Ramalan Jayabaya & Samurai Jepang pembela kemerdekaan Indonesia
Merdeka.com - Sakari Ono takjub merasakan kesegaran air kelapa yang membasahi tenggorokannya. Inilah pertama kalinya anggota Batalyon 153 Angkatan Darat Kekaisaran Jepang itu merasakan air kelapa muda.
Ono muda begitu terkesan dengan keramahan penduduk di Cilacap, Jawa Tengah. Walau tak banyak interaksi dan terbatas kendala bahasa, Ono merasa disambut baik di Pulau Jawa.
Ono kemudian mengerti masyarakat begitu mempercayai ramalan Jayabaya. Akan ada orang-orang kate berkulit kuning yang akan melepaskan pendudukan Indonesia dari kekejaman bangsa kulit putih. Mereka percaya orang kate itulah para Tentara Jepang.
-
Mengapa Jepang menyerang Indonesia? Jepang menilai bahwa keberadaan negara sekutu akan menghambat ekspansinya di kawasan Asia.
-
Siapa yang menjadi sasaran kekerasan seksual oleh tentara Jepang? Ada tipe-tipe soal Jugun Ianfu, mulai dari peran wanita yang dipaksa untuk memuaskan hasrat para militer dan sipil Jepang.
-
Siapa yang berlibur di Jepang? Inilah momen Dian Pelangi yang berfoto mengenakan kimono saat berlibur di Jepang bersama Sandy Nasution dan putri tercintanya, Maika Rumaisha Al-Aqsa Nasution, yang akrab disapa Rumi.
-
Siapa pemimpin pasukan Jepang di Indonesia? Pasukan Jepang yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Hitoshi Imamura berhasil menggantikan kekuasaan Belanda setelah melakukan invasi yang cepat dan efektif.
-
Siapa yang berlibur ke Jepang? Luna Maya dan Maxime Bouttier berlibur bersama ke Jepang.
-
Mengapa Kaisar Jepang terlihat senang? “Dan saya melihat Kaisar sangat senang, impresif melihat dan mengikuti dengan sangat senang,“ ujar Ganjar dikutip dari Jatengprov.go.id.
Selama bertugas di Indonesia, Ono lebih banyak kecewa melihat sikap para tentara Jepang lain. Apalagi masa 1943 sampai awal 1945 di mana tidak ada perang di Jawa.
"Mereka hanya pergi untuk minum-minum dan bersenang-senang dengan wanita penghibur. Saya sangat kecewa melihat mereka," kenang Ono dalam buku hariannya.
Kisah hidup Ono kemudian dituliskan menjadi buku oleh Eiichi Hayashi. Di Indonesia buku ini berjudul Mereka Yang Terlupakan, Memoar Rahmat Shigeru Ono. Diterbitkan Ombak tahun 2011.
15 Agustus adalah titik balik dari hidup Ono. Dia dan pasukan Jepang lainnya mendengarkan pidato kaisar Jepang yang mengumumkan kekalahan Jepang atas negara sekutu. Pidato yang terdengar kurang jelas, mengakibatkan semua pasukan Jepang bingung menentukan sikap. Ada yang mengira kaisar menyuruh menyerah, ada juga yang menerjemahkan kaisar meminta mereka lebih semangat berperang.
Tak lama kemudian Inggris sebagai pemenang perang mendarat di Pulau Jawa. Mereka bertugas melucuti tentara Jepang dan mengembalikan mereka ke negara asal. Ikut membonceng Inggris adalah tentara Belanda.
Sakari Ono punya pendapat sendiri. Menurutnya tentara Jepang tak boleh menyerah walau Jepang sudah kalah. Dulu mereka diperintahkan kaisar merebut Jepang dari Belanda. Kini mereka juga harus membantu rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaannya yang kembali akan dirampas Belanda.
"Saya teringat akan janji Jepang untuk memerdekakan Indonesia," tulis Ono emosi dalam buku hariannya.
Maka Ono dan dua kawannya akhirnya lari dari kesatuan militer Jepang. Mereka berusaha menghindari patroli tentara Inggris di Bandung. Lewat petualangan yang mendebarkan, keduanya bisa bergabung dengan pasukan Republik Indonesia.
Oleh komandan polisi militer, mereka disuruh mengganti seragam Jepang dengan sarung dan kopiah. Ono merasa lucu memakai sarung dan kopiah yang tidak pernah dia pakai sebelumnya.
"Selanjutnya kami diberi nama Indonesia. Saya diberi nama Rahmat, teman saya Tetsuo Katano diberi nama Karman. Shunichi Takigami dipanggil Adam," kenang Ono.
Ono pun mengubah namanya menjadi Shigeru. Sehingga para veteran Jepang mengenalnya sebagai Rahmat Shigeru Ono.
Rahmat Ono mengenang banyak Tentara Jepang yang ikut bergabung dengan RI. Lucunya wajah mereka sering diolesi lumpur biar tak terlalu putih. Sambutan dari warga Indonesia sangat baik.
"Saya dan teman-teman Jepang merasa terharu dan merasa sangat dihargai," kenang Ono.
Ono juga mengirimkan potongan rambutnya pada keluarga di Jepang bersama pesan untuk orang tuanya. Tak perlu dicari, karena Sakari Ono sudah tewas di Indonesia.
"Papi melakukannya biar keluarga di Jepang tak khawatir. Kalau sudah meninggal kan lama-lama lupa. Tapi kalau masih hidup dan malah berjuang di Indonesia nanti malah khawatir," kata Erlik Ono, putri Rahmat Ono saat ditemui merdeka.com di Malang pekan lalu.
Rahmat Shigeru Ono kemudian berjuang bersama para pemuda. Dia melatih mereka dan memimpin gerilyawan Indonesia berperang melawan Belanda. Dalam sebuah insiden, Rahmat Ono kehilangan tangan kirinya sebatas siku.
Rahmat Ono pun menemukan jodohnya di Malang. Dia menikahi gadis desa bernama Darkasih. Pernikahannya membuahkan 9 orang anak. Dia pun kemudian memeluk agama Islam.
"Papi selalu merasa rumahnya di Indonesia. Dia beberapa kali ke Jepang menemui saudara-saudaranya setelah Indonesia merdeka. Tapi dia memilih menetap di Malang. Papi bilang keluarga saya di sini," kenang Erlik.
Rahmat Ono adalah tentara Jepang terakhir yang memihak Republik Indonesia. Samurai terakhir ini tutup usia Senin (25/8) lalu di Malang. Di tengah keluarga dan tanah air yang dicintainya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.
Baca SelengkapnyaDenny JA sendiri menyelami dilema moral yang dihadapi Bung Karno
Baca SelengkapnyaStrategi ini pada akhirnya menjadi senjata makan tuan bagi pejuang revolusi
Baca SelengkapnyaProses masuknya Jepang ke Indonesia berawal pada masa Perang Dunia II pada tahun 1942.
Baca SelengkapnyaBambu runcing adalah simbol perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaJugun Ianfu banyak direkrut dari luar Jepang sehingga sulit berkomunikasi dan tidak mengerti bahasa Jepang.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, Presiden pertama RI, Sukarno memanfaatkan pekerja seks komersial untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia?
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan para pejuang tanah air pada masa revolusi yang tertangkap oleh tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaWanita-wanita ini disebut Karayuki-san. Mereka dipekerjakan di rumah-rumah bordil yang tersebar di Sumatera dan Jawa.
Baca SelengkapnyaPenjajahan Jepang tak kalah kejam dari Belanda. Parahnya, pekerja Romusha sampai dijadikan kelinci percobaan vaksin mematikan.
Baca SelengkapnyaDia menyebut jika Indonesia kembali merana. Namun bukan karena penjajahan, melainkan 'Dinasti Kurawa'.
Baca SelengkapnyaOrnamen di pasar malam ini kental akan nuansa Jepang. Lalu ada juga klinik kesehatan.
Baca Selengkapnya