Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ragam tradisi unik di Bali usai perayaan Nyepi

Ragam tradisi unik di Bali usai perayaan Nyepi Omed-omedan. ©AFP PHOTO/Sonny Tumbelaka

Merdeka.com - Berbagai tradisi maupun ritual dilakukan umat Hindu di Bali usai perayaan Hari Raya Nyepi. Mulai dari bocah, remaja hingga orang tua turut serta dalam kegiatan tersebut.

Tradisi yang dilakukan pun memiliki tujuan luhur. Untuk menjauhkan diri dari malapetaka maupun perangai buruk.

Rangkaian tradisi maupun ritual ini dilakukan sehari setelah Nyepi, dan berakhir beberapa hari setelahnya.

Berikut ulasan merdeka.com:

Tradisi Omed-omedan atau ciuman massal

Tradisi Omed-omedan dilakukan sehari setelah Nyepi. Seperti yang terlihat di Banjar Kaja, Jalan Sesetan, Denpasar, Kamis (10/3). Menjelang sore seluruh muda mudi yang belum menikah sudah bersiap di banjar. Seperti biasa Sekaa Taruna Satya Dharma Kerti wajib melaksanakan tradisi Omed-omedan, yang digelar setiap tahun sehari usai Nyepi.

Dalam tradisi ini, lelaki dan wanita dipisah, mereka lantas berebut berciuman. Hingga selanjutnya disiram atau diguyur air saat dua pasangan ini berpelukan.

Tradisi Omed-omedan diperkirakan telah ada sejak abad ke-17 dan terus berlangsung hingga saat ini. Sekali waktu di masa lalu, tradisi ini pernah ditiadakan. Tiba-tiba di tengah desa muncul dua ekor babi hutan yang saling bertarung.

Masyarakat Desa Sesetan menganggap hal tersebut sebagai pertanda buruk. Melihat pertanda ini, sesepuh desa segera memanggil kembali para muda-mudi untuk berkumpul dan menyelenggarakan Omed-omedan seperti biasa. Setelah kejadian itu, tradisi ini terus diadakan secara rutin sebagai upaya agar desa terhindar dari malapetaka.

Ketua Sekaa Taruna Satya Dharma Kerthi Komang Arya, pelaksanaan kegiatan Omed-omedan melibatkan sekaa teruna teruni atau pemuda-pemudi yang berumur 17 hingga 30 tahun dan belum menikah.

Prosesi Omed-omedan dimulai dengan persembahyangan bersama untuk memohon keselamatan dan kelancaran pelaksanaannya. Usai sembahyang, peserta dibagi dalam dua kelompok; laki-laki dan perempuan.

Kedua kelompok tersebut mengambil posisi saling berhadapan di jalan utama desa. Setelah seorang sesepuh memberikan aba-aba, kedua kelompok saling berhadapan. begitu dekat, mereka akan berciuman beberapa saat hingga ditarik atau disiram air oleh tetua desa untuk melepaskan ciuman.

"Kami berharap agar tradisi ini dapat terus dilestarikan dan generasi muda semakin berkreasi lagi," kata Komang Arya, Kamis (10/3).

Lanjutnya, untuk lebih memeriahkan acara tersebut maka digelar juga pasar rakyat atau yang lebih dikenal dengan peken paiketan Krama Sesetan yang terdiri dari food heritage, home industry atau kerajinan yang diikuti sebanyak 140 stand serta menampilkan beberapa parade seni dan band.

Tradisi Mebuug-buugan atau perang lumpur

Tradisi perang lumpur ini juga dilakukan sehari setelah Nyepi. Seperti yang terlihat di Desa Kedonganan, Denpasar (10/3). Warga berbasah-basahan dan saling melempar lumpur.

Tradisi perang lumpur ini bertujuan menetralkan sifat-sifat buruk yang ada dalam diri manusia.

Tradisi Mebuug-buugan yang mayoritas diikuti oleh kaum laki-laki ini baru kembali digelar, setelah 60 tahun tidak dilakukan.

Ritual Ngerebeg, bocah dan remaja berdandan ala raksasa

Ngerebeg merupakan ritual yang bertujuan untuk mengusir segala sifat setan yang ada dalam diri manusia. Para peserta yang terdiri dari bocah dan remaja berdandan menyerupai wong samar atau raksasa, dan berkeliling kampung. Seperti yang terjadi di Desa Tegalalang, Gianyar Bali.

"Anak-anak mencoba mengekpresikan sebuah keburukan sebagai akibat perbuatan gelap manusia yang terjabarkan dalam Sad Ripu, yakni enam musuh yang ada di dalam diri manusia," ungkap Gusti Mangku Lingsir Duur Bingin, Rabu (16/3).

Dari keyakinan masyarakat setempat, di antara anak-anak itu akan ada kehadiran wong samar. Diyakini pula wong samar merasuki anak-anak, sehingga harus diberlakukan istimewa.

"Hal ini dibuktikan saat disajikan santap siang bersama yang disebut katuran pica, anak-anak ini terus minta nambah, padahal sajiannya sudah melebihi porsi orang dewasa," jelas Mangku Lingsir.

Bendesa Desa Pakraman Tegallalang, I Made Jaya Kusuma menyebutkan dari tampilan anak-anak ini, setidaknya telah mewakili niat kesadaran. Bahwa, anak-anak yang masih diselimuti stabil, akan selalu dibayangi akibat buruk. Gambaran ini secara tidak langsung disosialisasikan dari konvoi keliling desa.

"Start di Pura Duur Bingin, anak-anak yang berjumlah ratusan ini, mengelilingi desa dengan membawa hiasan bunga yang disebut Gerebeg," terangnya.

Tradisi ngerebeg, lanjutnya dilaksanakan secara turun temurun serangkaian upacara di pura setempat. Saat berkeliling desa, peserta dihaturkan sesajen di tiap-tiang pura dan kuburan yang dilewati. (mdk/cob)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Semarak Parade Tarian Ogoh-Ogoh Menjelang Hari Raya Nyepi di Bali
FOTO: Semarak Parade Tarian Ogoh-Ogoh Menjelang Hari Raya Nyepi di Bali

Masyarakat Bali mengadakan parade tarian Ogoh-Ogoh untuk menyambut merayakan Hari Raya Nyepi tahun 2024 pada 11 Maret 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Rahajeng Rahina Nyepi 2024, Semoga Umat Hindu Lancar Laksanakan Catur Brata Penyepian
Jokowi: Rahajeng Rahina Nyepi 2024, Semoga Umat Hindu Lancar Laksanakan Catur Brata Penyepian

Presiden Jokowi mengucapkan Selamat Hari Raya Nyepi 2024 kepada seluruh umat Hindu yang merayakan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Parade Ogoh-Ogoh Menyambut Nyepi hingga Paling Ekstrem Lukat Geni Meriahkan Sejumlah Kota Besar di Indonesia
FOTO: Parade Ogoh-Ogoh Menyambut Nyepi hingga Paling Ekstrem Lukat Geni Meriahkan Sejumlah Kota Besar di Indonesia

Menyambut Hari Raya Nyepi, umat Hindu di sejumlah wilayah Indonesia pada Minggu (10/3/2024) lalu telah melakukan serangkaian ritual.

Baca Selengkapnya
Bukan Hanya Sekedar Tren, Ini Manfaat Dari Tradisi Melukat di Bali
Bukan Hanya Sekedar Tren, Ini Manfaat Dari Tradisi Melukat di Bali

Ketahui manfaat dari tradisi melukat yang kerap diikuti wisatawan saat berlibur ke Pulau Dewata Bali.

Baca Selengkapnya
Jelang Nyepi, Umat Hindu Tengger Turun Gunung Gelar Upacara Melasti di Pantai Watu Pecak Lumajang
Jelang Nyepi, Umat Hindu Tengger Turun Gunung Gelar Upacara Melasti di Pantai Watu Pecak Lumajang

Upacara Melasti pagi ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang masuk ke dalam rangkaian perayaan Nyepi.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kekhusyukan Umat Hindu Bali Jalani Upacara Melasti Jelang Perayaan Nyepi
FOTO: Kekhusyukan Umat Hindu Bali Jalani Upacara Melasti Jelang Perayaan Nyepi

Saat upacara Melasti, segala sesuatu atau sarana sembahyang di Pura dibawa ke laut untuk disucikan.

Baca Selengkapnya
Pindah Rumah, Tradisi yang Kaya Esensi
Pindah Rumah, Tradisi yang Kaya Esensi

Intip serba-serbi pindah rumah yang wajib kamu tahu!

Baca Selengkapnya
Peringati Malam Satu Suro, Begini Keseruan Warga Boyolali Adakan Tradisi Sedekah Merapi
Peringati Malam Satu Suro, Begini Keseruan Warga Boyolali Adakan Tradisi Sedekah Merapi

Tradisi ini digelar sebagai bentuk doa agar terhindar dari bencana dan selalu diberi hasil alam melimpah.

Baca Selengkapnya
Viral Bule Bagikan Pengalaman saat Nyepi di Bali, Banjir Pujian Warganet
Viral Bule Bagikan Pengalaman saat Nyepi di Bali, Banjir Pujian Warganet

Videonya viral dan menuai pujian karena ia bisa menghargai tradisi di Bali.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tulak Bala, Tradisi Khas Masyarakat Pesisir Pantai Barat Aceh
Mengenal Tulak Bala, Tradisi Khas Masyarakat Pesisir Pantai Barat Aceh

Tulak Bala, tradisi menolak bala dari bencana maupun wabah khas masyarakat pesisir Pantai Barat Aceh.

Baca Selengkapnya
Sejarah Rebo Wekasan di Masyarakat Tegal sebagai Tradisi Menolak Malapetaka
Sejarah Rebo Wekasan di Masyarakat Tegal sebagai Tradisi Menolak Malapetaka

Masyarakat Tegal menyakini bahwa pada hari Rabu terakhir pada bulan Safar, akan banyak bencana dan malapetaka yang menghantui.

Baca Selengkapnya
Rayakan Nyepi dengan Mahalini, Ini Potret Rizky Febian Ikut Pengerupukan dan Bermain Gamelan Bali serta Arak Ogoh-ogoh
Rayakan Nyepi dengan Mahalini, Ini Potret Rizky Febian Ikut Pengerupukan dan Bermain Gamelan Bali serta Arak Ogoh-ogoh

Rizky Febian berkesempatan untuk merayakan Nyepi dan tradisi Pengerupukan di Bali bersama Mahalini.

Baca Selengkapnya