Rapat Kerja di DPR, Komnas KIPI Jelaskan 2 Kasus Meninggal Usai Vaksinasi AstraZeneca
Merdeka.com - Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari membeberkan 2 kasus fatal atau serius KIPI lainnya yang diduga akibat vaksin AstraZeneca selain Trio. Kedua kasus lainnya terjadi di Jakarta dan di Ambon.
"Kasus kedua, seorang ojek online usianya 60, tahun tapi belakangan ini dikoreksi menjadi 57 tahun dan kemudian satu lagi di Ambon, usianya 45 tahun," kata Hindra saat rapat kerja bersama DPR Komisi IX, Kamis (20/5).
Hindra kemudian menceritakan lebih detil terkait kronologi meninggalnya pria asal Ambon dan Jakarta itu.
-
Kapan pria itu meninggal dunia? Sejak kejadian tersebut, ia terus positif mengidap virus corona selama 613 hari hingga kematiannya pada Oktober tahun lalu.
-
Kapan pria itu meninggal? Peneliti menduga pria tersebut memiliki tinggi 1,9 meter, meninggal sekitar abad ke-15 atau awal abad ke-16 ketika wilayah tersebut masih menjadi satu dengan Denmark dan Norwegia.
-
Bagaimana ilmuwan ini meninggal? Meskipun penyebab pastinya tidak dapat dipastikan, dugaan kuat adalah bahwa kandung kemihnya pecah. Pengabaian untuk buang air kecil selama waktu yang lama diyakini telah menyebabkan tekanan tidak biasa pada kandung kemihnya yang kemudian mengakibatkan pecahnya organ tersebut.
-
Di mana almarhum meninggal? Kabar duka datang dari Mekkah, Arab Saudi.
-
Siapa yang menginformasikan kejadian tersebut? Dari informasi yang dibagikan oleh sang adik, Olivia Zalianty, Marcella mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika sedang menjalani latihan untuk pementasan Malahayati.
-
Siapa yang meninggal? Seperti dilaporkan, komika Babe Cabita meninggal dunia pada Selasa (9/4/2024) di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, akibat penyakit Anemia Aplastik yang dideritanya.
Pertama, terkait meninggalnya lansia yang bekerja sebagai ojek online di Jakarta itu, kata Hindra, lansia tersebut tidak melewati seluruh tahapan proses skrining sebelum divaksin. Setelah diwawancara, dia langsung disuntik vaksin.
"Dia datang ke tempat pelayanan vaksinasi di Jakarta. Diwawancara (riwayat penyakit), namun setelah itu, tidak diperiksa. Di Faskes pos vaksinasi itu tidak diperiksa, tapi langsung divaksin," kata Hindra.
Keesokan harinya, lansia tersebut mendatangi Puskesmas terdekat dan mengeluhkan sesak napas. Sebenarnya, kata Hindra, berdasarkan pengakuan lansia itu, dia sudah mengalami sesak napas sehari sebelum disuntik vaksin. Namun, saat diwawancara dalam proses skrining, lansia tersebut tidak jujur.
Hasil pemeriksaan Puskesmas pun menunjukkan bahwa lansia tersebut mengidap penyakit radang paru-paru.
"Dia bilang di Puskesmas bahwa sehari sebelum divaksin sudah sesak napas, tapi pas di tempat vaksinasi, dia tidak bilang bahwa dia sesak (napas)," ungkapnya.
"Diperiksa di Puskesmas, di-rontgent dan ternyata betul radang paru, dia harus diinkubasi, tapi menolak. Lalu makin berat kondisinya dan harus dirujuk tapi tidak ada tempat (rujukan)," katanya.
Lansia itu, kata Hindra, sempat menolak untuk diinkubasi. Sedangkan, kondisinya semakin parah. Pihak Puskesmas terus berusaha untuk membujuknya agar mau diinkubasi. Beberapa hari kemudian, lansia itu baru bersedia untuk diinkubasi, namun sayangnya, sudah tidak ada tempat rujukan. Pada akhirnya, lansia tersebut meninggal dunia. Untuk itu, Hindra menegaskan bahwa lansia itu meninggal dunia bukan karena vaksin, namun karena mengidap radang paru.
"Waktu lansia itu mau (diinkubasi), tempatnya sudah penuh, akhirnya meninggal 4-5 hari kemudian. Jadi dia meninggal bukan gara-gara vaksin tapi dia radang paru," katanya.
"Karena tidak terdeteksi penyakitnya, lalu dia sesak dan tidak dapat pengobatan, tidak bisa dirujuk, serta menolak tindakan. Tentu saja kalau daya tubuh kurang baik, dia meninggal," tegasnya.
Sementara itu, Hindra juga mengatakan bahwa kasus di Ambon tidak disebabkan karena menerima vaksin AstraZeneca. Namun kata Hindra, karena terinfeksi Covid-19 sebelum disuntik vaksin. Diketahui bahwa sebelumnya diberitakan Komandan Brimob Polda Maluku, Iptu Lourens Tenine meninggal dunia setelah 5 hari disuntik vaksin AstraZeneca.
"Dia disuntik vaksin, besoknya demam, batuk, pilek kemudian semakin berat. setelah diperiksa ternyata positif Covid-19. Jadi dia terpapar Covid-19 sebelum divaksin. Gejalanya berat, akhirnya meninggal karena virus Corona," kata Hindra.
Diketahui, sebelumnya Polri juga sudah menyampaikan bahwa Iptu Lourens meninggal dunia bukan karena vaksin Covid-19, namun karena sudah terinfeksi virus Corona.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bambang menghembuskan napas terakhir saat berada di Makassar, Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaDua orang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan menyatakan terkait kabar meninggalnya simpatisan yang sedang ikut berkampanye akbar di JIS akan disampaikannya dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaNamun, belum dipastikan secara pasti kapan Prabowo akan mengunjungi rumah Bambang yang berada di kawasan Bangka, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaOrang kepercayaan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ini berada di Kota Makassar untuk melakukan kunjungan kerja Komisi I DPR RI selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaKarena kondisi terus memburuk, kata Umi, Advent kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKedokteran Forensik Biddokkes Polda Riau menemukan JD tewas akibat intoksikasi zat met-amphetamine yang dikonsumsi.
Baca SelengkapnyaRizal Ramli meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pada pukul 19.30 WIB.
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaMujib mendapat kabar rekannya itu dilarikan ke IGD Rumah Sakit YK Madira Palembang.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca Selengkapnya