdekaan Indonesia. Sesaat setelah Indonesia merdeka, Bung Tomo mendirikan Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI), dengan cabang yang tersebar di seluruh Tanah Air.
Sebagai ketua BPRI, Bung Tomo selalu menyiarkan pidato-pidato tentang perjuangan melalui siaran radio, yang diberi nama Radio Republik Indonesia (RRI). Melalui RRI, mereka merelai siarannya dari Sabang hingga Merauke.
-
Bagaimana bom itu hilang? Pada tanggal 5 Februari 1958, dua pesawat jet milik Angkatan Udara, bertabrakan. Salah satu pesawat tersebut membawa bom termonuklir Mark 15, karena peristiwa ini kemudian bom tersebut hilang dan belum ditemukan sampai sekarang.
-
Mengapa tembok kota dihancurkan? Namun, seiring berjalannya waktu, tembok kota mulai kehilangan relevansinya pada abad ke-16 hingga ke-17, dan akhirnya sebagian besar tembok tersebut dihancurkan pada abad ke-19 saat kota mengalami ekspansi.
-
Kenapa Toko Nam dihancurkan? Pada tahun 2002, bangunan Toko Nam dirobohkan secara berkala untuk kepentingan pembangunan Tunjungan Plaza 5.
-
Siapa yang menghancurkan benteng? Dilansir Heritage Daily, pada abad ke-7, benteng ini pernah diserang dan dihancurkan oleh prajurit bangsa Skithia (bangsa nomaden yang terkenal biadab dan bar-bar).
-
Kenapa bom itu dibiarkan? 'Saya tidak mengatakan bahwa benda tersebut hilang dalam jangka waktu yang lama karena menurut saya benda tersebut tidak hilang,'
-
Kenapa Stasiun Sedayu dihancurkan? Pada masa Agresi Militer Belanda, para pejuang menghancurkan bangunan Stasiun Sedayu agar tidak dimanfaatkan tentara Belanda.
Namun, sebelum mendirikan RRI, Bung Tomo sempat datang ke Jakarta menemui Menteri Penerangan Amir Sjarifuddin, namun tidak mendapatkan persetujuan. Amir tidak memberikan izin atas usulnya mendirikan stasiun radio khusus.
Bung Tomo merasa kecewa. Di Jakarta, pasukan sekutu datang bersamaan dengan serdadu Belanda pada 30 September 1945. Di saat bersamaan, dia juga masih berstatus sebagai wartawan Antara. Tak hanya itu, dirinya juga menjadi kepala bagian penerangan Pemoeda Repoeblik Indonesia (PRI).
Sebelum kembali ke Surabaya, Bung Tomo mendengar peristiwa perobekan bendera Belanda berwarna merah, putih dan biru di Hotel Yamato. Usai dirobek, para pemuda dengan dukungan dari rakyat kembali menaikkan bendera merah putih, setelah membuang warna biru.
Demi memelihara semangat perlawanan, Bung Tomo tetap nekat mendirikan sebuah Radio sekembalinya dari Jakarta. Radio itu diberi nama Radio Pemberontakan ini mulai mengudara pada 16 Oktober 1945. Awal menyiarkan pesan-pesan perjuangan, stasiun pemancar masih meminjam milik RRI Surabaya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mirisnya bangunan cagar budaya ini dihancurkan untuk pembangunan mall
Baca SelengkapnyaPertempuran Tengaran terjadi pada masa Agresi Militer II, tepatnya sekitar tanggal 25 Mei 1947
Baca SelengkapnyaSetelah melewati pertarungan yang sengit, pada akhirnya Kota Purwokerto berhasil dikuasai Belanda.
Baca SelengkapnyaDini hari tanggal 16 Agustus 1945, para pemuda menculik Sukarno-Hatta. Kedua pemimpin ini dibawa ke Rengasdengklok. Ini kesaksian Fatmawati soal peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaPada dinding-dinding rumah itu masih terdapat lubang-lubang bekas peluru yang ditembakkan pada saat perang meletus.
Baca SelengkapnyaRevolusi Sosial Sumatra Timur kisah kelam pembantaian kesultanan Melayu.
Baca SelengkapnyaHotel Majapahit saksi perjuangan arek-arek Suroboyo mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ini potret terbarunya.
Baca SelengkapnyaBetapa seramnya peristiwa itu, hingga memunculkan duka lantaran sosok heroiknya berakhir tragis. Toha bersama beberapa pasukan kemerdekaan didapati gugur
Baca SelengkapnyaTercatat dalam peristiwa itu, sebanyak kurang lebih 65 orang terbunuh.
Baca Selengkapnya