Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ramadan, Gamelan buatan Sunan Kalijaga berusia 300 tahun dimandikan

Ramadan, Gamelan buatan Sunan Kalijaga berusia 300 tahun dimandikan Gamelan buatan Sunan Kalijaga. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Memasuki bulan suci Ramadan 1437 H, sebanyak 11 perangkat gamelan kuno yang berusia ratusam tahun di Istana Mangkunegaran Solo dijamasi atau dimandikan. Jamasan dilakukan sejak hari Jumat pekan lalu di sisi timur Pendapa Agung istana pecahan Keraton Surakarta tersebut. Sekitar 8 orang abdi dalem membersihkan gamelan dengan air yang merupakan campuran dari bahan batu hijau, bensin, kalsit, asam kawak dan lansol.

Sebelum dimulai proses jamasan, terlebih dahulu dilakukan wilujengan. Selain sesaji dengan membakar kemenyan, juga dipanjatkan doa dan tasyukuran agar proses penjamasan berjalan dengan lancar. Sebuah tumpeng yang berisi nasi kuning lengkap dengan gudangan serta lauk pauk lainnya dibagikan kepada para abdi dalem yang akan melakukan jamasan.

Usai dibersihkan dengan air campuran, gamelan dibilas dengan air kembang setaman yang telah didoakan dan dikeringkan. Sesudah kering, gamelan tersebut dikembalikan ke tempat semula di Pendapa Ageng. Tak hanya gemelan yang dijamas, kain penutup juga dicuci dengan air kembang setaman. Sedangkan tempat gamelan hanya dibersihkan dengan sebuah cairan pembersih dan dilap dengan kain halus.

Orang lain juga bertanya?

Abdi dalem Pariwisata Mangkunegaran, Joko Pramudyo menjelaskan ada 11 perangkat gamelan yang disucikan atau dijamas. Yakni Kyai Kanyut Mesem, Kyai Nogo Liman, Kyai Pamerdasih, Kyai Windu Segoro, Kyai Precet, Kyai Lipur Sari, Kyai Udan Asih, Kyai Udan Arum, Kyai Basworo, Kyai Merdu Sari Suworo, dan Kyai Tombo Eneng. Dari kesebelas gamelan tersebut, jelas Joko, Kyai Kanyut Mesem yang berasal dari Kerajaan Demak, merupakan gamelan tertua atau berusia lebih dari 300 tahun.

"Ini kegiatan yang kami lakukan setiap setahun sekali, setiap Bulan Ramadan, gamelan-gamelan ini dijamasi. Sebagai umat Islam kita harus mensucikan diri agar semuanya kembali fitrah. Jadi tidak hanya kita, tapi juga benda-benda yang ada disekitar kita. Kalau untuk gamelan, sesudah bersih, tentu juga kita perbaiki, kalau ada tali yang putus atau kendor. Jadi saat akan dipergunakan nanti sudah bersih, sudah siap dan tidak rewel lagi," ujar Joko kepada wartawan, Senin (11/6).

Ia menambahkan, jamasan juga dimaksudkan untuk memperbaiki gamelan agar tidak kehilangan suara aslinya. Pasalnya gamelan di Istana Mangkunegaran merupakan benda kuno atau benda cagar budaya yang telah berusia ratusan tahun. Jika tidak dirawat dengan hati-hati, akan mudah berkarat dan kehilangan suara aslinya. Pada saat dilakukan jamasan, lanjut Joko, gamelan tidak boleh ditabuh atau dibunyikan.

"Selama proses jamasan para abdi dalem juga tidak diperbolehkan berpuasa, biar mereka memiliki tenaga dan kuat membersihkan gamelan sampai selesai," katanya.

Lebih lanjut Joko menjelaskan, semua gamelan yang dijamas tersebut selama ini masih ditabuh saat ada upacara adat atau keperluan lainnya. Kyai Kanyut Mesem yang merupakan buatan Sunan Kalijaga misalnya, dulu selalu ditabuh pada Rabu pagi, untuk megiringi latihan tarian. Namun karena kondisinya sudah terlalu tua dan dikhawatirkan rusak, istana menggantinya dengan Gamelan Kyai Lipur Sari, yang lebih muda.

"Gamelan Kyai Kanyut Mesem sekarang hanya ditabuh bilamana ada upacara-upacara adat saja," jelasnya.

Joko menambahakan, setelah selesai rangkaian penjamasan, gamelan kembali ditata sesuai tempat dan namanya. Tak hanya itu, nada gamelan juga disusun sesuai larasnya masing-masing. Tugas tersebut diserahkan kepada seorang ahli gamelan atau Peniti, yang mengerti betul seluk beluk dan nada atau laras setiap gamelan.

"Ada peniti yang akan mencocokkan larasnya. Penempatan gamelan tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, keliru sedikit saja akan ketahuan. Kalau untuk Kyai Kanyut Mesem dan Kyai Lipur Sari itu larasnya slendro pelog," pungkas Joko. (mdk/rhm)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Fakta Unik Siraman Gong Sekaten, Prosesi Memandikan Gamelan Berusia 600 Tahun di Keraton Kanoman Cirebon
Fakta Unik Siraman Gong Sekaten, Prosesi Memandikan Gamelan Berusia 600 Tahun di Keraton Kanoman Cirebon

Warga sekitar berebut air cucian dari gamelan tersebut.

Baca Selengkapnya
Mengenal Ngalungsur Geni, Tradisi Pembersihan Benda Pusaka di Kabupaten Garut
Mengenal Ngalungsur Geni, Tradisi Pembersihan Benda Pusaka di Kabupaten Garut

Ngalungsur Geni, tradisi turun-temurun pembersihan benda pusaka di Kabupaten Garut.

Baca Selengkapnya
FOTO: Mengintip Tradisi Ngarumat Pusaka Saat Peringatan Maulid Nabi Muhammad
FOTO: Mengintip Tradisi Ngarumat Pusaka Saat Peringatan Maulid Nabi Muhammad

Tradisi turun-temurun ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi warga Batukarut dan Lebakwangi yang berada di luar kota.

Baca Selengkapnya
FOTO: Melihat Lebih Dekat Tradisi Jamasan Pusaka Jelang Hari Jadi Kabupaten Trenggalek
FOTO: Melihat Lebih Dekat Tradisi Jamasan Pusaka Jelang Hari Jadi Kabupaten Trenggalek

Selain untuk melestarikan tradisi, jamasan pusaka ini dilkukan untuk memperkenalkan nilai budaya leluhur kepada generasi masa sekarang.

Baca Selengkapnya
Intip Keunikan Gamelan Kodok Ngorek Peninggalan Sunan Kalijaga di Cirebon, Hanya Dibunyikan saat Musim Kemarau
Intip Keunikan Gamelan Kodok Ngorek Peninggalan Sunan Kalijaga di Cirebon, Hanya Dibunyikan saat Musim Kemarau

Biasanya, Sunan Kalijaga membunyikan ini saat masuk musim kemarau yang berkepanjangan.

Baca Selengkapnya
Momen Penyucian Keris Pusaka Kerajaan Karangasem, Dicuci Pakai Air Kelapa hingga Air Laut
Momen Penyucian Keris Pusaka Kerajaan Karangasem, Dicuci Pakai Air Kelapa hingga Air Laut

Menyucikan keris pusaka hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu.

Baca Selengkapnya
Mengenal Jamasan Jimat Kalisalak, Ritual Tahunan Warisan Nenek Moyang Masyarakat Banyumas
Mengenal Jamasan Jimat Kalisalak, Ritual Tahunan Warisan Nenek Moyang Masyarakat Banyumas

Ritual itu diharapkan bisa menjadi festival budaya yang mengundang lebih banyak wisatawan

Baca Selengkapnya
Sambut Ramadan dengan
Sambut Ramadan dengan "Perang Air", Ini Makna di Balik Tradisi Gebyuran Bustaman di Semarang

Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1743 dan diwariskan secara turun-temurun.

Baca Selengkapnya
Memahami Arti dari Prosesi Jamasan Keris, Penuh Simbol dan Nilai Filosofi
Memahami Arti dari Prosesi Jamasan Keris, Penuh Simbol dan Nilai Filosofi

Selama ini, jamasan pusaka selalu dikaitkan dengan hal-hal metafisik.

Baca Selengkapnya
FOTO: Mengintip Ritual Memandikan Patung Dewa di Wihara Bahtera Bhakti Ancol
FOTO: Mengintip Ritual Memandikan Patung Dewa di Wihara Bahtera Bhakti Ancol

Kegiatan ini menjadi simbol penyucian diri umat Tri Dharma guna menghapus segala keburukan hati dan pikiran serta kembali suci.

Baca Selengkapnya
Mengenal Balimau Kasai, Tradisi Bersuci Sambut Hari Ramadan Khas Masyarakat Kampar Riau
Mengenal Balimau Kasai, Tradisi Bersuci Sambut Hari Ramadan Khas Masyarakat Kampar Riau

Dalam menyambut bulan Ramadan, setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing yang unik dan penuh makna.

Baca Selengkapnya
Mengenal Bekasem, Olahan Ikan di Dalam Gentong Ala Keraton di Cirebon
Mengenal Bekasem, Olahan Ikan di Dalam Gentong Ala Keraton di Cirebon

Bekasem terus dilestarikan selama bertahun-tahun, dan menjadi salah satu sajian menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW di Cirebon.

Baca Selengkapnya