Rajut Kembali Persatuan, Tokoh Politik Diminta Berhenti Saling Hujat
Merdeka.com - Indonesia terkenal dengan ragam budaya, bahasa, ras, dan agama. Sejak dahulu hingga saat ini masyarakat terbiasa hidup di tengah-tengah kearifan budaya lokal seperti gotong royong dan toleransi dalam menghadapi perbedaan.
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Yusny Saby mengatakan kearifan lokal dapat dijadikan panduan dalam menyelesaikan masalah serta deteksi dini terkait ancaman paham radikal negatif. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai wadah untuk merajut kembali persatuan bangsa usai Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu.
"Ini urusan politik sudah selesai. Politik ini jangan menjadikan kita kebingungan atau kesusahan atau tergoncang karena urusan orang lain. Politik urusan politik," ujar Yusny dalam keterangannya, Minggu (21/7).
-
Bagaimana Bhineka Tunggal Ika terwujud dalam kehidupan bangsa Indonesia? Selain menjadi semboyan dan simbol, Bhineka Tunggal Ika juga menjadi identitas bangsa Indonesia yang plural. Apalagi Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, budaya dan bahasa yang berbeda.Lantas sebenarnya apa arti Bhineka Tunggal Ika dan dari mana sejarah asal usul katanya?
-
Bagaimana cara menjaga keberagaman budaya di Indonesia? Satu di antara cara menjaga keberagaman sosial budaya adalah dengan menerapkan toleransi antarkelompok masyarakat.
-
Apa ciri khas rakyat Indonesia? Bangsa Indonesia memiliki beragam ciri khas yang mencerminkan kekayaan budaya, sejarah, dan geografinya.
-
Bagaimana rakyat Indonesia menjaga persatuan? Dengan keanekaragaman suku dan budaya yang dimiliki, masyarakat Indonesia tetap menjaga persatuan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, sebagai bentuk kesatuan dalam perbedaan.
-
Bagaimana bahasa Indonesia menjembatani perbedaan budaya? Melalui Bahasa Indonesia, masyarakat dapat berdiskusi untuk memahami tentang budaya masing-masing dan menumbuhkan rasa saling menghargai serta menjaga kelestariannya.
-
Bagaimana cara akulturasi budaya terjadi di Indonesia? Proses akulturasi budaya merupakan proses saling memengaruhi antara budaya asing dengan budaya setempat, yang dapat terjadi melalui berbagai faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi proses akulturasi antara lain adalah adanya interaksi antara kedua budaya, migrasi, perdagangan, kolonisasi, dan juga globalisasi.
Ditambah lagi, katanya, kedua calon Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto sudah bertemu sehingga berdampak baik bagi rakyat. "Yang namanya hati yang sebelumnya mendidih itu bisa tenang, yang panas itu juga bisa dingin dan sebagainya," tuturnya.
Diakuinya yang menjadi masalah selama ini adalah contoh keteladanan dari para tokoh-tokoh yang kurang, sehingga menimbulkan gesekan di masyarakat.
"Keteladanan tokoh politik, termasuk tokoh agama kadang-kadang kurang memberi teladan yang baik, teladan mengikat, teladan yang mengesankan kebaikan, kemaslahatan, kedamaian kepada masyarakat. Jadi yang kurang selama ini adalah keteladanan saja, kalau yang lain saya kira tidak ada yang kurang," jelasnya.
Untuk itu, menurutnya, dalam membangkitkan kearifan lokal demi menjaga persatuan bangsa para tokoh-tokoh harus bijak, tidak saling menghujat, mengkritik, apalagi jika berkaitan dengan agama.
"Dengan keteladanan dari para tokoh inilah sebenarnya benteng utama dalam menangkal paham radikal," ujarnya.
Lebih lanjut dirinya memberikan gambaran tentang kearifan lokal sebagai deteksi dini mengantisipasi paham radikal. Menurutnya, ketika ada sedikit perbuatan negatif dilakukan seseorang atau kelompok, maka harus ada orang-orang bijak yang dapat memahami suasana di lingkungan dalam mengambil keputusan dengan tepat.
"Untuk itu kita harus selalu berkomunikasi dengan orang-orang bijak yang dapat memahami suasana itu, karena dialah yang lebih paham, karena tidak semua orang itu paham terhadap suatu masalah," tuturnya.
Menurut Yusny, dari masyarakat sebenarnya banyak hal yang dapat dipetik dari praktik kearifan lokal yang ada di daerahnya. Sekarang ini yang lebih penting mereka itu dapat mengadakan kegiatan-kegiatan bersama.
Lalu yang kedua, lanjutnya, harus ada ceramah, pendidikan dan pengajaran agama, khususnya kepada anak sampai orang dewasa yang dapat membawa ketenangan.
"Ini sengaja diadakan untuk mengingatkan kepada masyarakat sebagai kegiatan masyarakat bahwa kita itu harus saling damai dan selalu mendamaikan," tandas mantan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Aceh ini.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia adalah negara dengan keragaman yang majemuk.
Baca SelengkapnyaPentingnya menghormati kebebasan beragama dan tanggung jawab sosial dalam menjaga kehidupan plural di Indonesia
Baca SelengkapnyaDengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda dan akademisi memiliki porsi yang besar dan peranan penting dalam menjaga sehatnya komunikasi antar-golongan
Baca SelengkapnyaMenag mengingatkan, bangsa Indonesia dibangun oleh berbagai macam ras, suku, budaya, hingga agama.
Baca SelengkapnyaMahfud mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia dengan pelbagai sikap perdamaian.
Baca Selengkapnya"Sesama tetangga tidak saling sapa, tidak boleh. Sesama ibu pengajian tidak saling sapa tidak boleh," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaNilai toleransi memiliki akar yang kuat dari jati diri bangsa Indonesia sehingga masyarakat tidak terpecah.
Baca SelengkapnyaTeguran ini lantaran Teddy tidak menulis lengkap masa jabatan Muhadjir Effendy sebagai Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada naskah pidato Prabowo.
Baca SelengkapnyaPerayaan Idul Fitri di berbagai daerah biasanya dipadukan dengan kebiasaan masyarakat justru menguatkan semangat toleransi.
Baca SelengkapnyaKekaguman ini disampaikan Paus Fransiskus di Istana Negara Jakarta.
Baca SelengkapnyaSetiap individu penting menanamkan rasa toleransi dan saling menghargai warisan budaya bangsa.
Baca Selengkapnya