Rajut Kebhinekaan, Masyarakat Berbagai Ras di Indonesia Tampil di Malam Kebudayaan
Merdeka.com - Sejumlah masyarakat asal Papua, NTT, Sumatera Barat, Jawa Tengah, hingga Aceh dan wilayah lainnya berkumpul di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat. Berkumpulnya mereka untuk memeriahkan acara kebudayaan yang bertema 'Merajut Nusantara'.
Mansar, salah seorang warga asal Biak, Papua merasa sangat senang dengan kegiatan yang dianggap sebagai momen penting. Sebab dengan menjaga keutuhan dan keragaman budaya merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus dijaga.
"Saya datang berharap bisa melihat keragaman kita yang punya. Melihat bukan dari sisi kita tapi yang lain juga budaya lain. Apalagi saya merantau. Kita bisa kenal budaya masyarakat Betawi, Jawa, Kalimantan dan yang lain," kata Mansar di Monas, Jakarta Pusat , Senin (2/9).
-
Dimana Sugiono menimba ilmu di Amerika Serikat? Sugiono sempat menempuh pendidikan di Norwich Military Academy, Amerika Serikat.
-
Bagaimana Sanusi Hardjadinata mendapatkan pemahaman mendalam tentang bangsa? Awal kariernya dimulai sebagai guru di Bandung pada masa pendudukan Jepang. Dari sinilah, ia memperoleh pemahaman mendalam tentang masyarakat, bangsa, dan negara.
-
Dimana Dosma belajar saat pindah ke Jakarta? Menginginkan menjadi seorang artis, Dosma akhirnya pindah ke Jakarta saat masih bersekolah di SMP. Saat itu, ia belajar di salah satu SMP di daerah Tebet.
-
Perubahan apa yang dialami pria tersebut? Hanya berselang dua tahun saja, si pria tampak mengalami perubahan drastis yang membuat publik pangling akan penampilannya.
-
Apa yang dilakukan pria itu? Seorang pria di China utara ditangkap oleh pihak kepolisian setelah ia membuat surat penangkapan palsu untuk dirinya sendiri di media sosial.
-
Siapa yang berjuang untuk pendidikan di Indonesia? Melalui kerja keras dan pengorbanannya, maka ada banyak generasi yang berhasil terlepas dari kebodohan.
Dengan adanya kegiatan tersebut, pria yang sedang mencari ilmu di Jakarta tersebut mengaku wawasannya soal kebangsaan lebih terbuka dan menjadi tambah luas.
"Di Papua seperti ini, budaya di sini seperti ini, itu adalah keragaman yang kita punya," ujarnya.
Mansar mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia, agar tetap menjaga persatuan dan tidak mudah tersulut emosi dengan provokasi yang merugikan. Mansar juga meminta agar lebih bijak dalam menerima informasi.
"Sekarang ini, yang kita perangi adalah hoaks yah, saya berharap kita bijak dalam dalam membaca menerima informasi, kalau tidak jangan asal terima saja to, kita konsultasi dulu. apa ini valid atau tidak. Sebelum kita sebar," tutur dia.
Sementara itu, sejumlah artis bersama masyarakat asal Papua, NTT, Sumatera Barat, Jawa Tengah, hingga Aceh dan wilayah lainnya berkumpul menampilkan berbagai macam kebudayaan.
Edo Kondolangit, salah satu artis yang berasal dari Papua Barat ini mengaku, keragaman budaya yang berada di Indonesia justru bisa menyelesaikan segala sesuatu hal dengan musyawarah. Terlebih, mengaca pada kejadian yang terjadi beberapa waktu lalu di tanah kelahirannya.
"Kita semua tahu lah keadaan Indonesia hari ini masalah kita kemarin di Papua membuat rasa kebersamaan kita kan terganggu, terusik," kata Edo, Jakarta, Senin (2/9).
"Nah kita mau menunjukkan kita tetap bersaudara ada permasalahan mari kita selesaikan baik-baik, cari akar permasalahan. Jangan anarkis, karena anarkis itu tidak akan menyelesaikan masalah. Budaya kita kan budaya musyawarah mufakat, artinya ada masalah kita omonginlah baik-baik. Dan inilah Indonesia beragam kita, itulah kekayaan kita sebagai bangsa Indonesia," sambungnya.
Selain itu, ia mengaku, dengan adanya pertunjukan seni dan budaya ini akan menumbuhkan persaudaraan mulai dari Sabang sampai Marauke dan dari Sumatera hingga Papua. "Inilah kita satu tanah air, marilah kita miliki kebersamaan kita sebagai satu bangsa nusantara," ujarnya.
Artis lainnya yakni Nirina Zubir mengaku senang dengan adanya acara kebudayaan dan seni yang menampilkan seluruh budaya. Karena, ia ingin agar Indonesia bisa hidup damai.
"Mudah-mudahan bisa mewakili bahwa ayo kita cinta damai, ayo kita bersatu. Itu semua karena balik lagi, Indonesia itu indah banget terdiri dari banyak suku tradisi dan segala macam itu yang membuat kita menjadi Indonesia, dari mana pun kita, semua tetap NKRI," ujar Nirina.
Ia pun mengungkapkan, hidup bertoleransi juga sangatlah penting bagi bangsa yang dinilai menjadi bangsa yang besar. Apalagi banyak negara lain yang ingin seperti Indonesia yang memiliki banyaknya keragaman budaya dan seni.
"Kita adalah bangsa yang besar dan ingat bahwa bangsa yang besar itu adalah bangsa yang terdiri dari banyak suku. Untuk kuat menjadi orang Indonesia, kuat menjadi NKRI di situlah kita memperkuat diri dan kepada siapapun bahwa apapun yang kita hadapi saat ini ingat bahwa kita satu dan kita Indonesia," ucapnya.
"Toleransi rasa sayang rasa saling menghormati, itu yang saya rasa sekarang ini perlu kita rasa kembali," tutup Nirina.
Dalam kegiatan tersebut masyarakat Papua terlihat menunjukan tarian asalnya seperti tarian tiup kerang atau dikenal FU Papua, bahkan dalam acara tersebut juga menampilkan tarian dari budaya lainnya seperti Tari Kecak asal Bali, tari Dayak dan Udog, Ratoh Jaro, Tari Rampak Gendang dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan NTT. Selain itu, kesenian Japin Melayu, Pakarena, Gaba gaba Maluku dan Marbona Taon Batak.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wali Kota Bontang mengapresiasi peserta dan panitia karena telah menyajikan ragam budaya di Indonesia dalam prespektif yang berbeda.
Baca SelengkapnyaFestival ini merupakan wadah bagi para pelajar HSE dalam menampilkan kreativitas musikal, instrumen, makanan dan tarian khas negaranya masing-masing.
Baca SelengkapnyaTradisi Ramadan di Indonesia membuat mahasiswa asing UI terkesan.
Baca SelengkapnyaMulai ada karnaval, festival layang-layang Internasional hingga pembentangan bendera Merah Putih terpanjang di Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaMomen mahasiswa kunjungi rumah Panglima perang Suku Dani, Moro Kogoya.
Baca SelengkapnyaToleransi tinggi, mahasiswa ini selalu mengikuti perayaan Buddhis di kampusnya.
Baca SelengkapnyaBanyak diaspora mengenyam pendidikan bahkan bekerja di luar negeri dalam bidang teknologi, industri dan ilmu pengetahuan.
Baca SelengkapnyaSebanyak 300 seniman lintas generasi dari beragam profesi menyemarakkan pertunjukan kolosal bertajuk Pagelaran Sabang Merauke ‘Pahlawan Nusantara’.
Baca SelengkapnyaKirab budaya Hari Kemerdekaan RI di sepanjang area Monas juga diikuti masyarakat hingga warga negara asing .
Baca SelengkapnyaKJRI Hamburg menggelar ‘Silaturahmi Kebangsaan; Merawat Kebhinekaan untuk Persatuan Masyarakat Indonesia di Jerman.
Baca SelengkapnyaRenata berharap, kedatangan BPIP dan MPR yang diwakili Ahmad Basarah bisa menguatkan kembali ideologi Pancasila bagi masyarakat Indonesia di Hamburg
Baca SelengkapnyaSiswa-siswi SMKN 38 Jakarta menggelar pentas seni budaya untuk merayakan Hari Pendidikan Nasional 2024 sekaligus upaya penguatan profil pelajar Pancasila.
Baca Selengkapnya