Rapid Test Pengunjung Reaktif Covid-19, Pemeriksaan ke Puncak Bogor Diperketat
Merdeka.com - Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengevaluasi dan sejumlah persiapan terkait maraknya warga dari luar kota itu yang mulai memadati kawasan Puncak, Cipanas untuk berlibur. Terlebih pada akhir pekan karena hasil rapid test yang dilakukan beberapa waktu lalu tercatat 11 orang dinyatakan reaktif Covid-19.
"Ini harus segera dievaluasi karena sejak sebulan terakhir Cianjur nol kasus Covid-19. Namun, hasil 'rapid test' di kawasan Puncak bersama dinas terkait dari Provinsi Jabar, terdapat 11 orang pendatang yang hasilnya reaktif," kata Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Cianjur dr Yusman Faisal saat dihubungi Senin (22/6), di Cianjur.
Atas kondisi tersebut, kata dia, Gugus Tugas akan terus memperketat pemeriksaan di perbatasan tepatnya di Kawasan Puncak-Cipanas, karena sejak sepekan terakhir jumlah pendatang yang hendak berlibur terus meningkat, meskipun tempat wisata di kawasan tersebut sebenarnya masih tutup.
-
Apa saja tempat wisata di Puncak? Puncak menawarkan udara sejuk, pemandangan alam yang indah, dan berbagai macam aktivitas yang bisa dinikmati bersama keluarga atau teman.
-
Apa yang terjadi di Puncak? Viral di media sosial kemacetan horor terjadi kembali di kawasan wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, saat libur panjang akhir pekan.
-
Siapa yang liburan ke puncak? Baru-baru ini, Rabiunahar Rizta Ramdhan, yang akrab disapa Eby, membagikan foto dirinya saat berlibur ke puncak.
-
Kenapa banyak orang berkunjung ke wisata Puncak Bogor ini? Banyak wisatawan mengaku rasa kangen terhadap keseruan masa kecil terobati saat berkunjung ke sini.
-
Kapan Puncak 2 ramai pengunjung? Namun tak menyurutkan antusiasme warga berlibur bersama keluarga
Ia menjelaskan sekitar 300 orang menjalani "rapid test" yang dilakukan di kawasan Segar Alam-Puncak Pass, Kecamatan Cipanas. Sebagian besar merupakan pendatang yang hendak menghabiskan liburan di wilayah Cianjur yang saat ini masih masuk dalam zona kuning Covid-19.
Untuk menjaga status tersebut tetap aman, pihaknya bersama Forkompimda Cianjur segera melakukan evaluasi terkait kelonggaran bagi pendatang yang keluar masuk wilayah tersebut, karena dapat menularkan virus corona jenis baru yang mematikan itu, yang dibawa dari daerah asalnya masing-masing.
Sehingga penyebaran virus berbahaya akan rentan terjadi jika penyekatan dan pemeriksaan terhadap pendatang yang akan masuk ke wilayah Cianjur tidak diperketat."Informasi yang kami dapat dari 300 orang yang menjalani tes cepat, 11 orang diantaranya merupakan reaktif Covid-19," katanya.
Ia mengatakan hal tersebut harus diwaspadai karena ke-11 orang tersebut merupakan warga dari luar Cianjur, dengan tujuan berwisata ke Cianjur, meskipun hingga saat ini belum ada satu pun tempat wisata yang buka, namun keberadaan mereka rentan menularkan virus berbahaya.
"Ke-11 orang tersebut berdasarkan data merupakan warga Bogor dan Jakarta, mereka langsung dikembalikan petugas ke daerahnya masing-masing. Ini akan menjadi ancaman bagi Cianjur, jika pendatang dapat keluar masuk Cianjur secara bebas," katanya.
Pihaknya melakukan evaluasi untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, terutama bagi pendatang yang masuk dalam kategori orang tanpa gejala (OTG). Bahkan pengetatan pemeriksaan di wilayah perbatasan akan terus ditingkatkan hingga batas waktu yang belum dapat ditentukan.
"Tentunya pemeriksaan di perbatasan Puncak akan tetap ditingkatkan, bahkan diperketat dengan melakukan tes cepat dan tes usap (swab) karena jangan sampai Cianjur yang sudah zona kuning, masuk lagi dalam zona merah akibat maraknya OTG yang masuk dengan mudah ke wilayah Cianjur, yang saat ini dinilai aman dari Covid-19," kata Yusman Faisal. Dikutip Antara.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lonjakan kunjungan hotel sudah terlihat sejak hari pertama libur, yaitu Sabtu (14/9).
Baca SelengkapnyaTernyata tak hanya jalur kawasan Puncak Bogor saja yang mengalami kemacetan. Sejumlah jalur pendakian di berbagai daerah turut menarik minat ribuan wisatawan.
Baca SelengkapnyaPukul 18.00 Wib, lalu lintas di dari dan ke arah Puncak akan ditutup karena di ruas itu akan diterapkan kebijakan car free night atau malam bebas kendaraan.
Baca SelengkapnyaPolisi telah menerapkan rekayasa one way menuju Jakarta untuk mengurai kemacetan sejak pagi tadi.
Baca SelengkapnyaKasatlantas Polres Cianjur AKP Anjar Maulana memprediksi volume kendaraan akan terus meningkat hingga Senin petang,
Baca SelengkapnyaAntrean panjang kendaraan juga terlihat di sejumlah jalur alternatif yang terdapat di sepanjang jalur Cipanas.
Baca SelengkapnyaDari 150 ribu kendaraan yang ada di jalur wisata Puncak selama Minggu (15/9), saat ini sudah terkuras sebagian, dan menyisakan sekitar 80 ribu kendaraan.
Baca SelengkapnyaDalam kemacetan tersebut, dikabarkan satu orang wisatawan asal Bambu Apus, Jakarta Timur berinisial NM (56) meninggal dunia
Baca SelengkapnyaPenutupan jalur Puncak via akses keluar pintu Tol Gadog ditandai spanduk imbauan berisi informasi pengalihan arus selama malam Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya kasus cacar monyet atau MPOX di sejumlah negara, BBKK Soekarno-Hatta bersama Angkasa Pura meningkatkan pengawasan penumpang dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara.
Baca SelengkapnyaPolisi menerapkan pemeriksaan ganjil genap (gage) sebelum memasuki Jalur Puncak.
Baca Selengkapnya