Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ragusa, es krim tradisional yang masih eksis sejak tahun 1932

Ragusa, es krim tradisional yang masih eksis sejak tahun 1932 Es Krim Ragusa. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Es krim adalah camilan yang digemari oleh semua kalangan. Camilan yang berbahan dasar susu ini ternyata sudah diperjualbelikan sejak tahun 1932 di Jakarta, yang saat ini terkenal dengan nama es krim Ragusa.

Aroma susu yang kental dan bangunan tua membawa pengunjung ke zaman lampau saat duduk di kedai es krim Ragusa. Mesin pembuat es krim pun terpajang di belakang kedai tersebut, gambar es krim dan foto keluarga Luigi dan Vincenzo pun masih terpajang rapi di kedai tersebut. Rasa es krim klasik di Ragusa jelas berbeda dengan es krim di tempat lain. Semua es krim diproduksi sendiri dengan resep turun-menurun.

Ceritanya, pemilik usaha es krim khas Italia Vincenzo Ragusa dan Luigi Ragusa menghibahkan ladang usahanya yang dibangun sejak zaman Belanda tahun 1932 kepada Sias Mawarni dan suaminya Buntoro Kurniawan (Yo Boen Kong) tahun 1977. Berawal dari ayah Sias yang bertemu dengan dua warga Italia tersebut yang ingin belajar menjahit.

"Mereka awalnya mau belajar jadi tailor atau pembuat baju. Nah setelah belajar bikin baju dan lulus dia ke Bandung, jalan-jalan ke Lembang buat lihat pertenakan sapi. Mereka berdua punya ide susu yang ada di Bandung itu bikin kedai es krim di Bandung," kata Sias Mawarni kepada merdeka.com, Jumat (18/3) kemarin.

es krim ragusa

Es Krim Ragusa ©2016 Merdeka.com

Sias memaparkan, awalnya dua warga Italia tersebut menjual es krim di Jalan Naripan, Bandung. Tak lama kemudian membuka usaha dekat Monas tepatnya di Pasar Gambir.

"Sebulan nggak laku dan akhirnya bangunlah di Jalan Veteran pada tahun 1972 nggak laku juga dan akhirnya diberikan ke suami saya yang bekerja di kedai Ragusa," imbuh Sias saat ditemui di Duta Merlin Plaza, Jakarta, Jumat (18/3).

Sias menceritakan, untuk tetap eksis dalam dunia es krim, dia mengutamakan bahan baku yang berkualitas. Sias membuka rahasia, bahwa bahan dasar es krim terbuat dari susu sapi Australia. "Saya nggak berani jual es krim dari butter, tapi saya hanya mengunggulkan rasa dari susu tersebut," bebernya.

Ibu tiga orang anak ini mengaku tidak ingin kedainya seperti kedai yang lain yang memiliki fasilitas wifi dan pendingin ruangan supaya pelanggan betah berlama-lama di kedai miliknya itu. Dia tetap ingin mempertahankan etnik Italia yang tradisional seperti tahun 1932.

"Saya nggak mau pakai wifi atau pake AC kenapa? Saya ingin Ragusa tetap menjadi kedai es krim yang nuansanya tradisional, walaupun banyak anak muda yang kesana tapi kayaknya mereka nggak pernah ngeluh dan senang saja. Sering juga disebut kedai es krim bercita rasa jadul yang selalu dikenang ," jelasnya.

Es krim Italia yang dibandrol dengan harga mulai Rp 15.000 - Rp 35.000 itu tidak pernah naik dari masa ke masa. Rasanya pun beragam mulai dari coklat, vanila, mocca, strowberi, nougat, durian, rum raisin, banana split, paghetti, Cassata dan Tutti Fruti. Jam buka es krim Ragusa dari jam 09.30 WIB sampai jam 23.00 WIB setiap Senin sampai Minggu.

"Rasa es krim itu tidak pernah diganti dan tidak ada rasa seperti green tea ataupun matcha, es yang rasa seperti itu kan bukan rasa Italia. ya yang rasa Italia seperti ini," ungkapnya.

Sias pun mengaku tak ada resep khusus untuk membuat kedai es krim yang selalu laris manis itu. Dia hanya mempercayakan satu bahan yaitu susu dan kepercayaan kepada pegawainya. Sias pun menjelaskan bahwa di Jalan Veteran kedainya hanya berjualan es krim dan tidak berjualan makanan lantaran kedai yang ditempatinya terlalu sempit.

"Saya di Veteran cuma dagang es krim saja karena memang yang dicari sama orang lain itu ya es krim. Kalau yang lain kayaknya mungkin dia berjualan sendiri saya nggak tau," terangnya.

es krim ragusa

Es Krim Ragusa ©2016 Merdeka.com

Tidak ada pengusaha yang selamanya sukses. Sias pun pernah merasakan pahitnya berbisnis. Kerusuhan 1998 telah membuat bisnisnya hancur lebur dan babak belur. Spontan, Sias dirundung duka dan rugi besar. Tapi ia tak patah semangat. Pasca kerusuhan itu, ia pun melanjutkan ‘puing-puing’ bisnisnya yang masih tersisa.

"Tahun 1998, etnis Tionghoa memang jadi incaran. Semua cabang bisnis saya hangus terbakar, kini hanya tersisa 4 cabang," kata Sias.

Walaupun menghadapi banyak rintangan, Sias bertekat akan terus melanjutkan kedai es krim Italia yang diwariskan kepadanya itu. Tak aneh, jika hingga kini penggemarnya pun terus bertambah. Selain berbisnis, di usianya yang tak lagi muda, Sias masih tetap berkiprah di dunia pendidikan, khususnya dunia tari. Tak jarang, hasil dari bisnisnya, ia gelontorkan untuk membiayai pendidikan yang dikelolanya.

Sias berpesan modal utama dari seorang pebisnis yang ingin dicintai pelanggan dan disayangi pegawai yaitu selalu baik kepada setiap orang.

"Modalnya cukup dengan sikap baik kita pada orang lain. Dan itu yang selalu menjadi prinsip hidup saya. Jika kita berbuat baik pada orang lain maka kita pun akan dibaikin orang. Inilah yang terjadi pada saya. Saya bisa berbisnis karena diberi hibah, gratis," tandasnya. (mdk/war)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mencicipi Es Krim Italia Legendaris di Jakarta Sejak 1932, Jual Menu Unik Spaghetti Es Krim
Mencicipi Es Krim Italia Legendaris di Jakarta Sejak 1932, Jual Menu Unik Spaghetti Es Krim

Ada sejak 1932, es krim di sini disebut-sebut sebagai nenek moyangnya es krim di Jakarta.

Baca Selengkapnya
Awalnya Terbuat dari Salju, Es Krim Jadi Dessert Favorit di Dunia
Awalnya Terbuat dari Salju, Es Krim Jadi Dessert Favorit di Dunia

Es krim mengalami perjalanan panjang hingga jadi dessert favorit saat ini.

Baca Selengkapnya
Berkunjung ke Toko Oen Semarang, Restoran Es Krim Legendaris yang Berdiri Sejak Tahun 1922
Berkunjung ke Toko Oen Semarang, Restoran Es Krim Legendaris yang Berdiri Sejak Tahun 1922

Pada awal berdirinya, Toko Oen berada di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya
Berawal dari Salju, Ini Sejarah Terciptanya Es Krim yang Jarang Diketahui Orang
Berawal dari Salju, Ini Sejarah Terciptanya Es Krim yang Jarang Diketahui Orang

Siapa sangka, es krim di zaman dulu ternyata memiliki pilihan rasa yang sangat terbatas, lho.

Baca Selengkapnya
Fakta Menarik Kuliner Tradisional Es Puter, Bentuk Perlawanan Kaum Pribumi Terhadap Gaya Hidup Penjajah Belanda
Fakta Menarik Kuliner Tradisional Es Puter, Bentuk Perlawanan Kaum Pribumi Terhadap Gaya Hidup Penjajah Belanda

Kini keberadaan kuliner es puter sudah makin langka

Baca Selengkapnya
FOTO: Mencicipi Cita Rasa Jadul nan Klasik ala Toko Roti Gelora Jatinegara
FOTO: Mencicipi Cita Rasa Jadul nan Klasik ala Toko Roti Gelora Jatinegara

Berdiri sejak tahun 1950-an, Toko Roti Gelora menjadi salah satu toko butter cookies dan roti tertua di Jakarta.

Baca Selengkapnya
Mencari Jejak Keberadaan Pabrik Es Krim Milik Belanda di Jogja, Kini Hilang Tak Berbekas
Mencari Jejak Keberadaan Pabrik Es Krim Milik Belanda di Jogja, Kini Hilang Tak Berbekas

Kini hanya satu bangunan yang tersisa. Itupun kondisinya terbengkalai.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Segarnya Es Campur Ko Acia di Sawah Besar, Pakai 12 Macam Isian Sudah Melegenda sejak 1980
Mencicipi Segarnya Es Campur Ko Acia di Sawah Besar, Pakai 12 Macam Isian Sudah Melegenda sejak 1980

Cita rasanya otentik sejak 1980 dengan 12 macam isian.

Baca Selengkapnya
Merasakan Kesegaran Es Murni, Kuliner Legendaris Magelang yang Punya Banyak Varian
Merasakan Kesegaran Es Murni, Kuliner Legendaris Magelang yang Punya Banyak Varian

Setiap pelanggan punya menu favoritnya masing-masing

Baca Selengkapnya
Nostalgia di Toko Kue Lakker yang Legendaris di Bandung, Hadirkan Ragam Jajan Pasar Tradisional Sejak 1986
Nostalgia di Toko Kue Lakker yang Legendaris di Bandung, Hadirkan Ragam Jajan Pasar Tradisional Sejak 1986

Kue jadul di sana ditandai dengan label khusus sebagai bukti resepnya original sejak masa silam.

Baca Selengkapnya
Cerita Bekas Pabrik Kola Peninggalan Belanda di Gang Poseng Pasar Baru, Dulu Warga Bisa Intip Proses Pembuatannya dari Tembok
Cerita Bekas Pabrik Kola Peninggalan Belanda di Gang Poseng Pasar Baru, Dulu Warga Bisa Intip Proses Pembuatannya dari Tembok

Bentuk bangunannya diketahui masih sama dari sejak pertama didirikan pada 1934.

Baca Selengkapnya
Kafe di Lembang Ini Bawa Suasana Bandung Tahun 1800-an, Dulunya Rumah Pengusaha Susu Eropa Paling Sukses
Kafe di Lembang Ini Bawa Suasana Bandung Tahun 1800-an, Dulunya Rumah Pengusaha Susu Eropa Paling Sukses

Berbagai menu lezat dengan latar tempat yang penuh kisah di Piknik Kopi dijamin akan memberi kesan berbeda saat berkunjung ke “lantai dua” Bandung.

Baca Selengkapnya