Rakyat Indonesia tak merasa terinjak pakaian bekas impor dari Korea
Merdeka.com - Baju-baju bekas dari Korea Selatan, Singapura dan Jepang tengah jadi sorotan. Hasil pemeriksaan Kementerian Perdagangan, satu potong baju bekas mengandung 216.000 bakteri berbahaya. Jika tak dicuci dengan khusus, bahaya sakit kulit, diare, hingga sakit kelamin mengintai.
Direktur Jendral Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Agung Kuswandono menyebut impor barang bekas ini menginjak harga diri bangsa. Di negara asalnya sudah jadi sampah, dikirim ke Indonesia, dan diperjualbelikan lagi.
"Baju bekas itu komoditi larangan, sehingga ada pembatasan. Kenapa? Pertama, dia mengganggu industri garmen. Kedua, mengganggu harga diri bangsa. Masa pakai barang bekas orang. Belum lagi masalah kesehatan, apakah barang itu bebas dari kuman," tegasnya.
-
Apa dampak baju bekas impor? Meski memiliki dampak negatif, baik dari segi kesehatan dan perekonomian, aktivitas thrifting masih digemari sebagian masyarakat.
-
Kenapa pakaian bekas jadi sarang penyakit? Kulit manusia secara alami dilapisi oleh jutaan bakteri, jamur, dan virus, yang secara kolektif disebut sebagai mikrobioma kulit. Setiap kali kita mengenakan pakaian, mikroba-mikroba ini berpindah ke serat kain yang kita pakai. Menurut Dr. Primrose Freestone, dilansir dari Science Alert, 'pakaian dapat menjadi reservoir penting bagi banyak penyakit menular.'
-
Ditemukan dimana saja mikroba yang bisa menular lewat baju bekas? Penelitian di Pakistan menemukan keberadaan Bacillus subtilus dan Staphylococcus aureus pada banyak sampel pakaian bekas yang diuji, mikroba ini dapat menyebabkan infeksi serius pada kulit dan darah.
-
Apa aja jenis penyakit yang bisa menular lewat baju bekas? Studi yang dilakukan di beberapa pasar pakaian bekas menunjukkan bahwa mikroba patogen seperti Staphylococcus aureus (penyebab infeksi kulit dan darah), Salmonella, E. coli, serta virus seperti norovirus dan rotavirus dapat hidup pada pakaian yang terkontaminasi.
-
Gimana caranya baju bekas impor masuk ke Indonesia? Baju bekas impor paling banyak diselundupkan dari Malaysia ke wilayah pesisir timur Pulau Sumatera di Selat Malaka. Rute penyelundupan pakaian bekas impor kebanyakan berasal dari Port Klang Malaysia, tetapi asalnya dari negara maju dan 4 musim, yang cenderung selalu berganti model dan jenis baju. Akibatnya banyak baju yang terbuang.
-
Apa aja produk tekstil impor yang Kemendag selidiki? Produk-produk tersebut di antaranya pakaian dan aksesori pakaian, kain, tirai, karpet, benang stapel, filamen benang (yarn), ubin keramik, evaporator kulkas dan pembeku (freezer), baja, kertas, lysine, pelapis keramik, dan plastik kemasan.
Tak cuma Bea dan Cukai yang meradang. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel juga meradang menemukan fakta impor pakaian bekas yang mengandung ribuan bakteri. Menurutnya, ini sebagai pelecehan terhadap martabat bangsa.
Rachmat menuturkan, barang impor yang masuk ke Indonesia didominasi barang konsumsi. Tidak hanya makanan dan minuman, termasuk juga pakaian. Buktinya, dari hasil uji sampe di laboratorium Kementerian Perdagangan, pakaian impor bekas yang masuk Indonesia mengandung ribuan bakteri berbahaya bagi manusia.
"Impor kita itu yang kualitasnya rendah, barang konsumsi itu tinggi sekali. Coba kalau bangsa pasar kita diisi buah-buahan terkontaminasi, pakaian bekas ilegal, barang-barang berkualitas rendah. Yang rugi adalah konsumen. Dampak yang didapat konsumen adalah keselamatan, keamanan, kesehatannya," ucapnya.
Pemerintah boleh marah, namun rupanya warga Indonesia cuek saja dan tak merasa harga dirinya terinjak-injak dengan mengenakan pakaian bekas impor. Kapan lagi dapat kemeja flanel bermerk dengan harga Rp 30.000. Atau jaket jeans asli dengan harga Rp 50.000.
"Kalau sudah dicuci bersih, direndam air mendidih juga tak masalah. Daripada beli ke mal, harganya ratusan ribu. Mending uangnya buat yang lain," kata Bayu, seorang pelanggan baju-baju bekas eks Korea Selatan saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (8/2).
Santi (25) juga tak merasa harga diri bangsa terusik dengan membeli pakaian bekas dari luar negeri. Menurutnya konsumen akan memilih barang yang lebih murah.
"Harga diri bangsa terinjak-injak itu kalau pejabatnya pada korupsi. Soal pakaian bekas ini biasa saja lah. Kalau mau ya dilarang sekalian. Jangan ada yang boleh masuk lewat jalur tikus," kata Santi yang jadi langganan di Pasar Gede Bage Bandung alias Cimol.
Impor baju bekas ini memang ilegal. Namun seolah aparat tak berdaya menangkapi tikus-tikus pelabuhan yang menjadi penguasa impor baju bekas asal negara-negara Asia ini. Apalagi seperti pengakuan Bayu dan Santi, baju bekas ini laku keras di pasaran.
Simak penelusuran merdeka.com soal masuknya jutaan potong baju bekas ini ke Indonesia.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukan hanya berisikan sampah, ternyata juga terdapat ragam baju yang sudah tak diminati oleh pemiliknya.
Baca SelengkapnyaBicara pakaian bekas, Indonesia jadi tempat 'buangan' seperti Nigeria. Kok bisa?
Baca SelengkapnyaSeluruh barang ilegal hasil penindakan Satgas Pengawasan Barang Tertentu yang Diberlakukan Tata Niaga Impor itu, diperkirakan bernilai Rp46.188.205.400.
Baca SelengkapnyaPengolahan sampah di Korea Selatan sudah jauh lebih maju dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru ungkap bahwa kebiasaan thrifting baju bekas bisa menjadi sarana penyebaran penyakit menular.
Baca SelengkapnyaTeten Masduki menyoroti masih maraknya penjualan pakaian bekas impor di pasaran.
Baca SelengkapnyaMendag Budi menyebut keseluruhan kain impor diduga ilegal tersebut berasal dari China.
Baca SelengkapnyaPelaku IKM tekstil sudah kehabisan napas terhadap maraknya impor pakaian bekas (thrifting) yang membanjiri pasar Tanah Air.
Baca SelengkapnyaKarena ada selisih data, membuat kondisi yang mengancam bagi industri tekstil dalam negeri.
Baca SelengkapnyaMendag Zulhas membeberkan hasil tangkapan Satgas Barang Impor Ilegal yang berpotensi merugikan negara Rp18 miliar.
Baca SelengkapnyaPenyidikan kasus dilakukan sejak Januari 2024 hingga Juli 2024. Dengan menetapkan delapan tersangka
Baca Selengkapnya