Rais 'Aam PBNU Ingatkan Nahdliyin Hadapi Abad Kedua NU dengan Mental Kuat
Merdeka.com - Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Miftachul Akhyar mengingatkan bahwa semua warga Nahdlatul Ulama (NU) alias Nahdliyin bersiap memasuki abad kedua NU dengan mental yang kuat. Hal itu disampaikannya saat perayaan Puncak Resepsi 1 Abad Nahdlatul Ulama di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur agar siap untuk memasuki abad kedua NU.
"Kita harus punya hati dan otak dobel, ibarat mobil punya dua gardan yang siap menggerakkan seluruh anggotanya, elemen-elemennya, dan untuk mendapatkan energi kekuatan di dalam memasuki abad kedua ini," tutur Miftah di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2).
Menurut Miftah, Nahdliyin tentu perlu menata mental agar tidak mudah terbawa arus pihak luar atas prinsip yang ditanamkan kuat dalam dirinya. Hal itu menjadi bekal yang harus dimiliki warga NU untuk menjalani babak abad kedua NU.
-
Bagaimana cara NU memperjuangkan umat Islam? Partai ini memperjuangkan kepentingan umat Islam terutama masyarakat Islam yang berada di kelas bawah.
-
Siapa pendiri NU? KH Hasyim Asy'ari merupakan tokoh penting dibalik organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Ia memprakarsai berdirinya NU pada 1926, mendapat julukan Hadratus Syekh (maha guru), sekaligus menjadi Rais Akbar NU pertama.
-
Bagaimana cara NU dan Muhammadiyah menjalankan dakwah? Pola hubungan tersebut mempunyai kesinambungan dengan pola dakwah Nahdlatul Ulama’ yang mengambil wilayah dakwah kultural. Ini menyebabkan arah dan perjuangan dakwah Nahdlatul ulama’ tidak bisa dilepaskan dari proses dan perkembangan budaya dan tradisi yang ada di masyarakat.
-
Siapa pendiri NU dan Muhammadiyah? Nahdlatul Ulama (NU) lahir pada 31 Januari 1926 di Surabaya. NU didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk menampung gagasan keagamaan para ulama tradisional sebagai reaksi atas prestasi ideologi gerakan modernisme Islam yang mengusung gagasan purifikasi puritanisme. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.
-
Apa perbedaan utama NU dan Muhammadiyah? NU merupakan organisasi yang menganut paham Islam Sunni yang mengikuti tradisi keagamaan yang telah ada sejak masa kolonial. Mereka menghargai dan menghormati tradisi-tradisi keagamaan seperti tahlil, doa arwah, dan ziarah kubur. Di sisi lain, Muhammadiyah memiliki pandangan yang lebih puritan dan lebih menekankan pada ibadah yang benar dan tegas dalam kerangka yang sederhana, dengan menekankan pentingnya pemahaman ajaran agama yang murni.
"Janganlah kalian menjadi Imma'ah, kalian berkata jika orang-orang baik, kami pun ikut baik. Dan jika mereka zalim kami pun ikut zalim. Tetapi siapkan diri kalian untuk menerima kebenaran dan kebaikan. Jika orang-orang baik, kalian harus baik, dan jika mereka rusak, kalian jangan menjadi orang zalim," jelasnya mengutip hadist yang diriwayatkan Imam Tirmidzi.
Hadist tersebut, lanjutnya, harus diperhatikan oleh setiap warga NU masa kini agar di abad kedua dapat semakin maju dan menjadi organisasi yang lebih solid.
"Saudaraku, tentu saya yakin para muassis NU hadir di tengah kita, menyaksikan kesanggupan kita untuk menyongsong abad kedua ini. Untuk lebih baik menjadi organisasi yang sistemik, organisasi yang munadzdzam, organisasi yang satu komando," katanya.
Tidak ketinggalan, Miftah berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam acara Puncak Resepsi 1 Abad NU. Dia pun berharap NU di abad yang kedua bisa semakin berkontribusi positif untuk masyarakat.
"Terima kasih semuanya, terutama organisasi-organisasi kemasyarakatan, organisasi keislaman yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu. Terima kasih semuanya. Semoga kita di dalam menjalani 1 abad NU dan titik nol hari ini kita berangkat untuk menyongsong abad yang kedua, semoga diberikan maunah, kesehatan yang prima," Miftah menandaskan.
Reporter: Nanda PerdanaSumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Nahdliyin yang tergabung komunitas Jaringan Nahdliyin Pengawal Khitthah Nahdlatul Ulama (JNPK-NU) prihatin terhadap kisruh PBNU dan PKB.
Baca SelengkapnyaModerasi beragama menjadi solusi untuk bagi anak muda agar tidak terjerumus radikal-terorisme
Baca Selengkapnyawarisan pertama para kiai NU adalah paham keagamaan Ahlussunnah Waljama'ah (Aswaja)
Baca SelengkapnyaNahdlatul Ulama tidak ingin terlibat dalam politik praktis.
Baca SelengkapnyaMengingat adanya perbedaan pandangan politik selama proses Pemilu lalu berpotensi menimbulkan polarisasi
Baca SelengkapnyaDalam pertemuan tersebut, ujar KH Achmad, Abuya Muhtadi memberikan pesan sederhana namun mengandung makna luar biasa dan mendalam.
Baca SelengkapnyaTahun baru Hijriah identik dengan perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah menuju Madinah.
Baca SelengkapnyaPresidium mengapresiasi dukungan pengasuh-pengasuh pondok pesantren di Jateng terhadap Gerakan Penyelamatan Organisasi dan Muktamar Luar Biasa NU.
Baca SelengkapnyaMuktamar Luar Biasa NU direncanakan berlangsung di Cirebon.
Baca SelengkapnyaMiftachul Akhyar juga mengatakan NU akan lebih tegas menjelang pemilu
Baca SelengkapnyaPasalnya, peran masjid sangat vital sebagai pembuktian Muslim yang taat.
Baca SelengkapnyaMasyarakat memiliki ketahanan lebih terhadap narasi kebangkitan khilafah karena lebih percaya organisasi seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Baca Selengkapnya